TABUNG RESONANSI
A.
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Gelombang
merupakan sala satu materi yang abstrak dalam dunia fisika dan akan menjadi
sebuah problem tersendiri dalam mempelajarinya. Sering kali hanya diketahui
keberadaan gelombang melalui referensi-referensi yang ada tanpa mengetahui
bagaimanakah bentuk dari gelombang itu sendiri.
Gelombang
adalah getaran yang berjalan. Peristiwa
resonansi merupakan peristiwa
bergetarnya suatu sistem fisis
dengan nilai frekuensi tertentu
akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan
frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama.
Berdasarkan
teori diatas maka dilakukannya percobaan Tabung Resonansi ini agar praktikan
mampu menentukan frekuensi resonansi dari sebuah perbedaan panjang tabung,
mampu menginvestigasi hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung,
mampu menentukan syarat terjadinya sebuah gelombang berdiri, mampu
menginvestigasi gelombang berdiri pada sebuah tabung, mampu menentukan cara
resonansi pada perbedaan panjang dan perbedaan frekuensi dari sebuah tabung
resonansi, dan mampu menentukan kecepatan bunyi dengan menggunakan tabung
resonansi.
2. Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai pada percobaan tabung resonansi ini yaitu sebai berikut :
a. Menentukan
frekuensi resonansi dari sebuah perbedaan panjang tabung
b. Menginvestigasi
hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung
c. Menentukan
syarat terjadinya sebuah gelombang berdiri
d. Menginvestigasi
gelombang berdiri pada sebuah tabung
e. Menentukan
cara resonansi pada perbedaan panjang dan perbedaan frekuensi dari sebuah
tabung resonansi
f. Menentukan
kecepatan bunyi dengan menggunakan tabung resonansi.
B.
KAJIAN
TEORI
Konsep dasar sistem termoakustik adalah memanfaatkan
gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker yang
bergerak melalui suatu tabung
resonator dan didalamnya terdapat
stack yang berfungsi seperti kompresor pada sistem
pendingin siklus kompresi vapor. Udara
sebagai fluida kerja kemudian memasuki
kanal-kanal kecil yang berada
pada stack dan
mengalami kompresi sehingga suhunya
meningkat dan melepaskan kalor ke
material stack. Fluida
tersebut selanjutnya mengalami ekspansi
dan penurunan suhu sehingga
terjadi perpindahan kalor yang
mengakibatkan terjadinya
perbedaan suhu pada
dua ujung stack. Perpindahan kalor
dari udara ke
stack dan sebaliknya merupakan
akibat dari gelombang akustik yang
beresonansi dalam tabung
yang bekerja sebagai kerja
eksternal (Moh. Shofi Nur Utami,
2014).
Peristiwa
resonansi merupakan peristiwa
bergetarnya suatu sistem fisis
dengan nilai frekuensi tertentu
akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan
frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwa
ini dapat kita amati dengan
menggunakan kolom udara.
Kolom udara dapat
dibuat dengan menggunakan tabung
yang sebagian diisi air, sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan
menaik-turunkan pemukaan air
pada tabung. Sistem
fisis sumber adalah audio
generator yang dapat
menghasilkan gelombang bunyi
dengan nilai frekuensi bervariasi, sedangkan sistem fisis
yang ikut bergetar adalah molekul-molekul udara yang berada dalam kolom udara
yang bergetar karena variasi tekanan.
Gelombang yang terbentuk dalam
kolom udara merupakan gelombang
bunyi berdiri. Peristiwa resonansi
terjadi saat frekuensi sumber
nilainya sama dengan frekuensi
gelombang bunyi pada kolom
udara yang dicirikan dengan
terdengarnya bunyi yang paling
nyaring (amplitudo maksimum). (Tipler, Paul A, 1991).
Termoakustik
adalah peristiwa perpindahan panas
oleh gelombang bunyi
atau sebaliknya, peristiwa pembangkitan
gelombang bunyi akibat perpindahan
panas. Peristiwa perpindahan panas
oleh gelombang bunyi dapat
dimanfaatkan untuk system pendingin baik
kulkas maupun AC. Sistem pendingin ini
lebih dikenal sebagai
pendingin termoakustik.
Sedangkan peristiwa
pembangkitan gelombang bunyi
akibat perpindahan panas dapat
dimanfaatkan untuk mesin panas (heat enggine). Optimasi pendingin
termoakustik memerlukan
banyak variabel yang
perlu dikaji. Untuk menghasilkan
pendinginan yang optimal salah
satunya adalah frekuensi
kerja yang digunakan dibuat
sama dengan frekuensi resonansi dalam tabung resonator (Sigit
Ristanto, 2013).
C.
METODE
PRAKTIKUM
1. Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan Tabung Resonansi ini yaitu dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel
2.1 Alat dan Bahan Percobaan Tabung Resonansi
No
|
Alat dan bahan
|
Fungsi
|
1
|
Power
supply
|
Sebagai pengatur tegangan
|
2
|
1
set tabung resonansi
|
Sebagai objek pengamatan
|
3
|
oscilloscope
|
Tempat
untuk menampilkan gelombang
|
4
|
Speaker
|
Sebagai pengeras suara
|
5
|
Kabel penghubung
|
Sebagai penghubung arus dari power supply ke oscilloscope dan tabung resonansi
|
2. Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada percobaan Tabung resonansi ini yaitu sebagai berikut
:
a) Menyusun
alat seperti pada Gambar 2.1 berikut :
b) Menepatkan
piston pada jarak 4 cm dari ujung terbuka sebuah tabung resonansi
c) Mengatur
signal generator audio pada frekuensi 100 Hz, serta amplitudo pada posisi nilai
0
d) Memutar
amplitudo frekuensi sinyal generator hingga jelas mendengar suara speaker
e) Menaikan
frekuensi dengan perlahan dan mendengarkan hingga memperoleh nilai maksimum
pada sound level meter. Nilai maksimum mengindikasikan sebuah fariasi resonansi
pada sebuah tabung, mengatur frekuensi secara hati-hati untuk menentukan
frekuensi terendah yang terjadi pada sebuah suara maksimum (menentukan relatif
maksimum dapat melalui oscilloscope).
Ketika signal adalah level maksimum maka sudah mencapai sebuah resonansi
frekuensi
f) Mencatat
nilai frekuensi resonansi, mengulangi langka ke (b) sampai (e) dengan fariasi
panjang tabung berbeda.
D.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Pengamatan
a. Data
Pengamatan
Data
pengamatan yang diperoleh pada percobaan tabung resonansi ini yaitu dapat
dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berikut :
Ø Untuk
tegangan 3 Volt
Tabel 2.2 Data Pengamatan Untuk Tegangan
3 Volt
No
|
Volt
|
PR (m)
|
F (Hz)
|
1
|
3
|
0,04
|
100,2
|
2
|
3
|
0,06
|
100,8
|
3
|
3
|
0,08
|
101,1
|
Ø Untuk
tegangan 6 Volt
Tabel 2.3 Data Pengamatan Untuk Tegangan
6 Volt
No
|
Volt
|
PR (m)
|
F (Hz)
|
1
|
6
|
0,04
|
101,1
|
2
|
6
|
0,06
|
102,1
|
3
|
6
|
0,08
|
100,8
|
b. Analisis
Data
Ø Untuk
tegangan 3 Volt
·
Menentukan panjang gelombang
Untuk L = 0,04 m
·
Menentukan cepat rambat gelombang
Untuk L = 0,04 m
Dengan cara yang sama
untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 analisi data untuk tegangan 3
Volt
No
|
Panjang tabung (m)
|
F(Hz)
|
λ (m)
|
V(m/s)
|
1
|
0,04
|
100,2
|
0,16
|
16,032
|
2
|
0,06
|
100,8
|
0,24
|
24,192
|
3
|
0,08
|
101,1
|
0,32
|
32,312
|
Ø Untuk
tegangan 6 Volt
·
Menentukan panjang gelombang
Untuk L = 0,04 m
·
Menentukan cepat rambat gelombang
Untuk L = 0,04 m
Dengan cara yang sama
untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5 analisi data untuk tegangan 6
Volt
No
|
Panjang tabung (m)
|
F(Hz)
|
λ (m)
|
V(m/s)
|
1
|
0,04
|
101,1
|
0,16
|
16,176
|
2
|
0,06
|
102,1
|
0,24
|
24,504
|
3
|
0,08
|
100,8
|
0,32
|
32,256
|
2. Pembahasan
Peristiwa resonansi
merupakan peristiwa bergetarnya suatu sistem
fisis dengan nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi
oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan frekuensi tertentu pula
dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwa ini dapat kita amati
dengan menggunakan kolom
udara. Gelombang yang
terbentuk dalam kolom
udara merupakan gelombang bunyi berdiri. Peristiwa
resonansi terjadi saat frekuensi
sumber nilainya sama dengan
frekuensi gelombang bunyi pada
kolom udara yang dicirikan dengan
terdengarnya bunyi yang paling
nyaring (amplitudo maksimum).
Pada
percobaan tabung resonansi hal pertamah yang dilakukan adalah menyusun alat
seperti pada gambar 2.1. kemudian kami mengamati frekuensi gelombang yang ada
pada osiloskop dengan mengaktifkan power supply pada tegangan 3 Volt dan 6 Volt.
Untuk tegangan 3 Volt dengan panjang tabung L1= 0,04 m, L2 =
0,06 m, dan L3 = 0,08 m. maka frekuensi yang diperoleh yaitu F1
= 100,2 Hz, F2 = 100,8 Hz, dan F3 = 101,1 Hz. Sedangkan
pada tegangan 6 Volt dengan panjang tabung yang sama maka frekuensi yang
diperoleh F1 = 101,1 Hz, F2 = 102,1 Hz, dan F3
= 100,8 Hz.
Berdasarkan
data pengamatan yang diperoleh, kemudian kami menganalisis data tersebut untuk
menentukan panjang gelombang (λ) dan cepat rambat gelombang (V). untuk tegangan
3 Volt panjang gelombang yang diperoleh yaitu λ1 = 0,16 m, λ2
= 0,24 m, dan λ3 = 0,32 m, dan cepat rambat gelombang yang diperoleh
yaitu V1 = 16,032 m/s, V2 = 24,192 m/s, dan V3
= 32,352 m/s. sedangkan untuk tegangan 6 Volt panjang gelombang yang diperoleh
yaitu λ1 = 0,16 m, λ2 = 0,24 m, dan λ3 = 0,32
m, dan cepat rambat gelombang yang diperoleh yaitu V1 = 16,176 m/s,
V2 = 24,504 m/s, dan V3 = 32,256 m/s.
Berdasarkan
hasil analisis data yang telah digarfikan bahwa semakin besar frekuensi yang
dihasilkan, maka semakin besar pula panjang gelombangnya. Berarti bahwa semakin
besar tegangan yang diberikan maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin pulah
dan cepat rambat gelombangnya akan semakin besar pula, sedangkan panjang
gelombangnya tetap sama.
E.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat ditarik pada percobaan tabung raesonansi ini yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan
frekuensi resonansi dari sebuah perbedaan panjang tabung yaitu dengan
memberikan tegangan masuk dan menentukan
PR pada tabung
b. Investigasi
hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung yaitu berbanding
terbalik
c. Syarat
terjadinya gelombang berdiri yaitu dengan menutup satu ujung tabung dan membuka
satu ujung tabung
d. Investigasi
gelombang berdiri pada sebuah tabung
e. Cara
resonansi pada perbedaan panjang dan perbedaan frekuensi dari sebuah tabung
resonansi yaitu berbanding lurus
f. Kecepatan
bunyi pada setiap pada panjang tabung 0,04 m, 0,06 m, dan 0,08 m dengan
tegangan 3 Volt berturut-turut adalah 16,032 m/s, 24,192 m/s, dan 32,312 m/s.
Untuk tegangan 6 Volt secara berturut-turut sebesar 16,176 m/s, 24,504 m/s, dan
32,256 m/s.
2. Saran
Saran
yang dapat saya ajukan pada percobaan tabung resonansi ini yaitu sebagai
berikut :
a. Untuk
laboran sebaiknya kebersihan laboratorium lebih ditingkatkan lagi
b. Untuk
asisten sebaiknya tidak meninggalkan praktikan saat praktek
c. Untuk
praktikan alangkah bagusnya sebelum melakukan praktek praktikan sudah belajar
mengenai apa yang akan dipraktekan.
DAFTAR
PUSTAKA
Moh. Shofi Nur Utami.
2014. Pengaruh Frekuensi Resonansi Terhadap
Penurunan Suhu Pada Sistem Termoklasik Sederhana. FMIPA UNNES. Semarang
Sigit Ristanto. 2013. Pengaruh
Posisi Stack Terhadap Frekuensi Resonansi Pada Tabung Resonator Termoakustik.
FPMIPA IKIP PGRI. Semarang
Tippler Paul. A. 1991. Fisika
Untuk Sains Dan Teknik, Edisi Ke 3, Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar