Sabtu, 27 Juni 2015

Makalah reliabilitas



Makalah Kelompok

RELIABILITAS
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisiska
OLEH :
KELOMPOK V
MUH. IKSAN                               (A1C3 13 086)
WA RASIA                                   (A1C3 13 088)
ARDIANSAH                               (A1C3 13 092)
ZOE TRIANI.S                             (A1C3 13 094)
MIRNAWATI                              (A1C3 13 096)
AHMAT SUKUR ATO               (A1C3 13 098)
JEFRI GANEFO                          (A1C3 13 100)
IKRAM                                         (A1C3 13 104)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015


KATA PENGANTAR


Bismilah 2
 


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Reliabilitas” tepat pada waktunya. Dalam Makalah ini akan dijelaskan beberapa sub pokok mengenai judul di atas secara rinci dan jelas.
Dan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya  kepada  semua  pihak  yang  telah  banyak  membantu  dalam  pembuatan makalah  ini.. Dalam penyajian makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penghimpunan makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini..


                                                                        Kendari,          Maret  2015

                                                                        Penulis




DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................        i
KATA PENGANTAR .............................................................................        ii
DAFTAR ISI .............................................................................................        iii

BAB I     PENDAHULUAN.....................................................................        1
A. Latar Belakang.........................................................................        1
B. Rumusan Masalah....................................................................        2
C. Tujuan Penulisan......................................................................        2

BAB II   PEMBAHASAN.........................................................................        3
A.      Reliabilitas...............................................................................        3
B.      Macam – macam Reliabilitas...................................................        4
C.       Faktor-faktor yang mempengaruhi Realibilitas........................      12
D.      Analisis Reliabilitas dari Tes Hasil Belajar Siswa...................        14

BAB III PENUTUP...................................................................................        16
A.    Kesimpulan.............................................................................        16
B.     Saran.......................................................................................        17

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
          Reliabilitas sebetulnya merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat dikatakan merupakan sifat dari insrumen juga reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasnya dinyatakan dengan bentuk angka 0 (0) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu instrumen memiliki tingakat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah.
          Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-mata brupa dua pilihan, reliabel atau kah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang berjenjang dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas tingkat paling tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya keajegan mutlak tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun
.
Karena pentinganya reliabilitas dalam evaluasi maka pemakalah mencoba akan mengambil judul reliabilitas



B.       Rumusan Masalah
                 Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan reliabilitas ?
2.      Macam-macam reliabilitas ?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi reliabilitas ?
4.      Bagaimana Analisis Reliabilitas dari Tes Hasil Belajar Siswa ?

C.      Tujuan Penulisan
                 Tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui apa itu reliabilitas.
2.      Dapat mengetahui acam-macam reliabilitas.
3.      Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas.
4.      Dapat mengtahui analisis reliabilitas dari tes hasil belajar siswa.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Reliabilitas
          Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat di percaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.
          Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu  tes mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai di suatu tempat sekolah, ketika dilakukan tes tersebut.
          Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu tes soal. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
           Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan. Seorang dikatakan dapat di percaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu. Dalam sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
B.       Macam –macam Reliabilitas
          Ada beberapa tipe reliabilitas tes sering digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing realibilitas mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Adapu macam-macam reliabilitas tes evaluasi adalah
1.      Reliabilitas ulang uji
          Teknik ulang uji (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 167) adalah teknik memerkirakan tingkat reliabilitas tes dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes yang sama kepada peserta didik yang sama pula. Hasil tes pertama dan kedua kemudian dikorelasikan. Jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh cukup tinggi, hasil pengukuran tes yang diujicobakan itu dinyatakan reabilitasnya tinggi.
2.      Reliabilitas rumus Kuder-Richardson 20 dan 21
          Pengujian reliabilitas tes dengan memergunakan rumus kuder-richardson 20 dan 21(Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia berbasisi kometensi, 2012:169) dilakukan dengan membandingkan skor butir-butir tes. Jika butir-butir tes itu menunjukkan tingginya tingkat kesesuaian (degree of agreement), kita dapat menyimpulkan bahwa hasil pengukuran tes itu konsisten

3.      Reliabilitas Alpha Cronbach
          Reliabilitas Alpha Cronbach,  (Burhan Nurgiyantoro, 2012:171) diterapkan pada tes yang mempunyai nilai skor berskala dan dikhotomis sekaligus. Artinya, prosedur uji reliabilitas ini diterpakan pada hasil pengukuran yang berjenjang, misalnya: 1-4, 1-5, 1-6, atau yang lain bergantung maksud penyusunannya. Namun, jika dikehendaki, prosedur reliabilitas ini pun dapat diterapkan pada hasil pengukuran tes yang bersifat dikhotomis sebagimana halnya rumus reliabilitas K-R di atas, karena pada dasarnya keduanya sama, yaitu merupakan koevisisen reliabilitas komposit untuk semua butir tes.
4.      Reliabilitas Bentuk Paralel
          Teknik butir pararel (Burhan Nurgiyantoro, 2012:172) dilakukan terhadap adanya dua perangkat tes yang bersifat pararel. Kedua perangkat tes itu dimaksudkan untuk mengukur tujuan atau kompetensi yang sama, dengan jumlah butir, susunan dan tingkat kesulitan yang kurang lebih sama. Jadi, dua perangkat tes yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang sama. Untuk menguji reliabilitas hasil pengukuran tes, kedua perangkat tes tersebut diujicobakan kepada sejumlah subjek yang sma, kemudian hasilnya dikorelasikan. Tinggi rendahnya koefisien korelasi akan mencerminkan reliabilitas hasil pengukuran kedua peangkat tes itu.



5.      Reliabilitas dengan tes-retes
          Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu kewaktu. Tes-rtes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat dari kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waku tertentu adalah sam ahasilnya, ketika siswa tersebut dites lagai dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut, seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur.
            Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan prediktor misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah-ubah secara signifikan saat diberikan kepada responden. Penentuan pemakaian reliabilitas tes retes, juga tepat ketika bentuk tes alternatif lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawabannya, jika item-item yang ada banyk mengandung sejarah, dibandingkan bentuk jawaban item ilmu pengetahuan aljabar misalnya.
          Reliabilitas tes-retas dapat dilakukan dengan cara seperti berikut
a)      Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
b)      Setelah selang waktu tertentu, misalnya 1 minggu atau 2 minggu, lakukan kembali tes yang sama denga kelompok yang sama tersebut.
c)      Kolerasikan hasil kedua tes tersebut
Jika hasil koefisien kolerasi menunjukkan tinggi, berarti reliabilitas tes adalah bagus. Sebaliknya, jika kolerasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.
Tes-retes juga mempunyai beberapa permasalahan. Diantaranya adalaha faktor waktu jeda atau tenggang yang diambil, ketika dilakukan tes pertama dan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes sehingga tes yang kedua dapat dipastikan lebih baik, karena faktor retensi atau sisa-sisa hafalan yang terjadi pada subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku yang mengikuti tes mungkin bertambah karena dua kemungkinan, yaitu faktor maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar dari para subjek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifisial dan rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dan tes kedua diberikan kepada subjek pelaku pilot studi, Gay (1983:118) memberikan reverensi bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu, selisi waktu pemberian tes melalui tes retes diantara 1 atau 2 minggu.

6.      Reliabilitas bentuk ekivalensi
          Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak diukur reliabilitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, seetiap substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyia petunjuk, cara penskoran, dan interpretasi yang sama.
          Dari kedua kondisi yang direncanakan secara ekivalen diatas, idealnya jika suatu kelompok mengambil dua tes tersubut maka rerata skor maupun variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes yang diambil mestinya sama. Jika dikehendaki sebenarnya, kita dapat memilih, mengambil sampel, dan item yang berbeda dari ranah tingkah laku sama. Yang perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal apakah pemberian skor tergantung item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang dapat digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan ranah yang setaraf, maka penggambaran tersebut mestinya benar.
          Reliabilitas ekivalen, pada umumnya juga menggambarkan bentuk konsistensi alternatif, yang dapat menunjukkan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes lainnya. Akan tetaoi, yang juga yang perlu diingat ialah bahwa pengambilan tes reliabilitas ekivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sei pertama, sehingga mereka dapat menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk alternatif tes tersedia, yang perlu diketahui dari kedua tes adalah berapa reliabilitas ekivalensi. Hal ini perlu diyakinan kembali, agar terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengaruhin oleh cara mengadministrasi tes tersebut.
          Implikasi dari analisis diatasialah, bahwa seringkali terjadi sebuah tes evaluasi diberikan lebih dari satu kali pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai pretes dan selang waktu tertentu diberikan untuk yang kedua kalinya sebagai postes. Hal lain yang juga perlu diketahui adalah bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sma dengan menggunakan tes sama.
          Mengenai peryataan bagaimana proses melakukan tes reabilitas secara ekivalen ? berikut ini akan ditunjukkan beberapa langkah yang perlu diambil oleh soerang mahasiswa peneliti. Lanhkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut
a)      Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.
b)      Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
c)      Administrasi hasilnya secara baik.
d)     Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kelinya dalam kelompok tersebut.
e)      Kolerasikan kedua hasil set skor.
          Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik. Sebaliknya, jika ternyata keofisien rendah maka reliabilitas ekivalen tes adalah rendah. Reliabilitas ekivalem merupakan salah satu bentuk yang dapat diterima dan umum dipakai penelitian terutama penelitian pendidikan. Yang perlu diketahui juga bagi para peneliti adalah bahwa tes ekivelen mempunyai kelemahan yaitu membuah dua buah tes yag secara esensial ekivalen addalah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran.
7.      Reliabilitas dengan belah dua
          Reliabilitas belah dua ini termaksud reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud dengan konsistensi  internal ialah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam tiap item tes evaluasi. Reliabilitas belah dua ini pelaksanaannya hanya memerlikan waktu satu kali. Ada beberapa kemungkinan dalam cara ini. Termaksud perbedaan kondisi tes yang terjadi, ketika menggunakan metode tes-retes dapat dihilangkan. Reliabilitas belah dua juga tepat digunakan, ketika tes evaluasi yang ada terlalu panjang.
            Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan uruta seperti berikut
a)      Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat pada subjek sasaran
b)      Bila tes yang ada menjadi dua dasar jumlah item yang paling umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dan genap pada kelompok tersebut.
c)      Hitung skor subjekpada kedua belah kelompok penerimaitem genap dan item ganjil.
d)     Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula kolerasi yang relevan dengan teknik pengukuran.
Jika hasil kofisien kolerasi tinggi maka maka tes mempunyai parlu diingat bahwa dari analisis belah dua diatas, hasil kolerasi yang muncul baru separuh. Sebenarnya apa yang kita kerjakan adalah menciptakan secara artifisial dua macam kelompok ekivalen dan menghitung bentuk reliabilitas ekivalensi yang direncanakan terjadi dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, analisis diatas dapat dikatakan sebagai reliabilitas atau konsistensi internal. Dikarenakan reliabilitas yang digambarkan baru sebagian dari  tes sebenarnya, Maka formula koreksi perludigunakan untuk meningkatkan ketetapanperhitungan tingkat konsistensi. Formula koreksi yang digunakan adalah kolerasi

Sperman-Brown, seperti berikut
      Rtotal tes =


C.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas
          Banyak faktor mempengaruhi reliabilitas, beberapa faktor dberkaitan dengan tes itu sendiri, siswa yang mengikuti ujian, lingkungan dimana ujian itu diselenggarakan, administrassi tes dan prossedur pensekoran. Faktor-faktor tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proseddur pengembangan tes, pemakain tes, dan analisis informasi tes.
          Pertimabangan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realiabilitas tes ini buakn saja membantu guru dalam menasirkan kofisien reliabilitass tes standar searalebih baik,melainkan juga membantu kita      didalam merumuskan tes yang lebih reliable. Beberapa faktor yang dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:
1.       Panjang Tes (length of test)
          Kemunginan cara paling rasional untuk meningkatkan reliabilitas adalah menambah jumlah butiran soal.penambahan butiran soal akan memperbaiki sampel ranah perilaku yang diujikan, perbaikan sampel ranah perilaku itu akan menghasilkan validitas lebih tinggi dan mengurangi           faktor kebetulan seperti tekanan.
          Walaupun sampel perilaku itu banyak dan dapat menjaddikan butir soal semakn banyak pula,namun perlu diperhatiakan adalah butiran soal itu jangan terlalau banyak sehinnga waktu yang disediakan untuk ujian tidak cukup untuk siswa yang mengerjakannya. Pendeknya, semakin banyak butir soal yang ada pada suatu tes maka semakin baik sampel perilaku yang diukur didalam tes tersebut.
2.       Sebaran skor (spread of scores)
          Metode korelasi untuk mmengestimasi reliabilitas memerlukan sebaran sekor. Jika sebaran sekor itu sempit, maka koefisien reliabilitas akan menjadi randah.begitu pula jika sebaran skor itu luas, maka koefisien reliabiltas akan menjadi tinggi.
          Sebaran skor yang diperoleh siswa pada suatu tes adalah tergantung pada tingkat kesulitan butir soal yang disajikan dan           kemampuan siswa dalam mengerjakan soal.
3.      Keobjektivan skor (score objectivity)
          Tes objektif merupakan tes yang mampu mengurangi subjektivitas penskoran, artinya: setiap orang yang menskor hassil tes akan menemukan skor yang sama pada siswa yang sama. Untuk meningkatkan objektivitas, proses pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan mengurangi pengaruh guru dalam menskor hassil ujian siswa.
5.      Kesulitan Tes
          Tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk tes yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul pada posisi atas, misalnya 9 atau 10. Untuk tes yang terlalu sulit, slor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung sebaliknya, atau rendah. Dua gejala tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan diantara individu adalah kecil  dan cenderung tidak relevan
D.      Analisis Reliabilitas dari Tes Hasil Belajar Siswa
Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Secara rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:
1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.
2) Semakin lama waktu tes, semakin ajek.
3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan.
4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan.
5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan.
6) Ketidaktepatan pemberian skor.
7) Menjawab besar soal dengan cara menebak.
8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan.
9) Pengalaman peserta ujlan.
10) Salah penafsiran terhadap butir soal.
11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.
12) Kesiapan mental peserta ujian.
13) Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes.
14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.
15) Mencontek dalam mengerjakan tes.
16) Kondisi fisik peserta ujian.


v Reliabilitas Instrumen Tes (soal bentuk pilihan ganda)
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder- Richardson 20 (KR-20) seperti berikut ini.
KR-20 =
yang mana:
n : banyak soal
p : proporsi yang menjawab benar
q : proporsi yang menjawab salah
s : varians
v Reliabilitas instrumen tes (soal bentuk essay)
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk uraian digunakan rumus Cronbach Alpha (CA) seperti berikut ini.
CA =
yang mana:
n          : banyak butir soal
ΣSi2      : jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
St2        : varians total





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
          Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada makalh ini adalah sebagai berikut :
1.      Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu tes soal. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).
2.      Macam-macam Reliabilitas terdiri dari  Reliabilitas dengan tes-retes, Reliabilitas bentuk ekivalensi, dan Reliabilitas dengan belah dua.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas Panjang Tes (length of test), Sebaran skor (spread of scores) dan Keobjektivan skor (score objectivity).
4.      Reliabilitas dari Tes Hasil Belajar Siswa dapat dianalisis dengan 2 rumus yaitu Kuder- Richardson 20 (KR-20) untuk soal bentuk pilihan ganda dan rumus Cronbach Alpha (CA) untuk soal bentuk uraian (essay).




B.       Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan terkait dengan makalah ini adalah Untuk lebih memahami ulasan tentang Reliabilitas tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan teori yang bersumber dari literatur dan beberapa media lainnya, namun sangat diperlukan juga suatu penelitian agar manfaat serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat benar-benar diketahui dan dimengerti.



















DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukardi. 2008: Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Sudaryono. 2012. Dasar –Dasar Evaluasi Pembelajaran. Tenggerang. Graha Ilmu.
Mulyasa, M. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil   Tes. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

1 komentar: