Selasa, 30 Juni 2015

makalah metode pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, sebuah metode sangat dibutuhkan, khususnya bagi pembelajaran di dalam kelas. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan metode-metode pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif  di dalam proses pembelajaran. Pengembangan metode pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Seorang guru harus bisa menemukan metode pembelajaran yang baik dan tepat untuk materi yang akan disampaikan kepada siswanya. Metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi yang akan disampaikan. Dengan metode yang tepat pun, kesulitan guru dalam menyampaikan materi bisa diminimalisasikan. Konsep mengenai metode pembelajaran tak hanya harus dipahami oleh seorang guru saja. Siapapun juga diharapkan bisa memahaminya karena pendidikan sangat penting bagi masa depan kita semua.
Untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.



B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diperoleh suatu rumusan masalah adalah sebagai berkut:
1.    Apa yang dimaksud dengan  metode pembelajaran?
2.    Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?
3.    Bagaimana pemilihan dan penentuan metode pembelajaran?
4.    Macam–macam metode pembelajaran:
·         Nama metode pembelajaran?
·         Apa keunggulan dan kelebihan metode pembelajaran tersebut?
·         Bagaimana penggunaan metode pembelajaran pada konsep tertentu dalam pembelajaran fisika?

C.      Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian metode pembelajaran.
2.    Mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar.
3.    Mengetahui keunggulan dan kelebihan metode-metode pembelajaran.
4.    Mengetahui pemilihan dan penentuan metode pembelajaran
5.    Mengetahui penggunaan metode pembelajaran pada konsep tertentu dalam pembelajaran fisika.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada umumnya metode pembelajaran klasikal hnaya memperhatikan satu aspek saja, yakni aspek penyampaian informasi. Sedangkan sebagai pendidik yang profesional , seorang pendidik itu harus dapat merangsang terjadiya proses berpikir, harus mampu membantu tumbuhnya sikap kritis, serta mampu mengubah pola pikir peserta didiknya. Sehingga diperlukan penggunaan bentuk atau metode mengajar lainnya yang sifatnya lebih efektif dan efisien.
Banyak pakar yang mencoba mengartikan metode pembelajaran. Berikut ini beberapa pengertian metode pembelajaran menurut para ahli:
1.        Menurut M. Bayiruddin Usman, metode pembelajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.       Menurut Nana Sudjana, metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
3.       Menurut Ahmad Sabri, metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran, baik secara individual atau kelompok.
4.        Menurut M. Sobri Sutikno menyatakan, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
5.        Menurut Mahmud Yunus, metode atau cara mengajar adalah jalan yang akan ditempuh oleh pendidik untuk memberikan berbagai pelajaran kepada murid-murid dalam berbagai jenis mata pelajaran.
6.       Menurt Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran meripakan
suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terja proses  
belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
B.       Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pemah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata; dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya.
1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat rangsangan dari luar dan dapat membangkitkan belajar seseorang. penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
   Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bah an yang diberikanjuga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah. N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
       Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.
    Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicinjalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskap agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

C.      Pemilihan dan Penentuan Metode Pembelajaran

Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
    
    Pembicaraan berikut mencoba membahas masalah pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.

1. Nilai Strategis Metode

    Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

2. Efektivitas Penggunaan Metode

      Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan shalat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.

3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
 
      Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surah AI-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan. Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.


4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

 
      Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran. Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pemyataan tersebut adalah pendapat yang keliru.
 Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan­ kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya,jika memahami sifat-sifat masing-masing metode terse but. Winamo Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
     
a. Anak Didik

      Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial meteka juga bennacam-macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-Iaki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.
     Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.

b. Tujuan

     Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).

c. Situasi

     Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bolehjadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing­masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode promblem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

d. Fasilitas

   Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar, Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi. Demikianjuga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihatjika faktor lain mendukung.

e. Guru

   Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar-belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguh pun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi adajuga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.


D.      Macam-macam Metode Pembelajaran

Beragamnya metode belajar yang dapat kita pelajari dan dapat digunakan, pada makalah ini akan dibahas berbagai metode mengajar yang umum digunakan. Metode mengajar tersebut adalah :
1.      Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Pemecahan setiap masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.

a.       Kelebihan:
 1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
     masalah kehidupan.
1.    Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan dalamkehidupan sehari-­hari secara terpadu.
3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modem yang dalam
    pengajaran perlu diperhatikan:
a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.
b)
  Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari­hari yang penuh                                                      
      dengan  masalah.
c)   Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak
      dilakukan.
d)
 Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu
      kesatuan yang tak terpisahkan.

        b. Kekurangan:
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertika
    maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa,
    cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan,
    bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah.
3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

2.    Metode Eksperimen
                 Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimasa siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

a.       Kelebihan
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1.
Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
    berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

b. Kekurangan
Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antara lain:
1.      Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2.      Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
 tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
2.    Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
3.    Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
 karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
 jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3.      Metode Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya.

a.       Kelebihan:
1.      Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
2.      Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan
 guru.
3.      Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.
4.      Dapat mengembangkan kemandirian siswa.

b.      Kekurangan:
Murid sulit unutk dikontrol mengenai pengerjaan tugas, khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja
, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

4.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

a.       Kelebihan:
1.      Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2.      Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3.      Memperluas wawasan.
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.

b.      Kekurangan:
1.      Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktuyang panjang.
2.      Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3.      Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4.      Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
5.   Metode Demontrasi
      Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situas, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengam metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
a.       Kelebihan:
1.      Melalui metode demonstrasi ini verbalisme dapat dihindari, sebab
 murid disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan sehingga murid akan lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari.

2.      Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3.       Proses pengajaran lebih menarik.
4.      Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

b.      Kekurangan
1.        Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena    tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
2.        Fasilitas sepertiperalatan,tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3.        Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di sampingmemerlukanwaktu yang cukup panjang,yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

6.  Metode Problem Solving
     Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
a.       Kelebihan:
1.      Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2.      Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3.      Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa   secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajamya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.

b.      Kekurangan:
1.      Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan    tingak   berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal, untuk siswa SO sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan tarafkemampuan berpikir anak.
2.      Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup ban yak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
3.      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan   menerima informasi dari guru menjadi belajardengan banyak berpikirmemecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar,merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

7.       Metode Tanya Jawab
Metode tanyajawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

a.       Kelebihan
1.      Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
2.      Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
       termasuk daya ingatan.
3.      Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

 b.  Kekurangan:
1.      Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong
siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2.      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan berpikir dan mudah dipahami siswa.
3.      Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4.      Dalamjumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.


8. Metode Latihan

Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagi sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapatjuga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

a.    Kelebihan:
1.      Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-
alat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan
peralatanolahraga.
2.      Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
3.      Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
4.      Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan
serta kecepatan pelaksanaan.
5.      Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerluka konsentrasi dalam pelaksanaannya.
6.      Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakari-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

b.      Kelemahan:
1.      Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak
    dibawa kepada penyesuaian dan diarahkanjauh dari pengertian.
2.      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
3.      Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
    merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
4.      Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5.      Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan, yang kekurangan fasilitas.

a.    Kelebihan:
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk kelas
3. Dapat diikuti olehjumlah siswa yang besar.
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
b. Kelemahan:
1. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif(mendengar) yang bisa menerima.
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada    ceramahnya, ini sukar sekali.
5.  Menyebabkan siswa menjadi pasif.

2.        Penggunaan Metode Pembelajaran pada Konsep Tertentu dalam Pembelajaran Fisika

       Pembelajaran fisika tidak akan lepas dari hakekat fisika. Fisika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains). Oleh karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakekat sains. Menurut Zen dalam Sumaji dkk (1998: 161), sains adalah suatu eksplorasi ke alam materi berdasarkan observasi, dan yang mencari hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai fenomena yang diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri.
Pembelajaran fisika seharusnya lebih menekankan pada proses kegiatan yang dialami siswa melalui interaksi dengan lingkungan dalam menguasai konsep fisika melalui penerapan aktivitas siswa itu sendiri. Belajar fisika tidak dapat hanya dilakukan siswa dengan mendengarkan, melihat, menghafal, tanpa mengalami. Berdasarkan hasil penelitian Arief dalam Wahyudin dkk (2010: 58), pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman pendengaran 11%, dari pengalaman penglihatan 83%, sedangkan kemampuan daya ingat yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari apa yang didengar 20%, dari pengalaman apa yang dilihat 50%. Sochibin dkk (2009: 96) menyatakan bahwa fisika merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis sehingga belajar fisika tidak cukup hanya menghafal materinya saja tetapi juga harus dapat memahami konsep-konsep di dalamnya dan hal ini dapat tercapai jika pembelajaran tersebut bermakna, selain itu pendidikan fisika diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa memperoleh penguasaan lebih mendalam tentang alam sekitar.
Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang salah satunya melalui kegiatan demonstrasi dan praktik. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan demonstrasi, siswa memperoleh penjelasan tentang konsep yang abstrak. Melalui kegiatan praktik, siswa melakukan olah pikir dan tangan.

     

     















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka dapat disimpulkan:       
Ø  Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Ø  Kedudukan metode dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
2. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Ø  Pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
Ø  Beberapa metode pembelajaran yang dipakai di kelas:
1.              Metode Proyek
2.              Metode Eksperimen
3.              Metode Resitasi
4.              Metode Diskusi
5.              Metode Demontrasi
6.              Metode Problem Solving
7.              Metode Tanya Jawab
8.              Metode Latihan
9.              Metode Ceramah
Ø Penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada  proses pembelajaran fisika yaitu metode demonstrasi dan metode eksperimen (praktek).

B.       Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan terkait dengan makalah ini yaitu mengingat betapa pentingnya metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka penulis menyarankan agar perlu dipelajari dan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.



DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2014. http://miminmadya.blogspot.com/2013/12/28/ kedudukan- metode.html. (On : 11 oktober 2014).

Anonimous, 2014. http://desiwulandari.blogspot.com/2012/10/29/ defenisi-metode-pembelajaran-menurut-para-ahli.html. (On : 11 oktober 2014).
Aunurrahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.


1 komentar: