Minggu, 31 Mei 2015

Laporan instrument Voltmeter



LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI FISIKA
PERCOBAAN I
VOLTMETER



 







OLEH

NAMA                       : Zoe Triani Syafi’i
STAMBUK               : A1C3 13 094
                                    JURUSAN                 : PENDIDIKAN FISIKA               
KELOMPOK            : 5
ASISTEN                   : St. Hadijah BM.




LABORATURIUM PENGEMBANGAN UNIT FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU  OLEO
KENDARI
2015



PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG

Salah satu mata kuliah di program studi Pendidikan Fisika adalah Alat-Alat Ukur Listrik. Selain mengajarkan tentang teori dari materi tersebut, mahasiswa juga diharuskan mengikuti kegiatan praktikum. Hal ini dikarenakan penguasaan teori tak ada artinya tanpa disertai dengan praktik dari penggunaan alat tersebut.
Salah satu syarat dasar alat ukur adalah bahwa alat yang dipakai tidak menghambat sistim atau variabel yang diukur. Untuk memenuhi syarat ini diperlukan alat ukur ideal yang sempurna dalam segala hal. Tentu saja alat ukur seperti ini tidak ada, tetapi beberapa alat ukur terbukti lebih baik dari pada yang lain untuk suatu pengukuran tertentu. Alat yang lain bahkan benar-benar tidak berguna serta berbahaya apabila dipergunakan pada jenis pengukuran yang tidak sesuai.
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur alat-alat listrik. Alat-alat ukur listrik terbagi menjadi 2, yakni alat ukur listrik digital dan analog. Alat ukur listrik digital adalah alat ukur yang dalam penggunaannya tidak perlu dikalibrasi karena secara otomatis dapat berfungsi dengan baik. Contohnya multimeter digital, osiloskop digital, anemometer digital, dll. Sementara alat ukur listrik analog adalah alat yang harus dikalibrasi terlebih dahulu dalam penggunaannya. Biasanya menggunakan jarum untuk menunjukkan angka untuk alat yang diukur yang diukur. Contohnya multimeter analog.
Alat-alat tersebut sangat berguna, karena pada dasarnya alat-alat ukur listrik ini sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaannya, sebelum menggunakan alat-alat ukur listrik tersebut terlebih dahulu kita harus menguasai fungsi, cara penggunaan dan prinsip kerja alat ukur (instrument) yang akan kami gunakan. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa program studi pendidikan fisika sudah seharusnya mengetahui fungsi, cara penggunaan dan prinsip kerja alat-alat ukur listrik.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka perlu kami mengikuti praktikum alat-alat ukur listrik.  Sehingga dengan mengetahui fungsi, cara penggunaan dan prinsip kerja alat-alat ukur listrik, kami dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

B.     TUJUAN
1.      Menentukan hambatan (Rm) dalam Voltmeter.
2.      Mengukur beda potensial dengan tepat.
3.      Mengamati gejala pembebanan.
4.      Menghitung persentase.
5.      Menentukan pengaruh (Rm) terhadap pol pembebanan pengukuran
      beda potensial.

C.    ALAT DAN BAHAN
 Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan voltmeter ini dapat di   
           lihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 alat dan bahan pada percobaan voltmeter.
No.
Alat dan Bahan
Fungsi
1.
Multimeter Analog dan multimeter digital
Untuk mengukur tegangan dan hambatan
2.
Powar Supply
Sebagai sumber tegangan
3.
Resistor dalam orde ratus kilo ohm-mega ohm
Sebagai hambatan yang kemudian akan di ukur
4.
Kabel penghubung
Menghubungkan antara  komponen elektronika yang satu dengan komponen elektronika yang lain

D.    KAJIAN TEORI
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau benda potensial antara dua titik.  Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan resistor.
Gambar 2.1 Multimeter dalam voltmeter
Perbedaan antara voltmeter dan amperemeter yaitu sebagai berikut :
1.        Amperemeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan shunt secara seri , sedangkan voltmeter secara paralel.
2.        Hambatan shunt yang dipasang pada ampermeter nilainya kecil, sedangkan pada voltmeter nilainya besar. Mengukur menggunakan voltmeter berbeda dengan menggunakan ampermeter jika menggunakan voltmeter, pemasangan dilakukan secara paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda tegangannya.
Besar hambatan muka yang di pasang pada voltmeter adalah :
Rm = (n-1.Rv)……………….………    (1)
Keterangan :
Rm    :    hambatan muka (ohm)
n       :    kelipatan batas ukur voltmeter
Rv     :    hambatan dalam voltmeter

Pada saat menggunakan amperemeter, jika jarum pada voltmeter melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang diukur lebih besar dari pada kemampuan alat ukur harus memperbesar batas ukur dengan cara memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada voltmeter (Raden, 2012).
Voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika yang sedang aktif, seperti kapasitor aktif, resistor aktif, dll. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur beda potensial suatu sumber tegangan, seperti batere, catu daya, aki, dll.  Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri.  Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya. (Bishop.2002: 32).
Bagaimana menggunakan Voltmeter? Menggunakan Voltmeter berbeda dengan menggunakan Amperemeter, dalam menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda tegangannya. Misalkan Anda akan mengukur beda tegangan antara ujung-ujung lampu pada gambar 5.  Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel dari voltmeter ke ujung-ujung lampu. seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel dari voltmeter ke ujung-ujung lampu

Seperti pada saat Anda menggunakan Ampere meter, jika jarum pada voltmeter melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang Anda ukur lebih besar dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus memperbesar batas ukur.  Caranya dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada voltmeter. Seperti gambar 2.3.

         Gambar 2.3 Cara memasang resistor (hambatan muka) secara seri
                                pada voltmeter.

Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah:
Rm = (n-1) Rv……………………………  (2)
Dengan Rm = hambatan muka (Ω)
= kelipatan batas ukur Volmeter
Ket :
Vv = Batas ukur Volmeter sebelum bipasang hambatan muka (V)
V   = batas hamabatan Volmeter setelah dipasanga hamabtan muka
Rv = hambatan dalam Volmeter (Ω) (Kaisman, 2010).

Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan dengan simbol V pada setiap rangkaian listrik.  Voltmeter harus dipasang paralel dengan ujung-ujung hambatan yang akan diukur beda potensialnya.  Satuan beda potensial listrik dalam satuan SI adalah volt atau diberi simbol V.  Voltmeter sendiri mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya voltmeter tersebut menyebabkan arus listrik yang melewati hambatan R sedikit berkurang.  Idealnya, suatu voltmeter harus memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya arus listrik yang melewati hambatan R juga sangat kecil.  Komponen dasar suatu voltmeter adalah galvanometer.
Galvanometer mempunyai hambatan yang sering disebut sebagai hambatan dalam galvanometer, Rg Voltmeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum.  Dalam kenyataannya sering kami harus mengukur tegangan listrik yang nilai tegangannya jauh lebih besar dari\batas ukur maksimumnya.  Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan galvanometer jika dipakai untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas ukurnya maka harus dipasang suatu hambatan seri RS terhadap galvanometer (sebagai voltmeter) Jika tegangan yang akan diukur
V = n Vg……………………………….(3)
maka arus yang melalui hambatan pada galvanometer adalah Ig yang sama. Besar hambatan RS yang harus dipasang adalah :
n Vg= Vs+ Vg…………………………………(4)
(Teguh, 2001: 67).

E.     PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan voltmeter adalah sebagai berikut:
a.       Menentukan Rm Voltmeter
1)      Merangkai alat praktikum seperti gambar dibawah ini
 







                               
                        Gambar 2.4 Menentukan hambatan (Rm) dalam Voltmeter
2)      Memfungsikan multimeter analog sebagai ohmmeter dan multimeter digital sebagai voltmeter.
3)      Mengukur hambatan voltmeter mulai dari batas ukur terendah (0,20 volt) hingga tertinggi (1000 volt).
4)      Menentukan nilai RG
5)      Berdasarkan batas ukur voltmeter dan Rg. Menghitung hambatan voltmeter tiap batas pengukuran.
b.      Menentukan efek pembebanan
1)      Mengukur tegangan Power Supply dengan menggunakan multimeter.


2)      Mengukur tegangan rangkaian dengan menggunakan sebuah resistor yang dipasang secara paralel seperti gambar dibawah ini.


 







                    Gambar 2.5 Mengukur beda potemsial tegangan Power Supply       
          dengan menggunakan multimeter pada satu buah resistor.

3)      Mengukur beda potensial dengan dua resistor yang dipasang paralel. seperti gambar dibawah ini.
 








                    Gambar 2.6 Mengukur beda potemsial tegangan Power Supply       
          dengan menggunakan multimeter pada dua buah resistor.









F.     DATA PENGAMATAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini diperoleh data sebagai berikut:
a.       Kegiatan I
Tabel  1.2 Data hasil pengamatan hambatan dalam voltmeter.
No.
Batas Ukur Watt
Hambatan
Nilainya
1.
0,2 µA
RG
5,04  kΩ
2.
0,5 µA
R1
10,00 kΩ
3.
2,5 µA
R2
50,4  kΩ
4.
10 µA
R3
200,3  kΩ
5.
50 µA
R4
1,014 k
6.
250 µA
R5
2,258 k
7.
1000 µA
R6
8,91 k

b.      Kegiatan II
Tabel  1.3 data hasil pengamatan beda potensial power supply.
Batas ukur Power supply (volt)
Tegangan yang terukur (volt)
3

V0 = 3,105
V1 = 3,113 (1 hambatan)
V2 = 3,170 (2 hambatan)

G.    ANALISIS DATA
a.       Menentukan Hambatan Muka (Rm)
Diketahui        :     R1 = 10,00 x 103
                             RG = 5,04 x 103                  
Ditanya           :     Rm1 = .............. Ω
                      


Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.4 Hasil analisis data pada praktikum voltmeter untuk  
                menentukan hambatan muka
No
Batas Ukur (V)
Hambatan
Nilainya (x103 Ω)
Rm ( x103 Ω)
1
0,2
RG
5,04 
-
2
0,5
R1
10,00
4,96
3
2,5
R2
50,4
45,36
4
10
R3
200,3 
195,2
5
50
R4
1,014
1008,96
6
250
R5
2,258
2252,96
7
1000
R6
8,91
885,96
b.      Menentukan Efek Pembebanan / presentase kesalahan relatif
Diketahui        :     V0 = 3,105 V
                              V1 = 3,113 V              
Ditanya           :     KSR1 = .............. %
Penyelesaian:
Diketahui        :     V0 = 3,105 V
                              V2 = 3,170 V              
Ditanya           :     KSR2  = .............. %
Penyelesaian:




H.    PEMBAHASAN
Salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah voltmeter. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika atau mengukur beda potensial suatu sumber tegangan. Voltmeter menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan resistor.
Voltmeter mempunyai skala penuh atas batas ukur maksimum. Padahal tegangan yang diukur kadang melebihi batas ukur maksimum voltmeter. Untuk itu batas ukur voltmeter dapat diperbesar dengan menambah hambatan yang dipasang seri dengan voltmeter tersebut sebagai tempat berbagi tegangan. Hambatan yang dipasang seri ini dinamakan hamabatan muka.
Prinsip kerja voltmeter hampir sama dengan amperemeter karena desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri. Galvanometer menggunakan prinsip hokum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kawat arus akan menimbulkan gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang menggerakkan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus, maka makin besar penyimpangannya.
Percobaan pertama dalam praktikum voltmeter ini, yakni menentukan hambatan dalam (Rm) voltmeter. Hambatan dalam (Rm) voltmeter dapat ditentukan dengan menghitung selisih antara hambatan terukur resistor yang terbaca oleh multimeter (R) dengan hambatan galvanometer (Rg) atau Rm=R–Rg. Dengan memfungsikan multimeter analog sebagai ohmmeter dan multimeter digital sebagai voltmeter, maka kami memulai mengukur hambatan dalam voltmeter mulai dari batas ukur terendah (0,20 Volt) sampai batas ukur tertinggi (1.000 Volt). Selanjutnya, kami menentukan terlebih dahulu harga Rg dengan batas ukur voltmeter 0,20 volt dan diperolah hambatan galvanometer (Rg) 5,04x103 Ω. Jadi, dalam percobaan ini, harga Rg=Rv adalah tetap untuk semua resistor yang digunakan. Nilai hambatan  yang dipakai adalah 10,00 x 103 Ω, 50,4 x 103 Ω, 200,3 x 103 Ω, 1.014 x 103 Ω, 2.258 x 103 Ω, dan 8.91 x 103 Ω. Sehingga secara berturut-turut nilai hambatan dalam (Rm) voltmeter adalah 4,96 x 103 Ω, 45,36 x 103 Ω, 195,2 x 103 Ω, 1008,96 x 103 Ω, 2252,96 x 103 Ω, dan 885,96 x 103 Ω. Terlihat bahwa nilai hambatan dalam voltmeter semakin meningkat karena resistor yang digunakan semakin besar nilai hambatannya.
Selanjutnya, adalah mengukur tegangan atau beda potensial pada power supply. Power Supply  yang dipasang paralel dengan voltmeter nilai tegangan yang terukur adalah sebesar 3 volt. Setelah dipasangkan resistor, nilai tegangannya berubah menjadi 3,113 volt pada saat diberikan hambatan dengan 1 (satu) resistor. Hal ini menandakan bahwa resistor yang dipasang pada power supply yang dihubungkan secara paralel dengan voltmeter tidak akan berpengaruh terhadap tegangan yang terukur.
Setelah itu, kami akan menghitung presentasi keslahan pengukuran dengan cara mengurangkan nilai tegangan power supply, sebenarnya dengan tegangan power supply terukur menggunakan resistor dan dibagi dengan tegangan terukur tersebut serta dikali dengan 100%. Diperoleh bahwa kesalahan relatif pengukuran sebesar -0,257 %. Hal ini menandakan bahwa tidak terjadi kesalahan pengukuran.




















I.       KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan secara keseluruhan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu:
1.        Hambatan dalam (Rm) voltmeter dapat ditentukan dengan menghitung selisih antara hambatan terukur resistor yang terbaca oleh multimeter (R) dengan hambatan galvanometer (Rg) atau Rm=R–Rg. Pada percobaan ini, hambatan dalam voltmeter yakni 5,04 x 103 Ω, 4,96 x 103 Ω, 45,36 x 103 Ω, 195,2 x 103 Ω, 1.008,96 x 103 Ω, 2.252,96 x 103 Ω, dan 8.85,96 x 103 Ω. Terlihat bahwa nilai hambatan dalam voltmeter semakin meningkat karena resistor yang digunakan semakin besar nilai hambatannya.
2.        Beda potensial atau tegangan baterai sebenarnya atau tanpa resistor adalah sebesar 3,105 volt dan yang terukur atau dengan menggunakan resistor adalah sebesar 3,113 volt. Hal ini menandakan bahwa resistor yang dipasang pada power suplai yang dihubungkan secara seri dengan voltmeter akan mengurangi nilai tegangan dari power suplai.
3.        Nilai kesalahan pengukuran dipengaruhi oleh besar effect pembebanan secara teori dan besar secara praktik. Nilai kesalahan pengukuran pada percobaan ini mencapai 0,257%, dan 2,093%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesalahan pengukuran sangat rendah atau tidak terjadi kesalahan.

J.      SARAN
1.      Untuk laboratorium : agar kedepannya alat-alat yang digunakan pada tiap percobaan dapat diperhatikan lagi, baik masalah kerusakan maupun ketidaklengkapan dalam tiap percobaan tersebut dan untuk pengelolaannya agar ketegasan dalam aturan laboratorium dapat dipertegas, guna melatih kedisiplinan tiap praktikan.
2.      Untuk asisten : agar bimbingan-nya para asisten dapat dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi.
3.      Untuk praktikan dan teman-teman: agar praktikan dalam praktikum selanjtnya lebih disiplin lagi dalam melakukan percobaan, terutama dalam pelaksanaan praktikum agar jangan membuat gaduh dalam ruangan, yang sangat menganggu praktikan dalam melakukan praktikum, sehingga praktikum kedepannya dapat berjalan dengan baik dan lancer.




















DAFTAR PUSTAKA

Bishop, 2002. Instrumen Elektronika Dan Teknik Pengukuran, Bumi Karsa. Jakarta
Kaisman.2010. Teknik Pengukuran Elektronika. Galia : Bandung
Raden, 2012. http://alat-alat-ukur-listrik-digital.word_press_2012_spv.pdf(3/ mei 2013, 19:45)
Teguh, 2011. Cara Penggunaan Alat-alat Ukur listrik Digital, UI. Jakarta