Makalah
Kelompok
RELIABILITAS
Mata
Kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisiska
OLEH :
KELOMPOK V
MUH. IKSAN (A1C3
13 086)
WA RASIA (A1C3 13 088)
ARDIANSAH (A1C3 13 092)
ZOE TRIANI.S (A1C3
13 094)
MIRNAWATI (A1C3 13 096)
AHMAT SUKUR ATO (A1C3 13 098)
JEFRI GANEFO (A1C3 13 100)
IKRAM (A1C3 13 104)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Reliabilitas”
tepat pada waktunya. Dalam Makalah ini akan
dijelaskan beberapa sub pokok mengenai judul di atas secara rinci dan jelas.
Dan
penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak
yang telah banyak
membantu dalam pembuatan makalah ini.. Dalam
penyajian makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penghimpunan makalah. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini..
Kendari,
Maret
2015
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar
Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A.
Reliabilitas............................................................................... 3
B.
Macam – macam Reliabilitas................................................... 4
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Realibilitas........................ 12
D.
Analisis Reliabilitas dari Tes Hasil Belajar Siswa................... 14
BAB III
PENUTUP................................................................................... 16
A.
Kesimpulan............................................................................. 16
B.
Saran....................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Reliabilitas sebetulnya merupakan sifat yang ada pada data atau skor
yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat
dikatakan merupakan sifat dari insrumen juga reliabilitas bukanlah bersifat
dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasnya dinyatakan dengan bentuk
angka 0 (0) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat kiranya kalau dipertanyakan
apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau tidak, akan tetapi
tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu instrumen memiliki tingakat
reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah.
Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-mata brupa dua pilihan, reliabel atau kah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang berjenjang dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas tingkat paling tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya keajegan mutlak tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun.
Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-mata brupa dua pilihan, reliabel atau kah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang berjenjang dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas tingkat paling tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya keajegan mutlak tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun.
Karena pentinganya
reliabilitas dalam evaluasi maka pemakalah mencoba akan mengambil judul
reliabilitas
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan reliabilitas ?
2. Macam-macam
reliabilitas ?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi reliabilitas ?
4. Bagaimana
Analisis Reliabilitas dari Tes Hasil Belajar Siswa ?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai pada
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui apa itu reliabilitas.
2. Dapat
mengetahui acam-macam reliabilitas.
3. Dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas.
4. Dapat
mengtahui analisis reliabilitas dari tes hasil belajar siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia
di ambil dari reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable
yang artinya dapat di percaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan
“reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.
Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga
dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen
evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini
berarti semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa
dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai di suatu
tempat sekolah, ketika dilakukan tes tersebut.
Reliabilitas soal merupakan ukuran
yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu tes soal. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Walaupun
reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Dari beberapa pengertian di atas jadi
reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan. Seorang dikatakan
dapat di percaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah
pembicaraannya dari waktu ke waktu. Dalam sebuah tes pentingnya diamati
keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
B.
Macam –macam Reliabilitas
Ada beberapa tipe reliabilitas tes
sering digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing realibilitas
mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Adapu macam-macam reliabilitas tes
evaluasi adalah
1.
Reliabilitas ulang uji
Teknik ulang uji
(Burhan Nurgiyantoro, 2012: 167) adalah teknik memerkirakan tingkat
reliabilitas tes dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes
yang sama kepada peserta didik yang sama pula. Hasil tes pertama dan kedua
kemudian dikorelasikan. Jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh cukup
tinggi, hasil pengukuran tes yang diujicobakan itu dinyatakan reabilitasnya
tinggi.
2.
Reliabilitas rumus Kuder-Richardson 20 dan 21
Pengujian
reliabilitas tes dengan memergunakan rumus kuder-richardson 20 dan 21(Penilaian
pembelajaran bahasa Indonesia berbasisi kometensi, 2012:169) dilakukan dengan
membandingkan skor butir-butir tes. Jika butir-butir tes itu menunjukkan tingginya
tingkat kesesuaian (degree of agreement), kita dapat menyimpulkan bahwa hasil
pengukuran tes itu konsisten
3.
Reliabilitas Alpha Cronbach
Reliabilitas Alpha
Cronbach, (Burhan Nurgiyantoro, 2012:171) diterapkan pada tes yang
mempunyai nilai skor berskala dan dikhotomis sekaligus. Artinya, prosedur uji
reliabilitas ini diterpakan pada hasil pengukuran yang berjenjang, misalnya:
1-4, 1-5, 1-6, atau yang lain bergantung maksud penyusunannya. Namun, jika
dikehendaki, prosedur reliabilitas ini pun dapat diterapkan pada hasil
pengukuran tes yang bersifat dikhotomis sebagimana halnya rumus reliabilitas
K-R di atas, karena pada dasarnya keduanya sama, yaitu merupakan koevisisen
reliabilitas komposit untuk semua butir tes.
4.
Reliabilitas Bentuk Paralel
Teknik butir pararel (Burhan
Nurgiyantoro, 2012:172) dilakukan terhadap adanya dua perangkat tes yang
bersifat pararel. Kedua perangkat tes itu dimaksudkan untuk mengukur tujuan
atau kompetensi yang sama, dengan jumlah butir, susunan dan tingkat kesulitan
yang kurang lebih sama. Jadi, dua perangkat tes yang dibuat berdasarkan
spesifikasi yang sama. Untuk menguji reliabilitas hasil pengukuran tes, kedua
perangkat tes tersebut diujicobakan kepada sejumlah subjek yang sma, kemudian
hasilnya dikorelasikan. Tinggi rendahnya koefisien korelasi akan mencerminkan
reliabilitas hasil pengukuran kedua peangkat tes itu.
5.
Reliabilitas dengan tes-retes
Reliabilitas tes-retes tidak lain
adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu
kewaktu. Tes-rtes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan
satu tes evaluasi yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat dari
kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan
bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waku tertentu adalah sam ahasilnya,
ketika siswa tersebut dites lagai dengan tes yang sama. Dengan melakukan
tes-retes tersebut, seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi
suatu tes mengukur apa yang ingin diukur.
Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya
ketika digunakan untuk menentukan prediktor misalnya tes kemampuan. Tes
kemampuan tidak akan bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu
berubah-ubah secara signifikan saat diberikan kepada responden. Penentuan
pemakaian reliabilitas tes retes, juga tepat ketika bentuk tes alternatif
lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil tes kedua
kalinya tidak ingat atas jawabannya, jika item-item yang ada banyk mengandung
sejarah, dibandingkan bentuk jawaban item ilmu pengetahuan aljabar misalnya.
Reliabilitas tes-retas dapat
dilakukan dengan cara seperti berikut
a)
Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai
dengan rencana.
b)
Setelah selang waktu tertentu, misalnya 1 minggu atau 2
minggu, lakukan kembali tes yang sama denga kelompok yang sama tersebut.
c)
Kolerasikan hasil kedua tes tersebut
Jika hasil koefisien kolerasi
menunjukkan tinggi, berarti reliabilitas tes adalah bagus. Sebaliknya, jika
kolerasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.
Tes-retes juga mempunyai beberapa
permasalahan. Diantaranya adalaha faktor waktu jeda atau tenggang yang diambil,
ketika dilakukan tes pertama dan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek,
mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes sehingga tes
yang kedua dapat dipastikan lebih baik, karena faktor retensi atau sisa-sisa
hafalan yang terjadi pada subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang,
kemampuan para pelaku yang mengikuti tes mungkin bertambah karena dua
kemungkinan, yaitu faktor maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari
faktor belajar dari para subjek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan
konsistensi tes cenderung artifisial dan rendah. Mengenai interval waktu yang
baik antara tes pertama dan tes kedua diberikan kepada subjek pelaku pilot
studi, Gay (1983:118) memberikan reverensi bahwa satu hari terlalu pendek,
sebaliknya satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu, selisi waktu pemberian
tes melalui tes retes diantara 1 atau 2 minggu.
6.
Reliabilitas bentuk ekivalensi
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen,
maka tes evaluasi yang hendak diukur reliabilitasnya dibuat identik dengan tes
acuan. Setiap tampilannya, seetiap substansi item yang ada, dapat berbeda.
Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama. Karakteristik yang
dimaksud misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama,
struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyia petunjuk, cara
penskoran, dan interpretasi yang sama.
Dari kedua kondisi yang direncanakan
secara ekivalen diatas, idealnya jika suatu kelompok mengambil dua tes tersubut
maka rerata skor maupun variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes yang
diambil mestinya sama. Jika dikehendaki sebenarnya, kita dapat memilih,
mengambil sampel, dan item yang berbeda dari ranah tingkah laku sama. Yang
perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal apakah pemberian skor tergantung
item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang dapat digeneralisasi pada
lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan ranah yang
setaraf, maka penggambaran tersebut mestinya benar.
Reliabilitas ekivalen, pada umumnya
juga menggambarkan bentuk konsistensi alternatif, yang dapat menunjukkan
variasi skor yang terjadi dari bentuk tes lainnya. Akan tetaoi, yang juga yang
perlu diingat ialah bahwa pengambilan tes reliabilitas ekivalen ini akan dapat
mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang
dibuat dalam sei pertama, sehingga mereka dapat menjawab kembali tes yang
kedua. Ketika dua bentuk alternatif tes tersedia, yang perlu diketahui dari
kedua tes adalah berapa reliabilitas ekivalensi. Hal ini perlu diyakinan
kembali, agar terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengaruhin oleh cara
mengadministrasi tes tersebut.
Implikasi dari analisis diatasialah,
bahwa seringkali terjadi sebuah tes evaluasi diberikan lebih dari satu kali
pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai pretes dan selang
waktu tertentu diberikan untuk yang kedua kalinya sebagai postes. Hal lain yang
juga perlu diketahui adalah bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan
intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sma dengan menggunakan
tes sama.
Mengenai peryataan bagaimana proses
melakukan tes reabilitas secara ekivalen ? berikut ini akan ditunjukkan
beberapa langkah yang perlu diambil oleh soerang mahasiswa peneliti.
Lanhkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut
a)
Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.
b)
Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
c)
Administrasi hasilnya secara baik.
d)
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang
kedua kelinya dalam kelompok tersebut.
e)
Kolerasikan kedua hasil set skor.
Jika hasil koefisien ekivalen tinggi,
berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik. Sebaliknya, jika ternyata
keofisien rendah maka reliabilitas ekivalen tes adalah rendah. Reliabilitas
ekivalem merupakan salah satu bentuk yang dapat diterima dan umum dipakai
penelitian terutama penelitian pendidikan. Yang perlu diketahui juga bagi para
peneliti adalah bahwa tes ekivelen mempunyai kelemahan yaitu membuah dua buah
tes yag secara esensial ekivalen addalah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi
kesalahan pengukuran.
7.
Reliabilitas dengan belah dua
Reliabilitas belah dua ini termaksud
reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud dengan
konsistensi internal ialah salah satu
tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam tiap item tes evaluasi.
Reliabilitas belah dua ini pelaksanaannya hanya memerlikan waktu satu kali. Ada
beberapa kemungkinan dalam cara ini. Termaksud perbedaan kondisi tes yang
terjadi, ketika menggunakan metode tes-retes dapat dihilangkan. Reliabilitas
belah dua juga tepat digunakan, ketika tes evaluasi yang ada terlalu panjang.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada
dasarnya dapat dilakukan dengan uruta seperti berikut
a)
Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat pada subjek
sasaran
b)
Bila tes yang ada menjadi dua dasar jumlah item yang paling
umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dan genap pada kelompok tersebut.
c)
Hitung skor subjekpada kedua belah kelompok penerimaitem
genap dan item ganjil.
d)
Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula
kolerasi yang relevan dengan teknik pengukuran.
Jika hasil kofisien kolerasi tinggi
maka maka tes mempunyai parlu diingat bahwa dari analisis belah dua diatas,
hasil kolerasi yang muncul baru separuh. Sebenarnya apa yang kita kerjakan
adalah menciptakan secara artifisial dua macam kelompok ekivalen dan menghitung
bentuk reliabilitas ekivalensi yang direncanakan terjadi dalam waktu yang sama.
Oleh karena itu, analisis diatas dapat dikatakan sebagai reliabilitas atau
konsistensi internal. Dikarenakan reliabilitas yang digambarkan baru sebagian
dari tes sebenarnya, Maka formula
koreksi perludigunakan untuk meningkatkan ketetapanperhitungan tingkat
konsistensi. Formula koreksi yang digunakan adalah kolerasi
Sperman-Brown, seperti berikut
Rtotal tes =
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Reliabilitas
Banyak faktor
mempengaruhi reliabilitas, beberapa faktor
dberkaitan dengan tes itu sendiri, siswa yang
mengikuti ujian, lingkungan dimana ujian itu diselenggarakan, administrassi
tes dan prossedur pensekoran. Faktor-faktor tersebut akan
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proseddur pengembangan tes,
pemakain tes,
dan
analisis informasi tes.
Pertimabangan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realiabilitas tes ini
buakn saja membantu guru dalam menasirkan kofisien reliabilitass tes standar searalebih baik,melainkan
juga membantu kita didalam
merumuskan tes yang lebih reliable. Beberapa
faktor
yang dimaksud secara ringkas
dijelaskan sebagai berikut:
1. Panjang Tes (length of test)
Kemunginan
cara paling rasional untuk meningkatkan reliabilitas adalah menambah jumlah
butiran soal.penambahan butiran soal akan memperbaiki sampel ranah perilaku
yang diujikan, perbaikan sampel ranah perilaku itu akan menghasilkan validitas lebih tinggi
dan mengurangi faktor
kebetulan seperti tekanan.
Walaupun
sampel perilaku itu banyak dan dapat menjaddikan butir soal semakn banyak
pula,namun perlu diperhatiakan adalah butiran soal itu jangan terlalau banyak
sehinnga waktu yang disediakan untuk ujian tidak cukup untuk siswa yang
mengerjakannya. Pendeknya, semakin banyak butir
soal yang ada pada suatu tes maka semakin baik sampel perilaku yang diukur
didalam tes tersebut.
2. Sebaran skor (spread of scores)
Metode
korelasi untuk mmengestimasi reliabilitas memerlukan sebaran sekor. Jika
sebaran sekor itu sempit, maka koefisien reliabilitas akan menjadi randah.begitu pula
jika sebaran skor itu luas, maka koefisien reliabiltas akan menjadi tinggi.
Sebaran skor yang
diperoleh siswa pada suatu tes adalah tergantung pada tingkat kesulitan
butir
soal yang disajikan dan kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal.
3. Keobjektivan skor (score objectivity)
Tes objektif merupakan
tes yang mampu mengurangi subjektivitas penskoran, artinya:
setiap orang yang menskor hassil tes akan menemukan skor yang sama pada siswa
yang sama. Untuk meningkatkan objektivitas, proses
pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan mengurangi pengaruh guru
dalam menskor hassil ujian siswa.
5.
Kesulitan Tes
Tes normatif yang terlalu mudah atau
terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. Fenomena
tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah
satu sisi. Untuk tes yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul pada
posisi atas, misalnya 9 atau 10. Untuk tes yang terlalu sulit, slor jawaban
siswa akan cenderung mengumpul pada ujung sebaliknya, atau rendah. Dua gejala
tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan diantara individu adalah
kecil dan cenderung tidak relevan
D. Analisis Reliabilitas
dari Tes Hasil Belajar Siswa
Tujuan utama menghitung reliabilitas
skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan
(consistency) skor tes. Secara rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas
skor tes di antaranya:
1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek
suatu tes.
2) Semakin lama waktu tes, semakin ajek.
3) Semakin sempit range kesukaran butir soal,
semakin besar keajegan.
4) Soal-soal yang saling berhubungan akan
mengurangi keajegan.
5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar
keajegan.
6) Ketidaktepatan pemberian skor.
7) Menjawab besar soal dengan cara menebak.
8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan.
9) Pengalaman peserta ujlan.
10) Salah penafsiran terhadap butir soal.
11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.
12) Kesiapan mental peserta ujian.
13) Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes.
14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.
15) Mencontek dalam
mengerjakan tes.
16) Kondisi fisik peserta
ujian.
v Reliabilitas
Instrumen Tes (soal bentuk pilihan ganda)
Untuk
mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus
Kuder- Richardson 20 (KR-20) seperti berikut ini.
KR-20 =
yang mana:
n : banyak soal
p
: proporsi yang menjawab benar
q
: proporsi yang menjawab salah
s
: varians
v Reliabilitas
instrumen tes (soal bentuk essay)
Untuk
mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk uraian digunakan rumus
Cronbach Alpha (CA) seperti berikut ini.
CA =
yang mana:
n :
banyak butir soal
ΣSi2
:
jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
St2
:
varians total
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik pada makalh ini adalah sebagai berikut :
1.
Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil
evaluasi. Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau
keajegan. Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan
atau kekonsistenan suatu tes soal. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable).
2.
Macam-macam Reliabilitas terdiri dari Reliabilitas dengan tes-retes, Reliabilitas
bentuk ekivalensi, dan Reliabilitas dengan belah dua.
3.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Reliabilitas Panjang Tes (length of test), Sebaran
skor (spread of scores) dan Keobjektivan skor (score objectivity).
4.
Reliabilitas dari Tes
Hasil Belajar Siswa dapat
dianalisis dengan 2 rumus yaitu Kuder-
Richardson 20 (KR-20) untuk soal bentuk pilihan ganda dan rumus Cronbach Alpha (CA) untuk soal bentuk uraian (essay).
B.
Saran
Saran
yang dapat penulis sampaikan terkait dengan makalah ini adalah Untuk lebih
memahami ulasan tentang Reliabilitas
tidaklah
cukup hanya dengan mengandalkan teori yang bersumber dari literatur dan
beberapa media lainnya, namun sangat diperlukan juga suatu penelitian agar
manfaat serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat benar-benar
diketahui dan dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sukardi. 2008: Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara
Sudaryono. 2012. Dasar
–Dasar Evaluasi Pembelajaran. Tenggerang. Graha Ilmu.
Mulyasa, M. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan
Interpretasi Hasil Tes. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.
izin download kak
BalasHapus