KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga makalah yang berjudul ”Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pelajaran” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
selalu tercurah keharibaan junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah banyak membantu
dalam pembuatan makalah ini,
baik berupa moril
maupun materi.
Dalam
penyajian makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak demi tersempurnanya
makalah ini.
Kendari,
Oktober
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
sampul
Kata Pengantar....................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang.......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan....................................................................... 3
D.
Manfaat..................................................................................... 3
Bab II Kerangka
Berpikir dalam Penulisan
A.
Metode Penulisan..................................................................... 4
B.
Ruang Lingkup Kajian
dan Pembahasan.................................. 7
C.
Sumber Data dan
Informasi...................................................... 7
D.
Teknik Pengumpulan dan
Penyajian Data dan Informasi.........
E.
Peta Konsep Kajian dan
Pembahasan....................................... 13
Bab III Kajian dan
Pembahasan...........................................................
Bab IV Simpulan dan Saran..................................................................
A.
Kesimpulan............................................................................... 19
B.
Saran......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam bidang apapun, perencanaan
merupakan unsur penting dan strategis yang memberikan arah dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Dalam bidang
pendidikan, perencanaan merupakan salah salah satu faktor kunci evektivitas
keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.Menyusun rencana pembelajaran merupakan langkah penting agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Upaya
peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika ada perubahan pola kegiatan
pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa,
serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang
berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan
hasil pendidikan. Tentunya ketepatan penilaian (asesmen) yang dilakukan
sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian pencapaian hasil belajar
siswa juga sangat berperan penting dalam menentukan hasil pendidikan. Penilaian
tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan
guru dalam proses pembelajaran. Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya
dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai oleh alat-alat nontest atau bukan
test. Teknik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses
belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Sasaran teknik ini
adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, tingkah laku, riwayat hidup,
dan lain-lain. Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk
mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu
mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor.
Berdasarkan
permasalahan yanga ada maka memahami tentang perencanaan pembelajaran dan
asesmen pelajaran mutlak diketahui oleh seorang guru. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai perencanaan pembelajaran dan asesmen pelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara
lain:
1. Apa
yang dimaksud dengan Perencanaan Pembelajaran?
2. Apa
saja Tujuan dan Manfaat dari Perencanaan Pembelajaran?
3. Apa
saja Fungsi Pelaksanaan Pembelajaran?
4. Apa
makna dan hakikat asesmen proses dan hasil pembelajaran?
5. Apa
saja terminologi dalam lingkup asesmen?
6. Apa
tujuan dan prinsip proses dan hasil belajar?
7. Bagaiman
teknik dan prosedur asesmen proses dan hasil belajar?
8. Bagaimana
implikasi dalam proses pembelajaran fisika?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.
Untuk mengetahui
dimaksud dengan perencanaan pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari perencanaan
pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui fungsi
pelaksanaan pembelajaran.
4.
Untuk mengetahui makna dan hakikat asesmen proses dan hasil
pembelajaran.
5.
Untuk mengetahui terminologi dalam lingkup asesmen.
6.
Untuk mengetahui tujuan asesmen.
7.
Untuk mengetahui tujuan dan prinsip proses dan hasil
belajar.
8.
Untuk mengetahui implikasi dalam proses pembelajaran
fisika.
D. Manfaat
1. Sebagai
bahan pustaka untuk bidang relevan.
2. Sebagai
bahan penilaian perkuliahan.
3. Sebagai
bahan aktualisasi diri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arti
Perencanaan Pembelajaran
Dilihat dari terminologinya, perencanaan
pembelajarn terdiri atas 2 kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran.
Perencanaan berasal dari kata rencana, yakni pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya perencanaan adalah
suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang
diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang
akan dilakukan. Ely (1979), mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Sejalan
dengan pendapat diatas Kaufman (1972)
memandang bahwa perencanaan itu adalah
sebagai suatu proses menetapkan “kemana
harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ke “tempat” itu denga cara yang paling
efektif dan efisien.
Dengan demikian, proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan
tujuan yang akan dicapai melalui
anlisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal
ini ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita diarahkan bagaiman agar tujuan itu dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Dari
bebrapa pendapat yang ada, maka setiap
perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagi berikut:
1. Adanya
tujuan yang harus dicapai
2. Adanya
strategi untuk mencapai
3. Sumber
daya yang dapat mendukung
4. Implementasi
setiap keputusan
Sedangkan pembelajaran adalah terjemahan
dari instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat.
Istilah pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan
dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media
seperti media cetak, program televisi, internet, dan sebagainya, sehingga semua
itu mendorong untuk terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses
belajar mengajar, dari guru sebagi sumber belajar, menjadi guru sebagi
fasilitator dalam belajar mengajar.
Dari kedua makna tentang konsep
perencanaan dan konsep pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku
serta serangakaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
B.
Tujuan
dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran
1.
Tujuan
Perencanaan Pembelajaran
Tujuan
perencanaan bukan hanya untuk menguasai prinsip-prinsip fundamental, tetapi
juga mengembangan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti
dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran.
Secara
ideal, tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan
materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran,
menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang
tersedia serta membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu memungkinkan
guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah
dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2.
Manfaat
Perencanaan Pembelajaran
Ada
beberapa manfaat yang dapat kita petik dari penyusunan proses pembelajaran:
a. Melalui
proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yng
bersifat untunug-untungan.
b. Sebagai
alat untuk memecahkan masalah.
c. Untuk
memanfaat kan berbagai sumber belajar denga tepat.
d. Perencanaan
akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. artinya proses
pembelajarn tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara
terarah dan terorganisir.
C.
Fungsi
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memilih
beberapa fungsi, diantaranya:
1.
Fungsi
kreatif
Pembelajaran
dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan balik
yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat
meningkatkan dan memperbaiki program.
2.
Fungsi Inovatif
Suatu
inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat
dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan
direncanakan dan diprogram secara utuh.
3.
Fungsi selektif
Melalui
proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan
dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
4.
Fungsi Komunikatif
Suatu
perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal
seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat
mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang
hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5.
Fungsi prediktif
Perencanaan
yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadis setelah dilakukan
suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi
prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan
terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6.
Fungsi akurasi
Melalui
proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam
pelajaran efektif.
7.
Fungsi
pencapaian tujuan
Mengajar
bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh
yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam
sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil
belajar dapat dilakukan secara seimbang.
8.
Fungsi kontrol
Mengontrol
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat
ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan
dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam
mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
Selain yang di jabarkan di atas, Oemar Hamalik (2001)
mengemukakan bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi
sebagai berikut:
1.
Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan
pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk
mencapai tujuan itu.
2.
Membantu guru memperjelas pemikiran tentang
sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.
Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai
pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
4.
Membantu guru dalam rangka mengenal
kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-- minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
5.
Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam
mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
6.
Membantu guru memelihara kegairahan mengajar
dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada
siswa.
D.
Makna
dan Hakikat Asesmen Proses dan Hasil Pembelajaran
Istilah asesmen (penilaian) proses dan
hasil belajar merupakan suatu kegiatan guru selama rentang pembelajaran
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi
peserta didik yang memiliki karakteristik individual yang unik
(Depdiknas.2006). Dalam rangka pengambilan keputusan tersebut, diperlukan data
sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dari rumusan tentang pengertian asesmen
proses dan hasil belajar tersebut di atas, nampak jelas bahwa ada empat
komponen penting dalam asesmen proses dan hasil belajar, yaitu:
1. pelacakan terhadap kompetensi siswa
mencakup proses dan hasil belajar.
2. kompetensi siswa sebagai tujuan
pembelajaran hakikatnya adalah kesatuan utuh (holistik) pengetahuan,
ketrampilan serta nilai-nilai dan sikap yang dapat ditampilkan siswa dalam
berpikir dan bertindak (bandingkan dengan Mulyasa. 2002:37).
3. asesmen dilakukan selama rentang
pembelajaran; maknanya bahwa asesmen merupakan satu kesatuan integral dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran, bukan bagian yang terpisah dari
pembelajaran.
4. pengambilan keputusan dalam asesmen
didasarkan pada karakteristik siswa secara individual.
E.
Berbagai
Terminologi Dalam Lingkup Asesmen
Dalam berbagai literatur tentang asesmen
pembelajaran seringkali kita temukan peristilahan yang sering dipertukarkan
(bahkan dicampuradukkan) antara evaluasi (evaluation), penilaian (assessment),
dan pengukuran (measurement). Padahal ketiganya memiliki
pengertian dan fungsi yang berbeda.
Evaluasi lebih berfungsi sebagai sarana
untuk mengidentifikasi apakah suatu program yang telah direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
efisiensi pelaksanaannya. Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam teknik untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar atau kompetensi siswa telah tercapai. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah
mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam teknik untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar atau kompetensi siswa telah
tercapai. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar seorang siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses
pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan
dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu.
Asesmen dapat juga didefinisikan sebagai
proses dari pengumpulan dan pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan
pengertian tentang apa yang sudah dipelajari oleh pelajar dari
pengalaman-pengalamannya (Huba dan Freed, 2000:8). Tindakan asesmen sangat erat
kaitannya dengan pengambilan keputusan. Menurut Popham (1995:7) alasan
perlunya melakukan asesmen, adalah untuk: (1) mendiagnosa kekuatan dan
kelemahan pelajar, (2) memantau kemajuan belajar, (3) memberi atribut pemberian
nilai, dan (4) menentukan efektivitas pengajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan 4(empat) hal pokok terkait dengan tindakan asesmen: (1) asesmen
merupakan kegiatan mengumpulkan informasi karakteristik siswa yang dilakukan
secara sistematis, (2) tujuan utama proses asesmen dalam pendidikan adalah
untuk menginterpretasikan perbedaan dalam pola-pola belajar siswa, (3) asesmen
dapat membantu pengajar memfokuskan diri pada strategi mengajar yang efisien
dan tepat, dan (4) asesmen pada dasarnya merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus.
Pengukuran, asesmen, dan evaluasi
bersifat hierarkhis dan simultan, maksudnya kegiatan tersebut dilakukan secara
berurutan dan atau bersamaan, yaitu mulai dari mengembangkan instrumen
pengukuran (tes maupun non tes), mengadakan pengukuran, kemudian melakukan
asesmen (penilaian). Untuk kepentingan pengam-bilan keputusan mengenai
prestasi peserta didik, dilakukan kegiatan evaluasi. Hal senada
dikemukakan oleh Johnson & Johnson (2006:5), bahwa asesmen dapat saja
dilakukan tanpa evaluasi tetapi tidak akan mungkin melakukan evaluasi tanpa
melakukan asesmen. Asesmen idealnya dilakukan secara terus-menerus, sedangkan
evaluasi boleh jadi dilakukan cukup hanya sekali waktu.
F.
Tujuan
dan Prinsip Asesmen Proses dan Hasil Belajar
1.
Tujuan
Asesmen Proses dan Hasil Belajar
a) Untuk
mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
b) Untuk
memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya
dalam proses pencapaian kompetensi.
c) Untuk
memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
d) Untun
umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber
belajar yang digunakan.
e)
Utnuk memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru.
f) Untuk
memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektifitas
pendidikan.
2.
Prinsip
Asesmen Proses dan Hasil Belajar
Prinsip
adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen pembelajaran
adalah patokan yang harus dipedomani oleh guru dalam melakukan asesmen proses
dan hasil belajar. Beberapa prinsip dasar asesmen pembelajaran yang harus
dipedomani antara laian:
a) Memandang
asesmen dan kegiatan pembelajaran secara terpadu, sehingga penilaian berjalan
bersama-sama dengan proses pembelajaran.
b) Mengembangkan
tugas-tugas asesmen yang bermakna, yang terkait langsung dengan kehidupan
nyata.
c) Mengembangkan
strategi yang mendorong dan memperkuaat asesmen sebagai evaluasi diri siswa.
d) Melakukan
berbagi strategi asesmen dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai
jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
e) Mempertimbangkan
berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
f) Mengembangkan
dan menydeiakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kearah
belajar peserta didik.
g) Menggunanakan
tekhnik dan instrumen asesmen yang bervariasi. Asesmen kelas dapat dilakukan
dengan cara tertulis lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek dan pengamatan
peserta didik dalam proses pembelajaran sehari-hari sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai.
h) Melakukan
asesmen secara berkesinambungan terhadap semua standar kompetensi dan
kompetensi dasar unruk memnatau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk tes formatif dan sumatif.
Disamping
prinsip-prinsip seperti tersebut di atas, Balitbang Depdiknas (2006 : 4) dan
Slameto (2005) menyatakan bahwa dalam asesmen proses dan hasil belajar,
instrument asesmen harus memenuhi kriteria instrumen yang baik. Kriteria
tersebut yakni:
a)
Sahih (valid)
Validitas dalam asesmen
mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan penilaian harus ”menilai apa yang
seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur
kompetensi”. Apabila yang diukur sikap, tetapi asesmen mengukur pengetahuan,
maka asesmen tersebut tidak valid. Kesahihan asesmen biasanya diukur dalam
prosentase atau dalam derajat tertentu dengan alat ukur tertentu.
b) Terandalkan (reliable)
Pengertian reliabilitas berkaitan dengan konsistensi
(keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang reliable,
menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
c) Objektif
Objektif dalam konteks
penilaian adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif dari guru. Dalam implementasinya,
penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Dalam hal tersebut, penilaian
harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami
peserta didik, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan
atau pemberian angka (skor).
d) Terfokus
pada kompetensi
Seturut dengan hakikat
kurikulum tingkat satuan pendidikan, maka asesmen proses dan hasil belajar
harus terfokus pada pencapaian kompetensi, bukan hanya penguasaan materi
pelajaran.
e) Komprehensif
Asesmen proses dan
hasil belajar hendaknya menyeluruh, mengases semua ranah kompetensi siswa, baik
kognitif, afektif maupun psikomotor. Menggunakan beragam teknik dan instrumen
asesmen, sehingga mampu menggambarkan profil kompetensi siswa secara utuh.
f) Mendidik
Asesmen dilakukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar
bagi siswa.
G. Teknik dan Prosedur Asesmen Proses dan Hasil
Belajar
1. Teknik Asesmen Proses dan Hasil
Belajar
Untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan
teknik tes maupun non tes, baik untuk mengases proses belajar maupun hasil
belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara
asesmen kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Asesmen suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan
indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Setidaknya ada tujuh ragam teknik yang dapat
digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
a.
Unjuk Kerja
Penilaian
unjuk kerja (Performance assessment atau performance-based assessment)
merupakan jenis penilaian yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mendemonstrasikan pengetahuan, dan keterampilan yang mereka miliki dalam
berbagai konteks. Seperti berbicara, berpidato, membaca puisi, dan berdiskus
b.
Penugasan
Penugasan
adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung penyelidikan
(investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu. Penyelidikan tersebut
dilaksanakan secara bertahap yakni perencanaan, pengumpulan data, pengolahan
data, dan penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk menilai
keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam bidang
tertentu, kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan
kemampuan menginformasikan subjek secara jelas.
c.
Portofolio
Portofolio
merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik oleh peserta didik, pekerjaan-pekerjaan yang sedang
dilakukan, beberapa contoh tes yang telah selesai dilakukan, berbagai
keterangan-keterangan yang diperoleh peserta didik, keselarasan antara
pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah dirumuskan, contoh-contoh hasil
pekerjaannya sehari-hari, evaluasi diri terhadap perkembangan pembelajaran dan
hasil observasi guru.
d.
Penilaian Sikap.
Sikap
bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap dapat dibentuk,
sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari
tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah
perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat
dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum,
objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran, sikap
terhadap guru/pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan
dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Asesmen sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: observasi
perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi, daftar chek, skala sikap,
buku harian, angket, ungkapan perasaan, catatan anekdot, dan lain lain.
e.
Teknik Tes
Teknik tes
meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Khusus tes tertulis,
ragamnya meliputi : tes essay atau disebut juga tes subyektif dan
tes obyektif, yang terdiri dari tes isian, salah-benar, menjodohkan dan pilihan
ganda.Tes ini disebut obyektif karena skor yang diberikan relatif tidak
dipengaruhi oleh faktor subyektif penilai. Ragam tes obyektif meliputi tes
isian (Completion Test), Tes Salah-Benar (True False Test), Tes
Menjodohkan (Matching Test), dan Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test).
f.
Asesmen Produk
Asesmen
produk merupakan ragam penilaian untuk menilai kemampuan siswa dalam membuat
produk tertentu, seperti : teknologi tepat guna, karya seni, keramik, lukisan
dan lain-lain. Asesmen produk dapat digunakan untuk menilai proses maupun hasil
belajar siswa.
g.
Asesmen diri (self assessment)
Asesmen diri
adalah suatu teknik penilaian dimana siswa diminta untuk menilai dirinya
sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria yang telah
ditetapkan.
2. Prosedur Asesmen Proses dan
Hasil Belajar
Prosedur
asesmen proses dan hasil belajar meliputi penetapan indikator pencapaian
kompetensi, penetapan kriteria ketuntasan belajar, pemetaan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator, dan penetapan teknik asesmen.
H. Implikasi dalam Proses
Pembelajaran
Pada bagian pendahuluan telah
dikemukakan bahwa asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses belajar-mengajar, sehingga kegiatan asesmen harus dilakukan
guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena
itu mutlah mempersyaratkan kemampuan dan komitmen guru untuk mengases proses
dan hasil belajar. Berikut beberapa implikasi terapan dalam proses pembelajaran
di sekolah.
1. Asesmen
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan asesmen
harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Implikasinya bahwa guru hendaknya
merancang asesmen bersamaan dan melekat dengan design instructional
yang disusunnya. Gunakan kisi-kisi asesmen untuk mengontrol kecakupan
kompetensi dan bahan pelajaran.
2. Asesmen
harus didasarkan pada tujuan pembelajaran secara utuh, mengukur ranah kognitif,
afektif maupun psikomotorik mengacu pada taksonomi Bloom yang telah direvisi.
3. Menentukan
kriteria keberhasilan, baik kriteria dari keberhasilan proses belajar yang
dilakukan siswa, ataupun kriteria keberhasilan dari kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh pendidik, serta keberhasilan program pembelajaran secara
keseluruhan.
4. Untuk
memperoleh hasil asesmen yang maksimal yang dapat menggambarkan proses dan
hasil yang sesungguhnya, asesmen dilakukan sepanjang kegiatan pengajaran
ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar anak, kemampuan
mengajar guru dan untuk kepentingan penyempurnaan program pengajaran.
5. Dalam
pelaksanaannya, asesmen pembelajaran ranah afektif merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan mengukur dan menilai aspek psikologis yang berupa proses dan
hasil belajar yang bersifat afeksi, karena itu asesmen hendaknya dilakukan
dengan cermat dan penuh perhitungan termasuk memperhatikan berbagai
keterbatasan.
6. Pengukuran
aspek psikologis termasuk pengukuran proses dan hasil pembelajaran pada umumnya
dikembangkan berdasar atas sampel tingkah laku yang terbatas, sehingga untuk
dapat menjadi sumber informasi yang akurat, asesmen dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan dilakukan dengan cermat, dengan memperhatikan
perolehan sampel yang memadai dari domain tingkah laku dalam pengembangan
prosedur dan alat ukur yang baik.
7. Pendefinisian
konstruk psikologis pada skala pengukuran merupakan masalah yang cukup pelik,
mengingat bahwa kenyataan hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman
siswa terhadap materi, sedang dalam pelaksanaan tes pengukuran hasil belajar,
pengajar diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas
dari suatu gejala yang bersifat abstrak.
8. Konstruk
psikologis dalam proses dan hasil pembelajaran tidak dapat didifinisikan secara
tunggal, tetapi selalu berhubungan dengan konstruk yang lain. Dengan demikian
dalam pelaksanaan asesmen hendaknya menggunakan teknik asesmen alternatif,
disamping teknik yang standar.
9. Perlu
dipahami bahwa hasil pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam asesmen proses
dan hasil belajar mengandung kekeliruan. Angka yang diperoleh sebagai hasil
pengukuran baik dengan menggunakan tes ataupun nontes mengandung kesalahan.
Untuk itu kegiatan pengukuran dalam prosedur asesmen yang baik harus
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kekeliruan. Kesalahan
dapat bersumber dari alat ukur, dari gejala yang diukur, maupun interpretasi
terhadap hasil pengukuran tersebut. Untuk kperluan mengeliminir kesalahan ini
disarankan untuk melakukan try out isntrumen pengukurang dan melakukan
analisis item.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta serangakaian kegiatan
yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
2. tujuan
perencanaan itu memungkinkan guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga
proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
3. Manfaat perencanaan diantaranya melalui
proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yng
bersifat untunug-untungan.
4. Fungsi dari perencanaan antara lain, sebagai fungsi kreatif, fungsi
selektif, fungsi komunikatif, fungsi prediktif, fungsi akurasi, fungsi
pencapaian tujuan, dan fungsi control.
5. Istilah
asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan suatu kegiatan
guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik
individual yang unik.
B.
Saran
Perencanaan pembelajaran dan
asesmen pembelajaran harus dikuasai oleh setiap guru. Olehnya itu sebagai calon
guru setiap mahasiswa harus mengetahui dan memahami setiap komponen yang berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran dan asesmen pembelajaran. Makalah ini hanyalah
salah satu literatur yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi
diatas, dan masih banyak literatur lain yang perlu dipahami oleh mahasiswa
selaku calon guru.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Ina. 2012. Perencanaan Pembelajaran. http://www.slideshare.net/inaapriliana/ prncanaan-pembljran-22. Diakses
tanggal 10 Oktober 2014.
Hamiyah, Nur dan Moh.
Jauhar. Strategi Belajar Mengajar di
Kelas.
Mawardi. 2011. Asesmen Proses dan Hasil Belajar. http://mawardis3ip.staff.fkip.uns.ac.id/ 2011 /12/14/asesmen-prose-dan-hasil-belajar-2/. Diakses tanggal 10
Oktober 2014.
Sa’ud, U.S.
dan Abin, S.M. 2011. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Konprehensif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya,
Wina. 2011. Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar