Selasa, 30 Juni 2015

makalah perencanaan pembelajaran dan asesmen pelajaran



            KATA PENGANTAR


Bismilah 2
 


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga makalah  yang berjudul Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Pelajaran dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. 
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya  kepada  semua  pihak  yang  telah  banyak  membantu  dalam  pembuatan makalah  ini,  baik  berupa  moril  maupun  materi.
Dalam penyajian makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi tersempurnanya makalah ini.
                                                                                                Kendari,      Oktober 2014

                                                                                                  Penulis






DAFTAR ISI

Halaman sampul
Kata Pengantar.......................................................................................         i
Daftar Isi..................................................................................................         ii
Bab I Pendahuluan
A.     Latar Belakang..........................................................................         1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................         3
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................         3
D.    Manfaat.....................................................................................         3
Bab II Kerangka Berpikir dalam Penulisan
A.     Metode Penulisan.....................................................................         4
B.     Ruang Lingkup Kajian dan Pembahasan..................................         7
C.     Sumber Data dan Informasi......................................................         7
D.    Teknik Pengumpulan dan Penyajian Data dan Informasi.........
E.     Peta Konsep Kajian dan Pembahasan.......................................         13
Bab III Kajian dan Pembahasan...........................................................        
Bab IV Simpulan dan Saran..................................................................        
A.     Kesimpulan...............................................................................         19
B.     Saran.........................................................................................         19
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam bidang apapun, perencanaan merupakan unsur penting dan strategis yang memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, perencanaan merupakan salah salah satu faktor kunci evektivitas keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.Menyusun rencana pembelajaran merupakan langkah penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Upaya peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Tentunya ketepatan penilaian (asesmen) yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian pencapaian hasil belajar siswa juga sangat berperan penting dalam menentukan hasil pendidikan. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai oleh alat-alat nontest atau bukan test. Teknik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor.
Berdasarkan permasalahan yanga ada maka memahami tentang perencanaan pembelajaran dan asesmen pelajaran mutlak diketahui oleh seorang guru. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai perencanaan pembelajaran dan asesmen pelajaran.




B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1.   Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pembelajaran?
2.   Apa saja Tujuan dan Manfaat dari Perencanaan Pembelajaran?
3.   Apa saja Fungsi Pelaksanaan Pembelajaran?
4.   Apa makna dan hakikat asesmen proses dan hasil pembelajaran?
5.   Apa saja terminologi dalam lingkup asesmen?
6.   Apa tujuan dan prinsip proses dan hasil belajar?
7.   Bagaiman teknik dan prosedur asesmen proses dan hasil belajar?
8.   Bagaimana implikasi dalam proses pembelajaran fisika?

C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.    Untuk mengetahui dimaksud dengan perencanaan pembelajaran.
2.    Untuk mengetahui  tujuan dan manfaat dari perencanaan pembelajaran.
3.    Untuk mengetahui fungsi pelaksanaan pembelajaran.
4.    Untuk mengetahui  makna dan hakikat asesmen proses dan hasil pembelajaran.
5.    Untuk mengetahui terminologi dalam lingkup asesmen.
6.    Untuk mengetahui tujuan asesmen.
7.    Untuk mengetahui tujuan dan prinsip proses dan hasil belajar.
8.    Untuk mengetahui implikasi dalam proses pembelajaran fisika.

D.    Manfaat
1.      Sebagai bahan pustaka untuk bidang relevan.
2.      Sebagai bahan penilaian perkuliahan.
3.      Sebagai bahan aktualisasi diri.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Arti  Perencanaan Pembelajaran

Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajarn terdiri atas 2 kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana, yakni pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan. Ely (1979), mengatakan bahwa perencanaan  itu pada dasarnya  adalah suatu proses dan cara  berpikir yang dapat membantu  menciptakan hasil yang diharapkan. Sejalan dengan pendapat diatas  Kaufman (1972) memandang bahwa  perencanaan itu adalah sebagai suatu proses menetapkan  “kemana harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ke “tempat” itu denga cara yang paling efektif dan efisien.
Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari  penetapan tujuan yang akan dicapai melalui anlisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita  diarahkan bagaiman agar tujuan itu dapat dicapai  secara efektif dan efisien.
Dari bebrapa pendapat yang ada, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagi berikut:
1.    Adanya tujuan yang harus dicapai
2.    Adanya strategi untuk mencapai
3.    Sumber daya yang dapat mendukung
4.    Implementasi setiap keputusan
Sedangkan pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti media cetak, program televisi, internet, dan sebagainya, sehingga semua itu mendorong untuk terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagi sumber belajar, menjadi guru sebagi fasilitator dalam belajar mengajar.
Dari kedua makna tentang konsep perencanaan dan konsep pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta serangakaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.

B.       Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran
1.      Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Tujuan perencanaan bukan hanya untuk menguasai prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga mengembangan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran.
Secara ideal, tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia serta membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2.      Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa manfaat yang dapat kita petik dari penyusunan proses pembelajaran:
a.    Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yng bersifat untunug-untungan.
b.    Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
c.    Untuk memanfaat kan berbagai sumber belajar denga tepat.
d.   Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. artinya proses pembelajarn tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara terarah dan terorganisir.


C.      Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memilih beberapa fungsi, diantaranya:
1.    Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat  meningkatkan dan memperbaiki program.
2.     Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
3.     Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4.    Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal  seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5.    Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadis setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6.    Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.


7.     Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
8.    Fungsi kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
Selain yang di jabarkan di  atas, Oemar Hamalik (2001) mengemukakan bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1.      Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai tujuan itu.
2.       Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
4.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-- minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
5.      Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
6.      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada siswa.
D.      Makna dan Hakikat Asesmen Proses dan Hasil Pembelajaran
Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar  merupakan suatu kegiatan guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik individual yang unik (Depdiknas.2006). Dalam rangka pengambilan keputusan tersebut, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dari rumusan tentang pengertian asesmen proses dan hasil belajar tersebut di atas, nampak jelas bahwa ada empat komponen penting dalam asesmen proses dan hasil belajar, yaitu:
1.      pelacakan terhadap kompetensi siswa mencakup proses dan hasil belajar.
2.      kompetensi siswa sebagai tujuan pembelajaran hakikatnya adalah kesatuan utuh (holistik) pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai dan sikap yang dapat ditampilkan siswa dalam berpikir dan bertindak (bandingkan dengan Mulyasa. 2002:37).
3.      asesmen dilakukan selama rentang pembelajaran; maknanya bahwa asesmen merupakan satu kesatuan integral dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, bukan bagian yang terpisah dari pembelajaran.
4.      pengambilan keputusan dalam asesmen didasarkan pada karakteristik siswa secara individual.
E.       Berbagai Terminologi Dalam Lingkup Asesmen
Dalam berbagai literatur tentang asesmen pembelajaran seringkali kita temukan peristilahan yang sering dipertukarkan (bahkan dicampuradukkan) antara evaluasi (evaluation), penilaian (assessment), dan  pengukuran (measurement).  Padahal ketiganya memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda.
Evaluasi lebih berfungsi sebagai sarana untuk mengidentifikasi apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam teknik untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar atau kompetensi  siswa telah tercapai. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam teknik untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar atau kompetensi  siswa telah tercapai. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu.
Asesmen dapat juga didefinisikan sebagai proses dari pengumpulan dan pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan pengertian tentang apa yang sudah dipelajari oleh pelajar dari pengalaman-pengalamannya (Huba dan Freed, 2000:8). Tindakan asesmen sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan. Menurut Popham (1995:7) alasan perlunya melakukan asesmen, adalah untuk: (1) mendiagnosa kekuatan dan kelemahan pelajar, (2) memantau kemajuan belajar, (3) memberi atribut pemberian nilai, dan (4) menentukan efektivitas pengajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan 4(empat) hal pokok terkait dengan tindakan asesmen: (1) asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan informasi karakteristik siswa yang dilakukan secara sistematis, (2) tujuan utama proses asesmen dalam pendidikan adalah untuk menginterpretasikan perbedaan dalam pola-pola belajar siswa, (3) asesmen dapat membantu pengajar memfokuskan diri pada strategi mengajar yang efisien dan tepat, dan (4) asesmen pada dasarnya merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.
Pengukuran, asesmen, dan evaluasi bersifat hierarkhis dan simultan, maksudnya kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan dan atau bersamaan, yaitu mulai dari mengembangkan instrumen pengukuran (tes maupun non tes), mengadakan pengukuran, kemudian melakukan  asesmen (penilaian). Untuk kepentingan pengam-bilan keputusan mengenai  prestasi peserta didik, dilakukan kegiatan evaluasi. Hal senada dikemukakan oleh  Johnson & Johnson (2006:5), bahwa asesmen dapat saja dilakukan tanpa evaluasi tetapi tidak akan mungkin melakukan evaluasi tanpa melakukan asesmen. Asesmen idealnya dilakukan secara terus-menerus, sedangkan evaluasi boleh jadi dilakukan cukup hanya sekali waktu.
F.       Tujuan dan Prinsip Asesmen Proses dan Hasil Belajar
1.      Tujuan Asesmen Proses dan Hasil Belajar
a)      Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
b)      Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
c)      Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
d)     Untun umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan.
e)      Utnuk memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru.
f)       Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektifitas pendidikan.
2.      Prinsip Asesmen Proses dan Hasil Belajar
Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen pembelajaran adalah patokan yang harus dipedomani oleh guru dalam melakukan asesmen proses dan hasil belajar. Beberapa prinsip dasar asesmen pembelajaran yang harus dipedomani antara laian:
a)      Memandang asesmen dan kegiatan pembelajaran secara terpadu, sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.
b)      Mengembangkan tugas-tugas asesmen yang bermakna, yang terkait langsung dengan kehidupan nyata.
c)      Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuaat asesmen sebagai evaluasi  diri siswa.
d)     Melakukan berbagi strategi asesmen dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
e)      Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
f)       Mengembangkan dan menydeiakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kearah belajar peserta didik.
g)      Menggunanakan tekhnik dan instrumen asesmen yang bervariasi. Asesmen kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek dan pengamatan peserta didik dalam proses pembelajaran sehari-hari sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
h)      Melakukan asesmen secara berkesinambungan terhadap semua standar kompetensi dan kompetensi dasar unruk memnatau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk tes formatif dan sumatif.
Disamping prinsip-prinsip seperti tersebut di atas, Balitbang Depdiknas (2006 : 4) dan Slameto (2005) menyatakan bahwa dalam asesmen proses dan hasil belajar, instrument asesmen harus memenuhi kriteria instrumen yang baik. Kriteria tersebut yakni:
a)      Sahih (valid)
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan penilaian harus ”menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”. Apabila yang diukur sikap, tetapi asesmen mengukur pengetahuan, maka asesmen tersebut tidak valid. Kesahihan asesmen biasanya diukur dalam prosentase atau dalam derajat tertentu dengan alat ukur tertentu.
b)      Terandalkan (reliable)
Pengertian reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
c)      Objektif
Objektif dalam konteks penilaian adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif dari guru. Dalam implementasinya, penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami peserta didik, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).
d)     Terfokus pada kompetensi
Seturut dengan hakikat kurikulum tingkat satuan pendidikan, maka asesmen proses dan hasil belajar harus terfokus pada pencapaian kompetensi, bukan hanya penguasaan materi pelajaran.
e)      Komprehensif
Asesmen proses dan hasil belajar hendaknya menyeluruh, mengases semua ranah kompetensi siswa, baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Menggunakan beragam teknik dan instrumen asesmen, sehingga mampu menggambarkan profil kompetensi siswa secara utuh.
f)       Mendidik
Asesmen dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi siswa.


G.      Teknik dan Prosedur Asesmen Proses dan Hasil Belajar
1.      Teknik Asesmen Proses dan Hasil Belajar
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan teknik tes maupun non tes, baik untuk mengases proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara asesmen kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Asesmen suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Setidaknya ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
a.      Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja (Performance assessment atau performance-based assessment) merupakan jenis penilaian yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan, dan keterampilan yang mereka miliki dalam berbagai konteks. Seperti berbicara, berpidato, membaca puisi, dan berdiskus
b.      Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu. Penyelidikan tersebut dilaksanakan secara bertahap yakni perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk menilai keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan subjek secara jelas.
c.       Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilakukan, beberapa contoh tes yang telah selesai dilakukan, berbagai keterangan-keterangan yang diperoleh peserta didik, keselarasan antara pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah dirumuskan, contoh-contoh hasil pekerjaannya sehari-hari, evaluasi diri terhadap perkembangan pembelajaran dan hasil observasi guru.
d.      Penilaian Sikap.
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap guru/pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.  Asesmen sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi, daftar chek, skala sikap, buku harian, angket, ungkapan perasaan, catatan anekdot, dan lain lain.
e.       Teknik Tes
Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Khusus tes tertulis, ragamnya meliputi : tes  essay atau disebut juga tes subyektif dan tes obyektif, yang terdiri dari tes isian, salah-benar, menjodohkan dan pilihan ganda.Tes ini disebut obyektif karena skor yang diberikan  relatif tidak dipengaruhi oleh faktor subyektif penilai. Ragam tes obyektif meliputi tes isian (Completion Test), Tes Salah-Benar (True False Test), Tes Menjodohkan (Matching Test), dan Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test).
f.       Asesmen Produk
Asesmen produk merupakan ragam penilaian untuk menilai kemampuan siswa dalam membuat produk tertentu, seperti : teknologi tepat guna, karya seni, keramik, lukisan dan lain-lain. Asesmen produk dapat digunakan untuk menilai proses maupun hasil belajar siswa.


g.      Asesmen diri (self assessment)
Asesmen diri adalah suatu teknik penilaian dimana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria yang telah ditetapkan.
2.      Prosedur Asesmen Proses dan Hasil Belajar
Prosedur asesmen proses dan hasil belajar meliputi penetapan indikator pencapaian kompetensi, penetapan kriteria ketuntasan belajar, pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, dan penetapan teknik asesmen.
H.      Implikasi dalam Proses Pembelajaran
Pada bagian pendahuluan telah dikemukakan bahwa asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar-mengajar, sehingga kegiatan asesmen harus dilakukan guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena itu mutlah mempersyaratkan kemampuan dan komitmen guru untuk mengases proses dan hasil belajar. Berikut beberapa implikasi terapan dalam proses pembelajaran di sekolah.
1.      Asesmen merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan asesmen harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Implikasinya bahwa guru hendaknya merancang asesmen bersamaan dan melekat dengan design instructional yang disusunnya. Gunakan kisi-kisi asesmen untuk mengontrol kecakupan kompetensi dan bahan pelajaran.
2.      Asesmen harus didasarkan pada tujuan pembelajaran secara utuh, mengukur ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik mengacu pada taksonomi Bloom yang telah direvisi.
3.      Menentukan kriteria keberhasilan, baik kriteria dari keberhasilan proses belajar yang dilakukan siswa, ataupun kriteria keberhasilan dari kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik, serta keberhasilan program pembelajaran secara keseluruhan.
4.      Untuk memperoleh hasil asesmen yang maksimal yang dapat menggambarkan proses dan hasil yang sesungguhnya, asesmen dilakukan sepanjang kegiatan pengajaran ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar anak, kemampuan mengajar guru dan untuk kepentingan penyempurnaan program pengajaran.
5.      Dalam pelaksanaannya, asesmen pembelajaran ranah afektif merupakan kegiatan yang berkaitan dengan mengukur dan menilai aspek psikologis yang berupa proses dan hasil belajar yang bersifat afeksi, karena itu asesmen hendaknya dilakukan dengan cermat dan penuh perhitungan termasuk memperhatikan berbagai keterbatasan.
6.      Pengukuran aspek psikologis termasuk pengukuran proses dan hasil pembelajaran pada umumnya dikembangkan berdasar atas sampel tingkah laku yang terbatas, sehingga untuk dapat menjadi sumber informasi yang akurat, asesmen dilakukan dengan perencanaan yang matang dan dilakukan dengan cermat, dengan memperhatikan perolehan sampel yang memadai dari domain tingkah laku dalam pengembangan prosedur dan alat ukur yang baik.
7.      Pendefinisian konstruk psikologis pada skala pengukuran merupakan masalah yang cukup pelik, mengingat bahwa kenyataan hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman siswa terhadap materi, sedang dalam pelaksanaan tes pengukuran hasil belajar, pengajar diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas dari suatu gejala yang bersifat abstrak.
8.      Konstruk psikologis dalam proses dan hasil pembelajaran tidak dapat didifinisikan secara tunggal, tetapi selalu berhubungan dengan konstruk yang lain. Dengan demikian dalam pelaksanaan asesmen hendaknya menggunakan teknik asesmen alternatif, disamping teknik yang standar.
9.      Perlu dipahami bahwa hasil pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam asesmen proses dan hasil belajar mengandung kekeliruan. Angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran baik dengan menggunakan tes ataupun nontes mengandung kesalahan. Untuk itu kegiatan pengukuran dalam prosedur asesmen yang baik harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kekeliruan. Kesalahan dapat bersumber dari alat ukur, dari gejala yang diukur, maupun interpretasi terhadap hasil pengukuran tersebut. Untuk kperluan mengeliminir kesalahan ini disarankan untuk melakukan try out isntrumen pengukurang dan melakukan analisis item.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

1.      perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta serangakaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
2.      tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
3.      Manfaat perencanaan diantaranya melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yng bersifat untunug-untungan.
4.      Fungsi dari perencanaan antara lain, sebagai fungsi kreatif, fungsi selektif, fungsi komunikatif, fungsi prediktif, fungsi akurasi, fungsi pencapaian tujuan, dan fungsi control.
5.      Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar  merupakan suatu kegiatan guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik individual yang unik.

B.     Saran

Perencanaan pembelajaran dan asesmen pembelajaran harus dikuasai oleh setiap guru. Olehnya itu sebagai calon guru setiap mahasiswa harus mengetahui dan memahami setiap komponen yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran dan asesmen pembelajaran. Makalah ini hanyalah salah satu literatur yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi diatas, dan masih banyak literatur lain yang perlu dipahami oleh mahasiswa selaku calon guru.





DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, Ina. 2012. Perencanaan Pembelajaran. http://www.slideshare.net/inaapriliana/ prncanaan-pembljran-22. Diakses tanggal 10 Oktober 2014.

Hamiyah, Nur dan Moh. Jauhar. Strategi Belajar Mengajar di Kelas.

Mawardi. 2011. Asesmen Proses dan Hasil Belajar. http://mawardis3ip.staff.fkip.uns.ac.id/ 2011 /12/14/asesmen-prose-dan-hasil-belajar-2/. Diakses tanggal 10 Oktober 2014.

Sa’ud, U.S. dan Abin, S.M. 2011. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Konprehensif.  Bandung: Remaja Rosdakarya.


Sanjaya, Wina.  2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar