Selasa, 26 April 2016

Laporan Lensa cekung dan lensa cembung


LENSA CEKUNG DAN LENSA CEMBUNG

A.    Pendahuluan

1.      Latar Belakang

Lensa adalah benda bening untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar (divergen). Pada lensa terdapat sinar-sinar istimewa. Tentunya, sinar-sinar istimewa pada lensa cembung berbeda dengan lensa cekung (Purwoko,2007).

Percobaan ini perlu untuk diketahui, agar dapat menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada lensa gabungan, mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat bayangan, serta memperoleh hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus lensa cekung dan lensa cembung.

Percobaan lensa cekung dan lensa cemplung penting untuk dilakukan karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lensa dapat membantu kita dalam beraktivitas maupun dengan pekerjaan yang terutama berhubungan dengan optik. Seperti penggunaan kaca mata, mikroskop, teropong, lup dan lain-lain.

2.      Tujuan

Tujuan dulakukannya percobaan ini, agar dapat :

a.       Menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada lensa gabungan.

b.      Mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat bayangan.

c.       Memperoleh hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus lensa cekung atau lensa cembung.

 

 

 

 

 

 

B.     Landasan Teori

Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit satu diantaranyalengkungsehingga terjadi dua kali pembiasan sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa. Garis hubung antara pusat lengkungan  kedua permukaan disebut sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akan membuat bayangan akhir (Sarojo,2011).

Lensa dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar, sehingga lensa banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kaca mata, mikroskop, lup, kamera dan teropong. Kaca mata digunakan untuk membantu penglihatan bagi penderita miopia, hipermetropi, presmiopi dan astigmatisme. Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang ukurannya sangat kecil. Lup atau sering disebut kaca pembesar digunakan untuk melihat benda kecil sehingga terlihat lebih besar. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dengan menggunakan fokus lensa. Teropong digunakan untuk melihat benda jauh agar tampak dekat (Purwoko,2007).

Menurut Giancoli (2001) jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu lensa (garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaannya) jatuh pada lensa tipis, maka akan difokuskan pada satu titik yang disebut titik fokus f. Titik fokus merupakan titik bayangan untuk benda pada jarak tak terhingga dari sumbu utama.

Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa, yaitu sebagai berikut :

1.      Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama pertama akan dibiaskan ke titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama kedua, sebaliknya sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kanan bidang utama kedua akan dibiaskan ke titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama pertama.

2.      Sinar yang melewati titik fokus pertama akan dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai di bidang utama pertama, sebaliknya yang melewati titik fokus kedua akan dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.

3.      Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari titik utama kedua, sebaliknya sinar yang menuju titik utama kedua akan dibiaskan sejajar dari titik utama pertama (Soedojo,2004).

 

C.     Metode Praktikum

1.      Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Alat dan bahan percobaan lensa cekung dan lensa cembung.

No.
Alat dan Bahan
Fungsi
1.
Lilin
Sebagai sumber cahaya
2.
Meja optik
Untuk menangkap bayangan yang akan diamati
3.
Pemegang slide diafragma
Tempat meletakkan diafragma.
4.
Rel presisi
Sebagai dasar/landasan komponen alat.
5.
Diafragma anak panah
Sebagai objek/benda yang diamati.
6.
Lensa cekung
Sebagai objek pengamatan.
7.
Tumpakanberpenjepit
Sebagai dasar pemegang slide diafragma.
8.
Lensa cembung
Sebagai objek pengamatan.
9.
Penggaris logam
Mengukur jarak bayangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.      Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan lensa cekung dan lensa cembung, yakni sebagai berikut :

a.       Lensa cekung dan lensa cembung.

1)      Menyusun alat seperti pada gambar 5.1 berikut.


Gambar 5.1 Rangkaian alat percobaan lensa cekung dan lensa cembung.

2)      Mengatur jarak antara benda (anak panah) dengan lensa cekung sejauh 0,3 m, lalu menggeser-geser meja optik menjauhi atau mendekati lensa hingga mendapatkan bayangan yang paling jelas.

3)      Mengukur jarak antara meja optik dengan lensa sebagai jarak bayangan (s′) dan mencatat hasilnya.

4)      Mengamati apakah ukuran bayangannya sama besar, lebih kecil atau sama.

5)      Mengulangi langkah (b) sampai (d) dengan jarak antara benda (anak panah) dengan lensa cekung sejauh 0,4 m sampai 0,5 m.

6)      Mengulangi langkah (a) sampai (e) dengan mengganti lensa cekung menjadi lensa cembung.

 

 

 

 

 

 

 

 

b.      Lensa gabungan

1)      Menusun alat dan bahan seperti pada gambar 5.2 berikut.

 

 

 

 



M
O
N






 

 

Gambar 5.2 Susunan alat untuk lensa gabungan.

2)      Menyalakan sumber cahaya dan mengatur letak lensa gabungan sehingga berkas sinar yang ditengah merambat lurus keluar dari lensa berimpit dengan garis NM.

3)      Menandai berkas sinar datang dan sinar keluar, kemudian menyingkirkan lensa gabungan dan menggambarkan jejak sinar tersebut dengan menggaris serta memberi tanda panah senar datang dan sinar bias pada kertas.

4)      Mengulangi langkah (1) sampai (2) dengan mengubah aturan lensa gabungannya.

 

D.    Hasil Pengamatan

1.      Data pengamatan

Data pengamatan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5.2, tabel 5.3, gambar 5.3 dan gambar 5.4 berikut.

a.       Lensa cekung

Tabel 5.2 Data pengamatan pada lensa cekung.

No.
S (m)
s′ (m)
Sifat-Sifat bayangan
1.
0,3
-          0,06
Maya, terbalik, diperkecil
2.
0,4
-          0,05
Maya, terbalik, diperkecil
3.
0,5
-          0,03
Maya, terbalik, diperkecil

 

 

 

b.      Lensa cembung

Tebel 5.3 Data pengamatan pada lensa cembung

No.
S (m)
s′ (m)
Sifat-Sifat bayangan
1.
0,3
0,13
Nyata, terbalik, diperkecil
2.
0,4
0,135
Nyata, terbalik, diperkecil
3.
0,5
0,17
Nyata, terbalik, diperkecil

c.       Lensa gabungan ( cekung dan cembung )

 

 

 

 


      Sinar datang                                              Sinar bias

 

 

 

 

Gambar 5.3     Data pengamatan pada lensa gabungan (cekung dan

cembung)

d.      Lensa gabungan (cembung dan cekung)

 

 

 

 

 


    Sinar datang                                                Sinar bias

 

 

 

 

Gambar 5.4     Data pengamatan pada lensa gabungan (cembung

dan cekung)

 

 

 

 

 

 

 

 

2.      Analisis data

a.       Menentukan jarak fokus untuk lensa cekung dan lensa cembung.

1)      Lensa cekung





 






 





 




 

 

 

Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Analisis data menentukan jarak fokus untuk lensa cekung.

No.
s (m)
s  (m)
f (m)
∆f (m)
KSR (%)
fseb. (m)
1.
0,3
-0,06
-0,05
0,00036
0,722
0,049639 s/d 0,050361
2.
0,4
-0,05
-0,04
0,0004
0,903
0,044043 s/d 0,044846
3.
0,5
-0,03
-0,028
0,00044
1,578
0,027855 s/d 0,028748

 

2)      Lensa cembung





 






 





 

 

 




 

Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 Analisis data menentukan jarak fokus untuk lensa cembung.

No.
s (m)
s  (m)
f (m)
∆f (m)
KSR (%)
fseb. (m)
1.
0,3
0,13
0,09
0,000289
0,319
0,090409 s/d 0,090987
2.
0,4
0,135
0,1
0,000311
0,308
0,100623 s/d 0,101246
3.
0,5
0,17
0,127
0,00031
0,245
0,126555 s/d 0,127176

b.      Menentukan pembesaran bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung

1)      Lensa cekung


 





 




 

 

 

 





 

Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6 Analisis data pembesaran bayangan pada lensa cekung

No.
s (m)
s  (m)
M (kali)
∆M (kali)
KSR (%)
Mseb. (m)
1.
0,3
-0,06
0,2
0,002
1
1,198 s/d 0,202
2.
0,4
-0,05
0,125
0,001406
1,125
1,123 s/d 0,126
3.
0,5
-0,03
0,06
0,00106
1,767
0,059 s/d 0,061

2)      Lensa cembung


 





 




 





 

Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Analisis data pembesaran bayangan pada lensa cembung

No.
s (m)
s  (m)
M (kali)
∆M (kali)
KSR (%)
Mseb. (m)
1.
0,3
0,13
0,43
0,002389
0,55
0,4309 s/d 0,4357
2.
0,4
0,135
0,337
0,001672
0,49
0,33583 s/d 0,3391
3.
0,5
0,17
0,34
0,00134
0,39
0,3387 s/d 0,3413

 

c.       Menentukan daya lensa

1)      Lensa cekung


 




 




 





 

 

 

 

 

 

 

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Analisis data menentukan daya lensa cekung.

No.
s (m)
s  (m)
P
∆P
KSR (%)
Pseb.
1.
0,3
-0,06
20
0,144
0,722
19,8555 s/d 20,1444
2.
0,4
-0,05
22,5
0,203
0,903
22,2969s/d 22,7031
3.
0,5
-0,03
35,3
0,557
1,578
34,7758 s/d 35,8909

2)      Lensa cembung


 




 




 





 

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9 Analisis data menentukan daya lensa cekung.

No.
S (m)
s  (m)
P
∆P
KSR (%)
Pseb.
1.
0,3
0,13
11,025
0,035
0,319
10,99 s/d 11,061
2.
0,4
0,135
9,907
0,03
0,308
9,877 s/d 9,938
3.
0,5
0,17
7,882
0,019
0,245
7,863 s/d 7,902

 

E.     Pembahasan

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan berdasarkan bentuk permukaannya. Lensa dibedakan menjadi dua macam, seperti yang kami gunakan pada percobaan ini, yakni lensa cekung dan lensa cembung. Pada percobaan ini kami menyelidiki sifat dari bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung dan lensa cembung dan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan titik fokus lensa.

Percobaan pertanda yakni pada lensa cekung, perlakuan yang dilakukan sebanyak tiga kali percobaan dengan variasi jarak benda ke lensa (s) dimulai dari 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa semakin jauh jarak benda dengan lensa, maka jarak bayangan semakin dekat. Serta lensa cekung tidak membentuk bayangan dibelakang lensa, melainkan di belakang lensa, sehingga sifat bayangannya dikatakan bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Kemudian perlakuan kedua pada lensa cembung, dengan cara yang sama pada lensa cekung. Hasil pengamatan yang diperoleh bahwa semakin jauh jarak benda, maka sifat bayangan yang dibentuk semakin jauh. Sehingga sifat bayangan lensa cembung yakni nyata, terbalik dan diperbesar.

Pada jarak tertentu dari lensa, akan dapat ditemukan satu titik Diana cahaya itu difokuskan., selanjutnya titik tersebut dinamakan titik fokus. Untuk nilai dari titik fokus dari masing-masing lensa, pada lensa cekung diperoleh bahwa semakin jauh benda maka jarak fokusnya semakin besar. Tanda negatif pada lensa cekung tidak mempengaruhi nilainya, namun hanya untuk menandakan bahwa bayangan yang terbentuk tidak berada di belakang lensa melainkan di depan lensa dalam hal itu adalah bayangan maya.

Selain itu, kami juga menentukan nilai pembesaran bayangan dari kedua lensa tersebut, yaitu dengan membandingkan jarak bayangan dengan jarak benda. Beradasarkan hasil dari analisis data dapat dikatakan bahwa semakin jauh jarak benda, maka nilai pembesarannya semakin kecil. Hal ini berlaku untuk kedua lensa. Namun, pada lensa cembung untuk jarak 0,4 m mungkin terjadi kesalahan praktikan dalam melakukan pengukuran, sebab ini tidak sesuai, ini kami abaikan.

Kekuatan lensa atau daya lensa adalah kemampuan satu lensa untuk memuatkan/mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang diterimanya. Pada penentuan daya lensa ubi lensa cekung semakin besar jarak benda, maka daya/kekuatan lensa semakin besar. Dan untuk lensa cembung semakin besar jarak benda, maka daya/kekuatan lensa semakin kecil.

Dari percobaan yang dilakukan ini, dapat dikatakan berhasil, karena antara teori yang ada dengan hasil dari percobaan yang dilakukan sesuai. Walaupun jarak fokus untuk lensa cembung pada jaraj 0,4 m diabaikan.

 

F.     PENUTUP

1.      Kesimpulan

Bedasarkan hasil dari analisis data serta pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

a.       Sifat pembiasan cahaya pada lensa gabungan adalah nyata,tegak dan diperbesar.

b.      Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung adalah maya, tegak dan diperbesar. Sedangkan lensa cembung yaitu nyata, terbalik dan diperbesar.

c.       Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus lensa adalah semakin jauh jarak benda, maka jarak bayangannya semakin dekat dan jarak fokusnya relatif sama atau tetap

 

 

 

 

 

2.      Saran

Saran yang dapat sampaikan pada percobaan ini, yakni :

a.       Untuk praktikan, sekiranya lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum.

b.      Untuk asisten, terima kasih atas bimbingannya.

c.       Untuk laboratorium, sekiranya alat yang sudah rusak atau tidak layak digunakan, agar diganti.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,C.Douglas.2001.Fisika Jilid I.Erlangga.Jakarta.

Purwoko.2007.Fisika.Ghalia Indonesia.Jakarta.

Sarojo,G.2011.Gelombang dan Optika.SalembaTeknika.Jakarta.

Soedojo,Peter.2004.Fisika Dasar.Andi.Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar