BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
dunia pendidikan, sebuah metode sangat dibutuhkan, khususnya bagi pembelajaran
di dalam kelas. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan
guru mengembangkan metode-metode pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan
metode pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang
optimal.
Seorang
guru harus bisa menemukan metode pembelajaran yang baik dan tepat untuk materi
yang akan disampaikan kepada siswanya. Metode pembelajaran yang tepat akan
memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi yang akan disampaikan.
Dengan metode yang tepat pun, kesulitan guru dalam menyampaikan materi bisa
diminimalisasikan. Konsep mengenai metode pembelajaran tak hanya harus dipahami
oleh seorang guru saja. Siapapun juga diharapkan bisa memahaminya karena
pendidikan sangat penting bagi masa depan kita semua.
Untuk
dapat mengembangkan metode pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus
memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru
terhadap perkembangan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga pentingnya
pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi
kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa
pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung
tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara optimal dalam pembelajaran,
dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian
hasil belajar siswa.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang, maka dapat diperoleh suatu rumusan masalah adalah sebagai berkut:
1. Apa
yang dimaksud dengan metode
pembelajaran?
2. Bagaimana
kedudukan metode dalam belajar mengajar?
3. Bagaimana
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran?
4. Macam–macam
metode pembelajaran:
·
Nama metode pembelajaran?
·
Apa keunggulan dan kelebihan metode
pembelajaran tersebut?
·
Bagaimana penggunaan metode pembelajaran
pada konsep tertentu dalam pembelajaran fisika?
C.
Manfaat
Penulisan
Manfaat yang dapat
diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengertian metode pembelajaran.
2. Mengetahui
kedudukan metode dalam belajar mengajar.
3. Mengetahui
keunggulan dan kelebihan metode-metode pembelajaran.
4. Mengetahui
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran
5. Mengetahui
penggunaan metode pembelajaran pada konsep tertentu dalam pembelajaran fisika.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Pembelajaran
Dalam
kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang menarik
agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada umumnya metode pembelajaran
klasikal hnaya memperhatikan satu aspek saja, yakni aspek penyampaian
informasi. Sedangkan sebagai pendidik yang profesional , seorang pendidik itu
harus dapat merangsang terjadiya proses berpikir, harus mampu membantu tumbuhnya
sikap kritis, serta mampu mengubah pola pikir peserta didiknya. Sehingga
diperlukan penggunaan bentuk atau metode mengajar lainnya yang sifatnya lebih
efektif dan efisien.
Banyak
pakar yang mencoba mengartikan metode pembelajaran. Berikut ini beberapa pengertian
metode pembelajaran menurut para ahli:
1.
Menurut M.
Bayiruddin Usman, metode pembelajaran adalah suatu cara penyampaian bahan
pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.
Menurut Nana Sudjana, metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
3.
Menurut Ahmad
Sabri, metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
pelajaran, baik secara individual atau kelompok.
4.
Menurut
M. Sobri
Sutikno menyatakan, metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan.
5.
Menurut
Mahmud Yunus, metode atau cara mengajar adalah jalan yang akan ditempuh oleh
pendidik untuk memberikan berbagai pelajaran kepada murid-murid dalam berbagai
jenis mata pelajaran.
6.
Menurt Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang
sistematis untuk menyampaikan informasi.
Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran
yang dikemukakan
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran meripakan
suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru
agar terja proses
belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
B.
Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang
melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur
lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan
pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program
pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pemah guru
tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata; dan
memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.
Dari hasil analisis yang dilakukan,
lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik,
sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut
adalah penjelasannya.
1. Metode
Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen
pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen
lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar
mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami
benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M. (1988:90) adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar.
Karena itu, metode berfungsi sebagai alat rangsangan dari luar dan dapat
membangkitkan belajar seseorang. penggunaan metode yang tepat dan bervariasi
akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
2. Metode
Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua
anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak
didik terhadap bah an yang diberikanjuga bermacam-macam, ada yang cepat, ada
yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap
anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya
penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki
pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Karena itu, dalam kegiatan belajar
mengajar, menurut Dra. Roestiyah. N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi
agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan
yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus
menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan
demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai
Tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan
dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya
dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang
sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke
pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus
dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang
dicita-citakan.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicinjalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskap agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicinjalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskap agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
C.
Pemilihan dan Penentuan Metode
Pembelajaran
Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya
dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan.
Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian
metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara
penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain.
Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan.
Pembicaraan berikut mencoba membahas masalah pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
Pembicaraan berikut mencoba membahas masalah pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
1. Nilai Strategis Metode
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
2. Efektivitas Penggunaan Metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan shalat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surah AI-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan. Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran. Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pemyataan tersebut adalah pendapat yang keliru.
Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya
mengatakan, bahwa setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai
kebaikan-kebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan kelemahannya. Guru
akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi
yang khusus dihadapinya,jika memahami sifat-sifat masing-masing metode terse
but. Winamo Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Anak Didik
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial meteka juga bennacam-macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-Iaki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga
perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada
yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup
(introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang,
dan sebagainya.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bolehjadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masingmasing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode promblem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar, Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi. Demikianjuga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihatjika faktor lain mendukung.
e. Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar-belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguh pun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi adajuga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
D.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Beragamnya
metode belajar yang dapat kita pelajari dan dapat digunakan, pada makalah ini
akan dibahas berbagai metode mengajar yang umum digunakan. Metode mengajar
tersebut adalah :
1.
Metode Proyek
Metode proyek atau unit
adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara keseluruhan dan bermakna. Pemecahan setiap masalah perlu melibatkan
bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya
melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi
pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara
keseluruhan yang berarti.
a. Kelebihan:
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
masalah
kehidupan.
1. Dapat membina siswa dengan
kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan dalamkehidupan sehari-hari secara terpadu.
3.
Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modem yang dalam
pengajaran perlu
diperhatikan:
a)
Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.
b) Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil seharihari yang penuh
b) Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil seharihari yang penuh
dengan masalah.
c)
Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman
siswa banyak
dilakukan.
d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu
d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan.
b. Kekurangan:
1. Kurikulum yang
berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertika
maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa,
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa,
cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang
diperlukan,
bukanlah
merupakan pekerjaan yang mudah.
3.
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pelajaran, dimasa siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajar. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau
proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
a.
Kelebihan
Metode eksperimen
mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
2.
Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari
hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.
Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
b. Kekurangan
Metode eksperimen
mengandung beberapa kekurangan, antara lain:
1.
Metode ini lebih
sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2.
Metode ini
memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
2.
Metode ini menuntut
ketelitian, keuletan dan ketabahan.
3.
Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan
karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
3. Metode
Resitasi
Metode resitasi (penugasan)
adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan,
di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya.
a.
Kelebihan:
1.
Lebih merangsang
siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
2.
Dapat mengembangkan
kemandirian siswa diluar pengawasan
guru.
3.
Dapat membina
tanggungjawab dan disiplin siswa.
4.
Dapat
mengembangkan kemandirian siswa.
b.
Kekurangan:
Murid sulit unutk dikontrol mengenai pengerjaan tugas, khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
Murid sulit unutk dikontrol mengenai pengerjaan tugas, khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
4. Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah
cara penyajian pelajaran, di mana siswa siswa dihadapkan kepada suatu masalah
yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kelebihan:
1.
Merangsang
kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2.
Mengembangkan
sikap menghargai pendapat orang lain
3.
Memperluas
wawasan.
4. Membina
untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
b. Kekurangan:
1. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga
memerlukan waktuyang panjang.
2.
Tidak dapat
dipakai pada kelompok yang besar.
3.
Peserta mendapat
informasi yang terbatas.
4.
Mungkin dikuasai
oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.
5. Metode
Demontrasi
Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situas, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang
sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengam metode demontrasi, proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam,
sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat
mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung.
a.
Kelebihan:
1.
Melalui metode
demonstrasi ini verbalisme dapat dihindari, sebab
murid disuruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan sehingga murid akan lebih mudah memahami apa yang
sedang dipelajari.
2.
Siswa lebih
mudah memahami apa yang dipelajari.
3.
Proses
pengajaran lebih menarik.
4.
Siswa dirangsang
untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba
melakukannya sendiri.
b. Kekurangan
1.
Metode ini
memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
2.
Fasilitas
sepertiperalatan,tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3.
Demonstrasi
memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di sampingmemerlukanwaktu yang
cukup panjang,yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
6. Metode Problem Solving
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
a.
Kelebihan:
1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan
dunia kerja.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil,
apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga,
bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi
kehidupan manusia.
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan
berpikir siswa secara
kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajamya, siswa banyak melakukan
mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari
pemecahan.
b.
Kekurangan:
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan tingak berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok
untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal, untuk siswa SO sederajat juga bisa
dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan
tarafkemampuan berpikir anak.
2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
ini sering memerlukan waktu yang cukup ban yak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran lain.
3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan
dan menerima
informasi dari guru menjadi belajardengan banyak berpikirmemecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber
belajar,merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
7.
Metode Tanya Jawab
Metode
tanyajawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru.
a.
Kelebihan
1.
Pertanyaan dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang
ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
2.
Merangsang siswa
untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk
daya ingatan.
3.
Mengembangkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan:
1.
Siswa merasa
takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong
siswa
untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2.
Tidak mudah
membuat pertanyaan yang sesuai dengan berpikir dan mudah dipahami siswa.
3.
Waktu sering
banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4.
Dalamjumlah
siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada
setiap siswa.
8.
Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagi sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapatjuga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a.
Kelebihan:
1.
Untuk memperoleh
kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau
kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-
alat (mesin
permainan dan atletik), dan terampil menggunakan
peralatanolahraga.
2.
Untuk memperoleh
kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian,
tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
3.
Untuk memperoleh
kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam
ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
4.
Pembentukan
kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan
serta kecepatan
pelaksanaan.
5.
Pemanfaatan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerluka konsentrasi
dalam pelaksanaannya.
6.
Pembentukan
kebiasaan-kebiasaan membuat gerakari-gerakan yang
kompleks, rumit,
menjadi lebih otomatis.
b.
Kelemahan:
1.
Menghambat bakat
dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkanjauh dari
pengertian.
2.
Menimbulkan
penyesuaian secara statis kepada lingkungan
3.
Kadang-kadang
latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah
membosankan.
4.
Membentuk
kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5.
Dapat
menimbulkan verbalisme.
9.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang
boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru
daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu
saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran
tradisional, seperti di pedesaan, yang kekurangan fasilitas.
a. Kelebihan:
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah mengorganisasikan tempat
duduk kelas
3. Dapat diikuti olehjumlah siswa
yang besar.
4. Mudah mempersiapkan dan
melaksanakannya.
5. Guru mudah menerangkan
pelajaran dengan baik.
b. Kelemahan:
1. Mudah menjadi verbalisme
(pengertian kata-kata).
2. Yang visual menjadi rugi, yang
auditif(mendengar) yang bisa
menerima.
3. Bila selalu digunakan dan terlalu
lama, membosankan.
4. Guru
menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya,
ini sukar sekali.
5. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
2.
Penggunaan
Metode Pembelajaran pada Konsep Tertentu dalam Pembelajaran Fisika
Pembelajaran
fisika tidak akan lepas dari hakekat fisika. Fisika merupakan cabang dari ilmu
pengetahuan alam (sains). Oleh karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan
dipahami melalui hakekat sains. Menurut Zen dalam Sumaji dkk (1998: 161), sains
adalah suatu eksplorasi ke alam materi berdasarkan observasi, dan yang mencari
hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai fenomena yang diamati serta
bersifat mampu menguji diri sendiri.
Pembelajaran fisika
seharusnya lebih menekankan pada proses kegiatan yang dialami siswa melalui
interaksi dengan lingkungan dalam menguasai konsep fisika melalui penerapan
aktivitas siswa itu sendiri. Belajar fisika tidak dapat hanya dilakukan siswa
dengan mendengarkan, melihat, menghafal, tanpa mengalami. Berdasarkan hasil
penelitian Arief dalam Wahyudin dkk (2010: 58), pengetahuan seseorang diperoleh
dari pengalaman pendengaran 11%, dari pengalaman penglihatan 83%, sedangkan
kemampuan daya ingat yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari apa yang
didengar 20%, dari pengalaman apa yang dilihat 50%. Sochibin dkk (2009: 96)
menyatakan bahwa fisika merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara
sistematis sehingga belajar fisika tidak cukup hanya menghafal materinya saja
tetapi juga harus dapat memahami konsep-konsep di dalamnya dan hal ini dapat
tercapai jika pembelajaran tersebut bermakna, selain itu pendidikan fisika
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat yang disesuaikan dengan tujuan agar
siswa memperoleh penguasaan lebih mendalam tentang alam sekitar.
Fisika dipandang
sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus
mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang salah satunya melalui
kegiatan demonstrasi dan praktik. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan
demonstrasi, siswa memperoleh penjelasan tentang konsep yang abstrak. Melalui
kegiatan praktik, siswa melakukan olah pikir dan tangan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini,
maka dapat disimpulkan:
Ø Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi
yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa
untuk mencapai tujuan.
Ø Kedudukan metode
dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Metode
Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
2. Metode
Sebagai Strategi Pengajaran
3. Metode
Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Ø Pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan
belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategis metode,
efektivitas penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode,
hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
Ø Beberapa metode pembelajaran yang dipakai di kelas:
1.
Metode Proyek
2.
Metode Eksperimen
3.
Metode Resitasi
4.
Metode Diskusi
5.
Metode Demontrasi
6.
Metode Problem Solving
7.
Metode Tanya Jawab
8.
Metode Latihan
9.
Metode Ceramah
Ø
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat
pada proses pembelajaran fisika yaitu
metode demonstrasi dan metode eksperimen (praktek).
B.
Saran
Saran
yang dapat penulis sampaikan terkait dengan makalah ini yaitu mengingat betapa
pentingnya metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka penulis
menyarankan agar perlu dipelajari dan diterapkan dalam proses pembelajaran di
kelas maupun di luar kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous,
2014. http://dilihatnya.com/2014/08/30/pengertian-
metode pembelajaran- menurut -para -ahli/. (On : 11 oktober 2014).
Anonimous,
2014. http://miminmadya.blogspot.com/2013/12/28/
kedudukan- metode.html. (On
: 11 oktober 2014).
Anonimous,
2014. http://desiwulandari.blogspot.com/2012/10/29/
defenisi-metode-pembelajaran-menurut-para-ahli.html. (On : 11 oktober 2014).
Aunurrahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Alfabeta. Bandung.
sangat bermanfaat.
BalasHapus