Sabtu, 30 Mei 2015

LAPORAN PERCOBAAN 2 PENYEARAH DAN CATU DAYA




LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR
PERCOBAAN II
( PENYEARAH DAN CATU DAYA )

unhalu 3.JPG

OLEH :
NAMA                     :  ZOE TRIANI SYAFII
STAMBUK             :  A1C3 13 094
JURUSAN               :  P.FISIKA
KELOMPOK          :  9 B
ASISTEN                :  INFAR

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015









( PENYEARAH DAN CATU DAYA )

A.      TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.      Mengukur hambatan keluar suatu transformator daya
2.      Memasang pada rangkaian agar bekerja sebagai penyearah setengah gelombang maupun gelombang penuh
3.      Mengukur tegangan AC dan DC pada penyearah tegangan bertapis untuk berbagai nilai beban dan menggunakan teori dasar untuk menganalisa hasil pengukuran.
4.      Menggunakan transistor serta memasangnya didalam suatu rangkaian catu daya untuk pengaturan tegangan serta melakukan ppengukuran

B.       ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen ini antara lain :
No.
Alat Dan Bahan
Fungsi
1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.
9.
Transformator

Dioda Penyearah
Kapasitor dan Resistor
Transistor 7812
Papan Rangkaian Multimeter

Osiloskop

Kabel Penghubung
Kertas Grafik
Untuk menurunkan tegangan pada kumparan skunder.
Untuk menstabilkan tegangan.
Sebagai hambatan atau beban.
Sebagai penyambung maupun pemutus tegangan.
Tempat merangkaikan komponen rangkaian.
Mengukur arus, tegangan, hambatan, dan frekuensi.
Menampilkan bentuk dan angka tegangan keluaran.
Menghubungkan rangkaian dengan catu daya.
Tempat menggambar bentuk keluaran pada osiloskop.


C.       LANDASAN TORI
1.      Transformator
Transformator berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan AC. Dalam percobaan ini digunakan transformator untuk menurunkan tegangan sekunder.
Sekema transformator
Setiap transformator memiliki hambatan keluaran Ro, yang akan menyebabkan turunnya tegangan sekunder dari transformator sehingga apabila dipasang beban antara CT dan V, tegangan turun sebesar V = IL Ro, dengan IL adalah arus beban. Makin besar arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran. Tegangan keluaran dalam keadaan terbebani (Vob) adalah Vob = Voo - IL Ro. Vo adalah tegangan keluaran tanpa beban yang merupakan tegangan keluaran transformator yang diukur dengan multimeter tanpa beban. Hal tersebut perlu kita lakukan untuk dapat menentukan hambatan keluaran transformator, karena kita tidak dapat memilki amperemeter yang dapat mengukur langsung arus beban.
2.      Penyearah
Untuk memperoleh tegangan penyearah yang cukup konstan pada suatu harga tertentu, kita dapat membuat penyearah tegangan dengan menggunakan dioda. Kita dapat membuat berbagai macam rangkaian penyearah, misalnya rangkaian penyearah gelombang penuh dan penyearah setengah gelombang . untuk memperoleh tegangan DC yang lebih konstan kita dapat menambahkan kapasitor dalam rangkaian, sehingga dimperoleh rangkaian penyearah dengan tapis yang berfungsi untuk meratakan tegangan keluaran. Adanya hambatan keluaran transformator yang menyebabkan hilangnya atau turunnya tegangan keluaran dapat dihindari dalam batas-batas arus beban tertentu.
Untuk tujuan tersebut kita dapat memasang dioda zener dalam rangkaian kita. Jadi kita dapat membuat penyearah gelombang dengan menggunakan dioda, kapasitor dan dioda zener dengan berbagai macam desain. Untuk penyearah gelombang dengan menggunakan tapis perhatikan gambar berikut :
Penyearah tanpa tapis
Penyearah dengan tapis
3.      Penyearah tegangan Dengan Pengaturan Zener
Tegangan keluaran dari penyearah akan mengalami penurunan tegangan jika kita bebani. Kita dapat mencegah terjadinya hal ini sehingga kita peroleh penyearah yang tidak akan turun tegangan keluarannya jika kita bebani dalam batas-batas tertentu. Dengan menggunakan dioda zener maka tujuan tersebut akan dapat kita capai. Perhatikan rangkaian penyearah dengan pengaturan zener.
Penyearah dengan pengaturan zener
                                                                       (Sutanto, 1994 : 26-28 ).



Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 berikut ini. Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.
Rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan positif ke beban RL. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT). Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar (http://www.electroniclab.com/index.php?action=html&fid=37).

Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar berikut :
Regulator zener


Pada rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown, sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50 mA.
Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt regulator adalah, rentan terhadap short-circuit. Perhatikan jika Vout terhubung singkat (short-circuit) maka arusnya tetap I = Vin/R1. Disamping regulator shunt, ada juga yang disebut dengan regulator seri.

Untuk tegangan AC input yang sama misalnya, penyearah b, mempunyai tegangan searah yang lebih tinggi serta faktor ripel lebih ringan dari penyearah a, tetapi penyearah a hanya memerlukan tiga buah dioda dibandingkan dengan penyearah b yang memerlukan enam buah dioda. Pada penyearah c, komponen arus searah pada sisi primer trafo penyearah, dihilangkan dengan penggunaan trafo hubung zig-zag. Gangguan-gangguan yang bersumber pada fluksi-fluksi bocor, pemanasan, kejenuhan inti serta regulasi tegangan yang buruk dapat dikurangi. Hal itu penting terutama untuk pemakaian daya besar.
(http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/penyearah-tiga-fasa-tak terkendali.html).

Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan keluaran yang tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan, penurunan tegangan keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai hambatan dalam yang terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan dalam dioda. Pada arus beban yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan dalam ini sehingga tegangan keluaran berkurang (Sutrisno, 1986 : 113).
D.      PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dari percobaan ini antara lain :
a.         Pembebanan penyearah setengah ghelombang
1.        Menyusun rangkaian seperti pada gambar :
Penyearah setengah gelombang
Menggunakan persamaan Vo = Vob [RL/(Ro+RL)] menentukan hambatan keluaran, menggunakan tiga buah pengukuran, satu dalam keadaan terbuka dan dua dalam keadaan terbebani (RL = 150 Ω dan 50 Ω).
2.        Memasang rangkaian seperti pada gambar :
Penyearah setengah gelombang
3.        Menggunakan osiloskop dan multimeter (DC Volt) untuk mengukur Vo untuk mengukur RL untuk setiap pembebanan. Membuat lengkung pembebanan untuk rangkaian tersebut.
4.        Mencatat bentuk gambar untuk setiap pengukuran. Mencatat pula bentuk tegangan pada titik a.
5.        Membalik polaritas dioda dan melukiskan bentuk tegangan Vo untuk keadaan tanpa beban.

b.        Pembebanan pada penyearah gelombang penuh
1.      Memasang rangkaian seperti pada gambar :
Penyearah gelombang tanpa tapis
2.      Membuat pengukuran untuk menentukan lengkungan  pembebanan dengan menggunakan multimeter DC Volt dan osiloskop.
3.      Mencatat bentuk-bentuk tegangan pada titik a, b dan c terhadap ground untuk tiap pembebanan.
4.      Membalik polaritas D1 dan D2 serta mencatat bentuk tegangan pada titik c (tanpa beban).
c.         Catu daya dengan pengaturan transistor
1.      Memasang rangkaian seperti pada gambar :
Rangkaian penyearah dengan transistor
2.      Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah transistor 78xx












E.       DATA PENGAMATAN
a.       Setengah Gelombang
No.
Hambatan (kΩ)
Vo (V)
Vob (V)
1.
2.
2
6,8
15
15
0,191
0,122

b.      Grafik Gelombang Penuh
1.      Resistor  I  ( R  = 200 Ω )
Pada titik  a                                        Skala  =  14         
Pada titik  b                                        Skala  =  14
Pada titik  c                                        Skala  =  9



2.      Resistor  II   ( R = 6,8 kΩ )
Pada titik  a                                        Skala  =  14
Pada titik  b                                        Skala  =  14
Pada titk  c                                         Skala  =  8
3.      Resistor  III  ( R = 3,9 kΩ )
Pada titik  a                                        Skala  =  14


Pada titik  b                                        Skala  =  14
Pada titik  c                                        Skala  =  8

F.        ANALISIS DATA
a.       Setengah Gelombang
1.      R1    =   
2 × 103  =   
I1    =   
       =  7,5 × 10-3 A
Vob  =  Vo – I1 Ro
0,191 Volt  =  15 Volt – 7,5 × 10-3   Ro
0,191 Volt – 15 Volt  =  – 7,5 × 10-3   Ro
-14,809 Volt  =  – 7,5 × 10-3   Ro
Ro  =   
Ro  =  1,9745 × 103


2.      R2    =   
6,8 × 103  =   
I1    =   
       =  2,205 × 10-3 A
Vob  =  Vo – I1 Ro
0,122 Volt  =  15 Volt – 2,205 × 10-3 A Ro
0,122 Volt – 15 Volt  =  – 2,205 × 10-3 A   Ro
-14,878 Volt  =  – 2,205 × 10-3 A   Ro
Ro  =   
Ro  =  6,7474 × 103

b.      Gelombang Penuh
Vpp  =   ×  × skala
     2  =  2  ×    × 5
     2  =  10 ×  
 =     =  0,2
1.      Resistor I
R  =  200 Ω           
Pada Titik  a  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  b  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik c  (Skala  =  9)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 9  =  3,6 Volt
2.      Resistor II
R  =  6,8 kΩ
Pada Titik  a  (Skala =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  b  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  c  (Skala  =  8)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 8  =  3,2 Volt

3.      Resistor  III
R  =  3,9 kΩ
Pada Titik  a  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  b  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  c  (Skala  =  8)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 8  =  3,2 Volt





G.      PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang berjudulkan “Penyearah dan catu daya”, dilakukan pengamatan terhadap 3 macam rangkaian yang berbeda, yaitu rangkaian penyearah setengah gelombang, rangkaian penyearah tanpa tipis dan rangkaian penyearah dioda zener. Rangkaian – rangkaian ini masing – masing di ukur tegangan masukannya dan kekurangannya dengan menggunakan mulimeter dan osiloskop, serta bentuk gelombang pun dapat teramati / terlihat.
Pada pengamatan rangkaian penyearah setegah gelombang digunakan hambatan resistor sebesar 2 kΩ dan 6,8 Ω. Pada resistor sebesar 2 kΩ didapatkan besar Vob nya sebesar 1,91 V sedangkan pada resistor sebesar 6,8 Ω didapat besar Vob nya sebesar 1,22 V. Ini membuktikan bahwa semakin besar hambatan maka semakin kecil pula nilai Vob nya.
Pada pengamatan kedua yaitu rangkaian penyearah gelombang penuh digunakan 3 buah resistor yaitu resistor sebesar 200 Ω, 6,8 kΩ, 3,9 kΩ dan dihitung besar nilai untuk masing-masing titik a, b yang diberikan beban dan c yang tanpa beban. Dimana beban yang digunakan adalah dioda.
Pada  resistor yang pertama yaitu 200 Ω didapatkan Vpp untuk titik a dan b sebesar 5,6 pada skala 14, sedangkan untuk titik c 3,6 V pada skala 9. Pada resistor kedua yaitu 6,8 kΩ didapatkan untuk titik a dan b sebesar 5,6 V dan pada skala 14, sedangkan titik c sebesar 3,2 V pada skala 8. Pada resistor ketiga yaitu sebesar 3,9 Ω didapatkan besar Vpp nya untuk titik a dan b sebesar 5,6 Volt pada skala 14 dan titik c sebesar 3,2 Volt pada skala 8. Ini membuktikan bahwa nilai Vpp untuk tiap-tiap resistor tersebut adalah sama tergantung ada atau tidaknya beban yang diberikan terhadap titik yang diamati. Untuk gelombang yang ditampilkan pada osiloskop untuk masing-masing resistor bentuk gelombang pada titik a dan b sama sedangkan pada titik c berbeda, karena titik c merupakan sebagai pembanding antara tiap-tiap resistor yang diamati. Pada titik a gelombang berawal dari bawah, sedangkan pada titik b gelombang berawal dari atas. Sedangkan pada titik c untuk masing-masing resistor berbeda-beda. Untuk resistor pertama gelombang berawal dari bawah, sedangkan untuk resistor kedua gelombang berawal dari atas dan resistor ketiga berawal dari bawah.
Jika dioda yang digunakan sebagai beban dibalik keadaannya yaitu anoda diganti dengan katoda dan sebaliknya, maka bentuk gelombang yang ditunjukkan pada osiloskop akan terbalik pula. Ini disebabkan karena dioda berfungsi sebagai penyearah sehingga jika kedudukannya dibalik maka fungsinya pun akan berubah.
Pada pengamatan penyearah tegangan dengan pengaturan transistor 78xx dimana fungsi dari transistor ini adalah memberikan tegangan keluaran yang konstan sesuai dengan nilai xx. Misalnya transistor 7812, maka tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 12 Volt. Demikian pula jika transistor 7809, maka tegangan keluaran yang dihasilkan adalah sebesar 9 Volt.



















H.      KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.        Setiap transformator memiliki hambatan keluar Ro, yang menyebabkan turunnya tegangan skunder, sehingga makin besar arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran.
2.        Penyearah tegangan dapat dibuat dengan menggunakan dioda baik rangkaian penyearah setengah gelombang maupun penyearah gelombang penuh.
3.        Penyearah dengan pengaturan zener mempunyai tegangan keluaran yang relative tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu.
4.        Jika kita membutuhkan tegangan keluaran yang konstan, maka kita dapat menggunakan transistor tiype 78xx. Dimana transistor ini berfungsi untuk memberi tegangan keluaran yang sesuai dengan nilai xx.

I.         SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan dalam praktikum ini yaitu agar praktikan mendapatkan data pengamatan yang tepat dan memahami eksperimen, sebaiknya alat-alat yang digunakan dirawat dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan.











DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/penyearah-tiga-fasa-tak terkendali.html.
Firdaus. 2008. Rangkaian Elektronika. Gramedia. Jakarta.
Sutrisno. 1986. Elektronika Dasar I. ITB. Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR
PERCOBAAN II
( PENYEARAH DAN CATU DAYA )

unhalu 3.JPG

OLEH :
NAMA                     :  ZOE TRIANI SYAFII
STAMBUK             :  A1C3 13 094
JURUSAN               :  P.FISIKA
KELOMPOK          :  9 B
ASISTEN                :  INFAR

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015









( PENYEARAH DAN CATU DAYA )

A.      TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.      Mengukur hambatan keluar suatu transformator daya
2.      Memasang pada rangkaian agar bekerja sebagai penyearah setengah gelombang maupun gelombang penuh
3.      Mengukur tegangan AC dan DC pada penyearah tegangan bertapis untuk berbagai nilai beban dan menggunakan teori dasar untuk menganalisa hasil pengukuran.
4.      Menggunakan transistor serta memasangnya didalam suatu rangkaian catu daya untuk pengaturan tegangan serta melakukan ppengukuran

B.       ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen ini antara lain :
No.
Alat Dan Bahan
Fungsi
1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.
9.
Transformator

Dioda Penyearah
Kapasitor dan Resistor
Transistor 7812
Papan Rangkaian Multimeter

Osiloskop

Kabel Penghubung
Kertas Grafik
Untuk menurunkan tegangan pada kumparan skunder.
Untuk menstabilkan tegangan.
Sebagai hambatan atau beban.
Sebagai penyambung maupun pemutus tegangan.
Tempat merangkaikan komponen rangkaian.
Mengukur arus, tegangan, hambatan, dan frekuensi.
Menampilkan bentuk dan angka tegangan keluaran.
Menghubungkan rangkaian dengan catu daya.
Tempat menggambar bentuk keluaran pada osiloskop.


C.       LANDASAN TORI
1.      Transformator
Transformator berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan AC. Dalam percobaan ini digunakan transformator untuk menurunkan tegangan sekunder.
Sekema transformator
Setiap transformator memiliki hambatan keluaran Ro, yang akan menyebabkan turunnya tegangan sekunder dari transformator sehingga apabila dipasang beban antara CT dan V, tegangan turun sebesar V = IL Ro, dengan IL adalah arus beban. Makin besar arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran. Tegangan keluaran dalam keadaan terbebani (Vob) adalah Vob = Voo - IL Ro. Vo adalah tegangan keluaran tanpa beban yang merupakan tegangan keluaran transformator yang diukur dengan multimeter tanpa beban. Hal tersebut perlu kita lakukan untuk dapat menentukan hambatan keluaran transformator, karena kita tidak dapat memilki amperemeter yang dapat mengukur langsung arus beban.
2.      Penyearah
Untuk memperoleh tegangan penyearah yang cukup konstan pada suatu harga tertentu, kita dapat membuat penyearah tegangan dengan menggunakan dioda. Kita dapat membuat berbagai macam rangkaian penyearah, misalnya rangkaian penyearah gelombang penuh dan penyearah setengah gelombang . untuk memperoleh tegangan DC yang lebih konstan kita dapat menambahkan kapasitor dalam rangkaian, sehingga dimperoleh rangkaian penyearah dengan tapis yang berfungsi untuk meratakan tegangan keluaran. Adanya hambatan keluaran transformator yang menyebabkan hilangnya atau turunnya tegangan keluaran dapat dihindari dalam batas-batas arus beban tertentu.
Untuk tujuan tersebut kita dapat memasang dioda zener dalam rangkaian kita. Jadi kita dapat membuat penyearah gelombang dengan menggunakan dioda, kapasitor dan dioda zener dengan berbagai macam desain. Untuk penyearah gelombang dengan menggunakan tapis perhatikan gambar berikut :
Penyearah tanpa tapis
Penyearah dengan tapis
3.      Penyearah tegangan Dengan Pengaturan Zener
Tegangan keluaran dari penyearah akan mengalami penurunan tegangan jika kita bebani. Kita dapat mencegah terjadinya hal ini sehingga kita peroleh penyearah yang tidak akan turun tegangan keluarannya jika kita bebani dalam batas-batas tertentu. Dengan menggunakan dioda zener maka tujuan tersebut akan dapat kita capai. Perhatikan rangkaian penyearah dengan pengaturan zener.
Penyearah dengan pengaturan zener
                                                                       (Sutanto, 1994 : 26-28 ).



Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 berikut ini. Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.
Rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan positif ke beban RL. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT). Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar (http://www.electroniclab.com/index.php?action=html&fid=37).

Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar berikut :
Regulator zener


Pada rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown, sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50 mA.
Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt regulator adalah, rentan terhadap short-circuit. Perhatikan jika Vout terhubung singkat (short-circuit) maka arusnya tetap I = Vin/R1. Disamping regulator shunt, ada juga yang disebut dengan regulator seri.

Untuk tegangan AC input yang sama misalnya, penyearah b, mempunyai tegangan searah yang lebih tinggi serta faktor ripel lebih ringan dari penyearah a, tetapi penyearah a hanya memerlukan tiga buah dioda dibandingkan dengan penyearah b yang memerlukan enam buah dioda. Pada penyearah c, komponen arus searah pada sisi primer trafo penyearah, dihilangkan dengan penggunaan trafo hubung zig-zag. Gangguan-gangguan yang bersumber pada fluksi-fluksi bocor, pemanasan, kejenuhan inti serta regulasi tegangan yang buruk dapat dikurangi. Hal itu penting terutama untuk pemakaian daya besar.
(http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/penyearah-tiga-fasa-tak terkendali.html).

Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan keluaran yang tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan, penurunan tegangan keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai hambatan dalam yang terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan dalam dioda. Pada arus beban yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan dalam ini sehingga tegangan keluaran berkurang (Sutrisno, 1986 : 113).
D.      PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dari percobaan ini antara lain :
a.         Pembebanan penyearah setengah ghelombang
1.        Menyusun rangkaian seperti pada gambar :
Penyearah setengah gelombang
Menggunakan persamaan Vo = Vob [RL/(Ro+RL)] menentukan hambatan keluaran, menggunakan tiga buah pengukuran, satu dalam keadaan terbuka dan dua dalam keadaan terbebani (RL = 150 Ω dan 50 Ω).
2.        Memasang rangkaian seperti pada gambar :
Penyearah setengah gelombang
3.        Menggunakan osiloskop dan multimeter (DC Volt) untuk mengukur Vo untuk mengukur RL untuk setiap pembebanan. Membuat lengkung pembebanan untuk rangkaian tersebut.
4.        Mencatat bentuk gambar untuk setiap pengukuran. Mencatat pula bentuk tegangan pada titik a.
5.        Membalik polaritas dioda dan melukiskan bentuk tegangan Vo untuk keadaan tanpa beban.

b.        Pembebanan pada penyearah gelombang penuh
1.      Memasang rangkaian seperti pada gambar :
Penyearah gelombang tanpa tapis
2.      Membuat pengukuran untuk menentukan lengkungan  pembebanan dengan menggunakan multimeter DC Volt dan osiloskop.
3.      Mencatat bentuk-bentuk tegangan pada titik a, b dan c terhadap ground untuk tiap pembebanan.
4.      Membalik polaritas D1 dan D2 serta mencatat bentuk tegangan pada titik c (tanpa beban).
c.         Catu daya dengan pengaturan transistor
1.      Memasang rangkaian seperti pada gambar :
Rangkaian penyearah dengan transistor
2.      Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah transistor 78xx












E.       DATA PENGAMATAN
a.       Setengah Gelombang
No.
Hambatan (kΩ)
Vo (V)
Vob (V)
1.
2.
2
6,8
15
15
0,191
0,122

b.      Grafik Gelombang Penuh
1.      Resistor  I  ( R  = 200 Ω )
Pada titik  a                                        Skala  =  14         
Pada titik  b                                        Skala  =  14
Pada titik  c                                        Skala  =  9



2.      Resistor  II   ( R = 6,8 kΩ )
Pada titik  a                                        Skala  =  14
Pada titik  b                                        Skala  =  14
Pada titk  c                                         Skala  =  8
3.      Resistor  III  ( R = 3,9 kΩ )
Pada titik  a                                        Skala  =  14


Pada titik  b                                        Skala  =  14
Pada titik  c                                        Skala  =  8

F.        ANALISIS DATA
a.       Setengah Gelombang
1.      R1    =   
2 × 103  =   
I1    =   
       =  7,5 × 10-3 A
Vob  =  Vo – I1 Ro
0,191 Volt  =  15 Volt – 7,5 × 10-3   Ro
0,191 Volt – 15 Volt  =  – 7,5 × 10-3   Ro
-14,809 Volt  =  – 7,5 × 10-3   Ro
Ro  =   
Ro  =  1,9745 × 103


2.      R2    =   
6,8 × 103  =   
I1    =   
       =  2,205 × 10-3 A
Vob  =  Vo – I1 Ro
0,122 Volt  =  15 Volt – 2,205 × 10-3 A Ro
0,122 Volt – 15 Volt  =  – 2,205 × 10-3 A   Ro
-14,878 Volt  =  – 2,205 × 10-3 A   Ro
Ro  =   
Ro  =  6,7474 × 103

b.      Gelombang Penuh
Vpp  =   ×  × skala
     2  =  2  ×    × 5
     2  =  10 ×  
 =     =  0,2
1.      Resistor I
R  =  200 Ω           
Pada Titik  a  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  b  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik c  (Skala  =  9)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 9  =  3,6 Volt
2.      Resistor II
R  =  6,8 kΩ
Pada Titik  a  (Skala =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  b  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  c  (Skala  =  8)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 8  =  3,2 Volt

3.      Resistor  III
R  =  3,9 kΩ
Pada Titik  a  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  b  (Skala  =  14)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 14  =  5,6 Volt
Pada Titik  c  (Skala  =  8)
Vpp   =   ×  × skala
         =  2 × 0,2 × 8  =  3,2 Volt





G.      PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang berjudulkan “Penyearah dan catu daya”, dilakukan pengamatan terhadap 3 macam rangkaian yang berbeda, yaitu rangkaian penyearah setengah gelombang, rangkaian penyearah tanpa tipis dan rangkaian penyearah dioda zener. Rangkaian – rangkaian ini masing – masing di ukur tegangan masukannya dan kekurangannya dengan menggunakan mulimeter dan osiloskop, serta bentuk gelombang pun dapat teramati / terlihat.
Pada pengamatan rangkaian penyearah setegah gelombang digunakan hambatan resistor sebesar 2 kΩ dan 6,8 Ω. Pada resistor sebesar 2 kΩ didapatkan besar Vob nya sebesar 1,91 V sedangkan pada resistor sebesar 6,8 Ω didapat besar Vob nya sebesar 1,22 V. Ini membuktikan bahwa semakin besar hambatan maka semakin kecil pula nilai Vob nya.
Pada pengamatan kedua yaitu rangkaian penyearah gelombang penuh digunakan 3 buah resistor yaitu resistor sebesar 200 Ω, 6,8 kΩ, 3,9 kΩ dan dihitung besar nilai untuk masing-masing titik a, b yang diberikan beban dan c yang tanpa beban. Dimana beban yang digunakan adalah dioda.
Pada  resistor yang pertama yaitu 200 Ω didapatkan Vpp untuk titik a dan b sebesar 5,6 pada skala 14, sedangkan untuk titik c 3,6 V pada skala 9. Pada resistor kedua yaitu 6,8 kΩ didapatkan untuk titik a dan b sebesar 5,6 V dan pada skala 14, sedangkan titik c sebesar 3,2 V pada skala 8. Pada resistor ketiga yaitu sebesar 3,9 Ω didapatkan besar Vpp nya untuk titik a dan b sebesar 5,6 Volt pada skala 14 dan titik c sebesar 3,2 Volt pada skala 8. Ini membuktikan bahwa nilai Vpp untuk tiap-tiap resistor tersebut adalah sama tergantung ada atau tidaknya beban yang diberikan terhadap titik yang diamati. Untuk gelombang yang ditampilkan pada osiloskop untuk masing-masing resistor bentuk gelombang pada titik a dan b sama sedangkan pada titik c berbeda, karena titik c merupakan sebagai pembanding antara tiap-tiap resistor yang diamati. Pada titik a gelombang berawal dari bawah, sedangkan pada titik b gelombang berawal dari atas. Sedangkan pada titik c untuk masing-masing resistor berbeda-beda. Untuk resistor pertama gelombang berawal dari bawah, sedangkan untuk resistor kedua gelombang berawal dari atas dan resistor ketiga berawal dari bawah.
Jika dioda yang digunakan sebagai beban dibalik keadaannya yaitu anoda diganti dengan katoda dan sebaliknya, maka bentuk gelombang yang ditunjukkan pada osiloskop akan terbalik pula. Ini disebabkan karena dioda berfungsi sebagai penyearah sehingga jika kedudukannya dibalik maka fungsinya pun akan berubah.
Pada pengamatan penyearah tegangan dengan pengaturan transistor 78xx dimana fungsi dari transistor ini adalah memberikan tegangan keluaran yang konstan sesuai dengan nilai xx. Misalnya transistor 7812, maka tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 12 Volt. Demikian pula jika transistor 7809, maka tegangan keluaran yang dihasilkan adalah sebesar 9 Volt.



















H.      KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.        Setiap transformator memiliki hambatan keluar Ro, yang menyebabkan turunnya tegangan skunder, sehingga makin besar arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran.
2.        Penyearah tegangan dapat dibuat dengan menggunakan dioda baik rangkaian penyearah setengah gelombang maupun penyearah gelombang penuh.
3.        Penyearah dengan pengaturan zener mempunyai tegangan keluaran yang relative tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu.
4.        Jika kita membutuhkan tegangan keluaran yang konstan, maka kita dapat menggunakan transistor tiype 78xx. Dimana transistor ini berfungsi untuk memberi tegangan keluaran yang sesuai dengan nilai xx.

I.         SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan dalam praktikum ini yaitu agar praktikan mendapatkan data pengamatan yang tepat dan memahami eksperimen, sebaiknya alat-alat yang digunakan dirawat dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan.











DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/penyearah-tiga-fasa-tak terkendali.html.
Firdaus. 2008. Rangkaian Elektronika. Gramedia. Jakarta.
Sutrisno. 1986. Elektronika Dasar I. ITB. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar