Selasa, 26 April 2016

Laporan Absorpsi cahaya


ABSORPSI CAHAYA




A.   LATAR BELAKANG

 

                 Spektometer absorbsi adalah sebuah instrument untuk mengukur absorbsi/ penyerapan cahaya dengan energy (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/ atau molekul. Spektrofotometer  di kembangkan beberapa tahun lalu untuk kepentingan dan keperluan para fisikawan dalam mempelajari struktur molekul dan mengembangkan dengan teori molekul kini.

                 Istilah spektrofotometer menyiratkan pengukuran jauhnya energy cahaya oleh suatu sistem kimia ini sebagai fungsi dari panjang gelombang tertentu, untuk mengalami atau memahami spektrofotometer kita perlu meninjau ulang peristilahan yang di gunakan untuk mencirika energy cahaya, memperhatikan antara radiasi dengan spesies kimia dengan cara erlementer dan secara umum mengurus apa kerja instrumen-instrumen spektrofotometri dapat di bayangkan sebagai suatu perpanjangan pemilikan visual dimana studi yang lebih rinci mengenai energy cahaya.

 

 

B.  TUJUAN

 

Eksperimen ini bertujuan untuk :

1.      Menentukan intensitas cahaya secara langsung

2.      Menentukan daya pantul (refleksivitas)

3.      Menentukan daya tembus (transmisivitas) suatu bahan

4.      Menentukan daya serap (absorpsivitas) suatu bahan

5.      Menentukan koefisien penyerapan suatu bahan

 

 

C.  LANDASAN TEORI

 

 

Intensitas cahaya (radiasi) akan berkurang bila cahaya tersebut telah melewati suatu bahan (inaterial), sebab energi cahaya yang berisi foton-foton dihamburkan keseluruh bagian material sehingga arahnya tidak lagi seperti semula. Berkurangnya intensitas cahaya disebabkan oleh karena adanya efek foto listrik, efek compton dan efek produksi pasangan. Pengurangan intensitas cahaya tersebut dapat dihitung dengan persamaan:

It = Io e-µx ..................................................................... (3.1)

Dimana:      It = Intensitas yang diteruskan

                   Io = Intensitas langsung

                   x  = Ketebalan material

       µ  = Koefisien penyerapan bahan material

 

persamaan (3.1) dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya penyerapan bahan yakni:

µ = .............................................................(3.2)

Besarnya nilai koefisien penyerapan suatu bahan bergantung pada struktur material yang dipergunakan dan panjang gelombang radiasi yang dipancarkan. Dalam percobaan ini, besarnya intensitas yang diukur adalah intensitas langsung (Io), Intensitas pantul (Ir), dan Intensitas yang diteruskan (It).

Besarnya intensitas yang diserap mengikuti persamaan sebagai berikut :

Io = It + Ir + Ia

Ia = Io – (It + Ir)……………….(3.3)

Dari persamaan (3.3) tersebut, kita dapat menentukan daya pantul (refleksivitas), daya serap (absorpsivitas) dan daya tembus (transmisivitas) yang dirumuskan sebagai berikut :

 

(Anonim, 2011: 49).

Spektrometer absorbsi adalah sebuah instrumen untuk mengukur absorbsi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh tahun lalu untuk keperluan para fisikawan dan kimiawan dalam mempelajari struktur molekul dan mengembangkan dengan teori molekul. Kini, spektrofotometer juga banyak digunakan untuk berbagai seperti studi bahan, lingkungan ataupun untuk mengontrol suatu proses kimiawi dalam industri. Amersham Biosciences adalah perusahaan intrumentasi yang memfokuskan diri dalam pengembangan spektrofotometer untuk keperluan penelitian Biologi molekuler. Setiap laboratorium Biologi pasti memiliki spektrofotometer sebagai salah satu tools modernnya (Underwood, 1986).

Sejauh ini telah dibahas absorbsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbsi cahaya. Dijumpainya hubungan yang sama antara transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert antara transmisi dan ketebalan lapisan, yakni intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier. Ini dapat ditulis dalam bentuk:

It = I0 . e-k’c = I0 . 10-0,4343k’c = I0 . 10-K’c

(Bassett et. all., 1994).

 

D.  ALAT DAN BAHAN

 

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah sebagai berikut:

     Tabel 8.1 Alat dan bahan paada percobaan absobsi cahaya

No.
Nama Alat dan Bahan
Kegunaan
1.
Catu daya
Sebagai sumber tegangan
2.
Rel presisi
Sebagai tempat meletakkan alat
3.
Lampu bertangkai 12V, 18W
Sebagai sumber cahaya
4.
Pemegang material
Untuk menjepit material
5.
Tumpukan berpenjepit
Untuk menjepit lensa, lampu dan material
6.
Lensa cembung
Untuk memfokuskan cahaya
7.
Kabel penghubung merah
Untuk menghubungkan lampu ke catu daya
9.
Material plastik tiga jenis
Sebagai bahan yang diamati
10.
Lux meter
Untuk mengukur intensitas cahaya
11.
Jangka sorong
Untuk mengukur ketebalan objek amatan

 

 

E.  PROSEDUR PERCOBAAN

 

Prosedur percobaan kali ini dappat di lihat sebagai berikut :

1.      Merangkai alat seperti pada gambar berikut!

2.      Memasang material pertama pada tempat material

3.      Memastikan posisi power supply pada 2 Volt DC, kemudian meng-On kan power supply

4.      Mengatur posisi lensa cembung sehingga cahaya lampu terfokuskan pada material

5.      Dengan menggunakan Lux Meter, mengukur intensitas awal (Io), intensitas pantul (Ip), dan intensitas yang diteruskan (It). Melakukan pengukuran seperti ini untuk setiap perubahan tegangan lampu.

6.      Mengganti material pertama dengan material kedua pada tempat material dan mengulangi langkah (5)

7.      Mengganti material kedua dengan material ketiga pada tempat material dan mengulangi langkah (5)




F.   HASIL PENGAMATAN

 

   Table 8.2 Hasil pengamatan pada percobaan absorbs cahaya

No
Material
V(volt)
x (m)
Io (lux)
Ip (lux)
It (lux)
1
Hijau
6
0,00057  
 57,8
 9,3
11,55
9
261,6
16,65
20
2
Biru
6
0,00051  
57,8
10,28
13,57
9
261,6
16,35
16,62
3
Merah
6
0,00051  
561,8
13,34
21,86
9
261,6
31,61
22,48

 

 

G. ANALISIS DATA

 

1.      Menentukan nilai Ia

Untuk material merah

a.       Dengan tegangan 6 V

Ia = Io – (It  + Ir)

Ia = 57,8 – (11,55 +9,3)

Ia = 57,8 – 20,86

Ia = 36,95 lux

b.      Dengan tegangan 9 V

Ia = Io – (It  + Ir)

Ia = 57,8– (13,57 + 10,28)

Ia = 57,8 – 32,85

Ia = 33,95 lux

 

 

 

Dengan cara yang sama untuk data material biru dan hijau diperoleh nilai Ia sebagai berikut :

           Tabel 8.3 Menetukan nilai Ia  untuk material hijau dan biru

No
Material
V(volt)
x (m)
IO (lux)
Ip (lux)
It (lux)
Ia (lux)
1
Hijau
6
0,00057 
 57,8
9,3
11,55
36,95
9
261,6
16,65
20
324,95
2
Biru
6
 0,00051 
57,8
10,28
13,57
33,95
9
261,6
16,35
16,62
228,6
3
Merah
6
0,00051 
57,8
13,34
21,86
22,6
9
261,6
31,61
22,48
207,51

 

2.      Menentukan  Daya Pantul

Untuk material Hijau

a.       Dengan tegangan 6 V

r =

r =

r = 16,098%

b.      Dengan tegangan 6 V

r =

r =

r =  17,78%

Dengan cara yang sama untuk data material biru dan hijau diperoleh nilai r sebagai berikut :

           Tabel 8.4 Menentukan nilai r

No
Material
V(volt)
x (m)
IO (lux)
IP (lux)
r
1
Hijau
6
0,00057
57,8
11,555
16,089
9
261,6
20
6,364
2
Biru
6
0,00051
57,8
13,57
17,78
9
261,6
16,62
6,25
3
Merah
6
0,00051
57,8
21,86
29,07
9
261,6
22,48
12,083

 

3.      Menentukan nilai t

Untuk material merah

a.       Dengan tegangan 6 V

t = x 100%

t = x 100%

t = 19,89 %

b.      dengan tegangan 6V

t = x 100%

t = x 100%

t = 23,47 %

Dengan cara yang sama untuk data material biru dan hijau diperoleh nilai t sebagai berikut :

    Tabel 8.5 Menentukan nilai t

No
Material
V(volt)
x (m)
IO (lux)
Ir (lux)
Lt (lux)
t (%)
1
Hijau
6
0,00057
57,8
9,3
11,55
19,89
9
261,6
16,65
20
7,64
2
Biru
6
0,00051
57,8
10,28
1357
23,47
9
261,6
16,35
1`6,62
6,35
3
Merah
6
0,00051
57,8
13,34
21,86
37,82
9
261,6
31,61
22,48
8,59

 

4.      Menentukan nilai a

Untuk material merah

a.       Dengan tegangan 6 V

a = x 100%

a = x 100%

a = 0,6392x 100%

a = 63,92 %

b.      Dengan tegangan 6 V

a = x 100%

a = x 100%

a = 0,5873 x 100%

a = 58,73 %

Dengan cara yang sama untuk data material biru dan hijau diperoleh nilai a sebagai berikut :

   Tabel 8.6 Menentukan nilai a

No
Material
V(volt)
x (m)
IO (lux)
Ir (lux)
It (lux)
a (%)
1
Hijau
6
0,00057
57,8
9,3
11,55
63,92
9
261,6
16,65
20
85,99
2
Biru
6
0,00051
57,8
10,28
13,57
58,73
9
261,6
16,35
10,62
87,38
3
Merah
6
0,00051
57,8
13,34
21,86
39,10
9
261,6
31,61
22,48
79,32

 

5.      Menentukan nilai

Untuk material hijau

a.       Dengan tegangan 6 V

µ = -  ln (  )

µ = - ln ( )

µ = -  ln (-1,610)

µ =  2,825 x 103 M-1

untuk material biru

b.      Dengan tegangan 6 V

µ = -  ln (  )

µ = -  ln ( )

µ = -  ln (-1,4449)

µ =   2,842 x 103 M-1

Dengan cara yang sama untuk data material biru dan hijau diperoleh nilai µ sebagai berikut :

  Tabel 8.7 Menentukan nilai µ

No
Material
V(volt)
x (m)
IO (lux)
It (lux)
µ
1
Hijau
6
0,00057
57,8
11,55
2,825x103
9
261,6
20
4,510x103
2
Biru
6
0,00051
57,8
13,57
2,842x103
9
261.6
16,62
5,400x103
3
Merah
6
0,00051
57,8
21,86
1,944x103
9
261,6
22,84
4,908x103

 

 

H.  PEMBAHASAN

 

Absorbsi cahaya oleh suatu molekul merupakan suatu bentuk interaksi antara gelombang cahaya (foton) dan atom/molekul. Energi cahaya diserap oleh atom/molekul dan digunakan oleh elektron di dalam atom/molekul tersebut untuk bertransisi ke tingkat energi elektronik yang lebih tinggi. Absorbsi hanya terjadi jika selisih kedua tingkat energi elektronik tersebut (ΔE = E2 – E1) bersesuaian dengan energi cahaya (foton) yang datang, yakni ΔE = Efoton.

Pada eksperimen ini kami mencoba untuk melakukan pengamatan pada absorsi cahaya. Absorbsi cahaya berkaitan dengan intensitas langsung, intensitas pantul, intensitas yang diteruskan dan intensitas penyerapan. Untuk mengukur intensitas digunakan lux meter Jadi pancaran sinar cahaya atau intensitas cahaya dapat diukur dengan alat ini. Intensitas suatu cahaya akan berkurang apabila cahaya tersebut telah melewati suatu material. Dan juga setruktur material yang ditembus cahaya juga mempengaruhi koefisien penyerapannya dan juga panjang gelombang radiasi yang dipancarkan. Dalam praktiknya kita gunakan plastik. Untuk membuktikan bahwa struktur material/bahan yang digunakan juga mempengaruhi nilai koefisien penyerapan, maka digunakan tiga jenis plasti, yang berbeda warna dan ketebalannya.

Pertama digunakan plastik berwarna hijau dengan ketebalan 0,00057 m. Sumber cahaya yang digunakan adalah bola lampu dengan daya 6 Volt. Maka intensitas cahaya yang terukur langsung di depan sumber cahaya adalah 1712 Lux, setelah cahaya tersebut melewati plastic tersebut intensitas cahaya yang terukur menurun menjadi 9,3 Lux dengan intensitas pantulannya sebesar 11,55 Lux.

Kedua , daya pada lampu dinaikan menjadi 9 Volt, dengan bahan yang sama terukur intensitas cahaya langsungnya adalah 261,6 Lux, sedangkan cahaya yang berhasil diteruskan setelah melalui suatu bahan adalah 16,65. Hasil ini menurun dibandingkan dengan sebelumnya dimana daya lampu hanya 6 Volt. Hal ini tidak sesuai dengan teori pertama yang menyatakan bahwa nilai koefisien penyerapan suatu bahan bergantung pada panjang gelombang radiasi yang dipancarkan. Adanya kesalahan disebabkan kurangnya ketelitian praktikan dalam pengukuran dan didukung alat yang kurang berfungsi secara maksimal.

Untuk membuktikan teori yang kedua bahwasanya struktur material juga mempengaruhi koefisien penyerapan suatu bahan, maka digunakanlah plastic yang kedua yakni plastic berwarna merah dengan ketebalan yang sama yaitu 0,04 mm. Dengan memfariasikan tegangan lampu sepeti perlakuan yang diterapkan pada plastik sebelumnya, maka diperoleh untuk daya lampu 6 Volt tercatat intensitas cahaya terusan adalah 36,95 Lux dan yang menggunakan lampu berdaya 9 Volt tercatat dalam lux meter adalah 234.95 Lux. Hal ini juga cukup membuktikan teori kedua.

Plastik warna biru dengan ketebalannya yang sama dengan plastik lainnya, juga menunjukkan hasil yang berbeda. hasil dengan daya 6 Volt lampu, intensitas cahaya yang ditembuskan adalah 33,95 Lux sangat jauh berbeda dengan plastic biru yang hanya 36,95 Lux saja, begitu juga pada daya lampu 9 Volt dimana plastic warna merah intensitas cahaya tembusnya adala 237,82 Lux sedangkan pada plastic biru hayanya 23,47 lux. Dari data ini bahwasannya memang benar, struktur materi suatu bahan juga mempengaruhi intensitas cahaya tembusnya karena plastic biru, dan merah memliki struktur yang berbeda.

 

I.     KESIMPULAN

 

Dari hasil pengamatan dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Untuk menentukan intensitas cahaya secara langsung dapat digunakan alat pengukur intensitas cahaya yang biasa disebut lux meter.

2.      Dalam menentukan daya pantul cahaya dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai intensitas cahaya setelah dipantulkan dengan intensitas cahaya mula-mula

3.      Menentukan daya tembus cahaya yaitu dengan cara membandingkan antara intensitas cahaya yang diteruskan dengan intensitas cahaya mula-mula

4.      Untuk menentukan daya serap plastik dapat dilakukan dengan membandingkan antara intensitensitas cahaya yang diteruskan dengan intensitas cahaya yang dipantulkan

5.      Koefisien penyerapan suatu bahan sangat ditentukan oleh struktur material yang digunakan dan juga panjang radiasi yang dipancarkan.

 

J.    SARAN

 

Saran saya pada praktikum kali ini yaitu agar para praktikan mengikuti jalannya praktikum dengan baik sehingga dapat mendukung proses praktikum itu sendiri.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, 2011, Penuntun Praktikum Gelombang dan Optik, Universitas Haluoleo. Kendari.

Anonim, 2011, Absorpsi Cahaya. Http://id.wikipedia.org/. diakses tanggal 14 desember 2011.

Bassett et. All. Absorpsi Cahaya. Http://www.temf. Diakses tanggal 14 desember 2011.