Selasa, 09 Juni 2015

Laporan transistor sebagai penguat



LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR
PERCOBAAN III
( TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT )


OLEH :
NAMA                     : ZOE TRIANI SYAFI’I
STAMBUK             :  A1C3 13 094
JURUSAN                :  PEND. FISIKA
KELOMPOK          :  5  B
ASISTEN                :  RASYID MAKMUR

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015








( TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT )

A.  TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini antara lain :
1.      Memahami cara kerja rangkaian bias transistor common emitter.
2.      Membuat grafik ciri keluaran transistor.
3.      Menentukan titik kerja transistor secara grafik.
4.      Menentukan besar penguatan transistor pada rangkaian common emitter.

B.  ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
NO
Alat Dan Bahan
Fungsi
1
Transistor NPN
Sebagai sumber tegangan keluaran.
2
Multimeter
Untk mengukur tegangan.
3
Osiloskop
Untuk menampilkan signal gelombang dari bahan amatan.
4
Papan Rangkaian
Sebagai tempat untuk menyusun komponen-komponen yang akan diamati.
5
Kabel Jumper
Sebagai penghubung rangkaian.
6
Resistor
Sebagai hambatan.
7
Kapasitor
Sebagai penyimpan arus.
8
Catu Daya
Sebagai sumber tegangan.
9
Potensiometer
Sebagai pengatur hambatan.




C.  LANDASAN TEORI
1.    Bias Transistor
Sebelum membahas model-model rangkaian sekutu pada transistor terlebih dahulu kita harus menentukan keadaann operasi transistor. Pengukuran  beberapa parameter tegangan dalam rangkaian sangat membantu dalam menentukan keadaan operasi.

VCC = VCE + ICRC + IERE

Keadaan operasi hanya dapat ditentukan denghan mengmbil pendekatan bahwa titik –q terletak di tengah garis beban, dari gambar 2 denagan demikian kita dapatkan bahwa:

VCE (q) = ½ VCC

Besarnya arus kolektor :

IC (q) = IE = (VCE (q) / (Rc + RE)

Perhatikan gambar 1, terlihat bahwa :

VBB = RB2 / (RB1 + RB2) VCC

Bila untaian bias masuk basis kita dengan untai secara thevenin maka berlaku hubungan:

VBB = IBRB + VBER + IERE



2.    Penguat Emitor Ditanahkan
Sesuai namanya, penguat emitter ditanahkan (Common Emitter), kaki emitter dari transistor bipolar dalam rangkaian penguat dihubungkan dengan tanah (Ground AC) Bassis-Emittor berada dalam kaadaan bias maju.
Ada dua cara menghubungkan Emitter ke Ground, ayaitu secara langsug dan secara tidak langsung dengan kapasitor gambar 4.3. Common Emittersering digunakan sebagai penguat tegangan. Analisa penguat rangkaian dapat dialkukan dengan menggunakan rangkaian ekivaken dengan parameter hybrid, parameter T dan sebagainya. Namun dalam percobaan ini analisa penguat hanya dilakukan dengan mengukur ntegangan masukan dan teganagan keluaran penguat, dengan demikian penguatan penguat dapat dihitung dengan rumus:

KV =
( Anonim : 2011 )
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat.Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan digunakan sumber arus konstan untuk “memaksa” arus kolektor agar transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C
( Anonim, 2008 ).

Transistor merupakan alat dengan tiga terminal seperti yang diperlihatkan oleh simbol sirkit pada gambar 1.Setelah bahan semikonduktor diolah, terbentuklah bahan semikonduktor jenis p dan n.
Walaupun proses pembuatannya sangat banyak, pada dasarnya transistor merupakan tiga lapis gabungan kedua jenis bahan tadi, yaitu PNP dan NPN. 1. Transistor PNP Jenis PNP diperlihatkan dalam gambar 2.8(a) dan jenis NPN diperlihatkan dalam gambar 2.8(b). Prinsip kerja kedua tipe ini sama, perbedaannya hanyalah keberadaannya dalam kondisi panjaran DC.

.
Gambar 1 Simbol sirkit untuk transistor (a) PNP; (b) NPN
Gambar tersebut memperlihatkan karakteristik keluaran yang menghubungkan arus Ic dengan tegangan Vce untuk harga arus Ib tertentu. Kurva ini menyajikan hubungan antara arus masukan di satu sisi dan arus serta tegangan keluaran di sisi yang lain. Parameter yang sangat penting bagi transistor adalah penguat arus DC, yang dikenal sebagai penguat arus statis hfe.Ini adalah penguatan transistor pada keadaan stasioner, yaitu tanpa sinyal masukan.

Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar elektronik dan penguat pada rangkaian elektronika digital. Transistor memiliki 3 terminal. Transistor biasanya dibuat dari bahan silikon atau germanium. Tiga kaki yang berlainan membentuk transistor bipolar adalah emitor, basis dan  kolektor. Mereka dapat dikombinasikan menjadi jenis N-P-N atau P-N-P yang menjadi satu sebagai tiga kaki transistor. Gambar  di bawah memperlihatkan bentuk dan simbol untuk jenis NPN. (Pada transistor PNP, panah emitor berlawananarah).
Rangkaian emitter bersama (common-emitter) adalah rangkaian BJT yang menggunakan terminal emitor sebagai terminal bersama yang terhubung ke sinyal sasis (ground), sedangkan terminal masukan dan keluarannya terletak masing-masing pada terminal basis dan terminal kolektor.Rangkaian penguat common-emitter adalah yang paling banyak digunakan karena memiliki sifat menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal masukan. Faktor penguatan dari transistor dilambangkan dengan simbol beta (β).

D.  PROSEDUR PERCOBAAN
v Bias Transistor
1.    Mengambil resistor  dengan nilai-nilai resistor yang sesuai di kotaqk eksperimen. Kemudian menyusun rangkaian seperti pada gambara 1 (sebelum rangkaian dihubungkan dengan tegangan Catu, memeriksakan rangkaian pada asisten yang bertugas).
2.    Mengatur potensiometer pada posisi nilai resistansi yang paling kecil.
3.    Mengukur arus Ic yang mengalir pada Rc dan tegangan VCE dan VBE. Dan mengukur juga resistansi dari potensiometer.
4.    Mengulangi langkah 3 dengan mengukur potensiometer (memutar potensiometer) sehingga tampak adanya perubahan arus Ic dan tegangan VCE dan VBE).
5.    Membandingkan hasil yang kami pereoleh langsung dengan perhitungan menggunakan rumus persamaan (4.1) untuk Ic dan persamaan (4.4) untuk VBE.
6.    Membuat kurva hubungan antara IC dengan VCE dan menentukan titik operasai  (q) rangkaian penguat tersebut.

v  Common Emitter
1.    Memasang rangkaian seperti pada gambar 3. Sebelum kapasitor terpasang, mengatur potensiometer  VR agar VCE =  VCC, pada keadaan ini menghitung arus IC dengan mengukur beda tegangan kedua ujung RC. Dan mengukur pula VBE dan IB.
2.    Memasang kapasitor pada rangkaian dan memberikan masukan isyarat sinusoidal dengan frekwensi 1 kHz dan mengatur tegangan isyarat masukan agar isyarat keluaran tidak cacat bentuknya. Mengukur tegangan keluaran Vo dan isyarat masukan Vi dengan osiloskop. Memasang RL = 1 K pada keluaran  dan mengukur Vo, Vi dan mengmatai bentuk isyarat.
3.    Melepaskan pembangkit isyarat dan mengubah potensiometer hingga transistor  tepat akan mulai pada keadaan saturasi yaitu VCE = 0. Mengulkur nilaiVCE, IC, IB dan VBE. Menghubungkan dengan pembangkit isyarat VS (1 KHz 5 mV Vpp) dan mengamati bentuk keluarannya.
4.    Melepaskan pembangkit isyarat, atur VR hingga VCE = 12 Volt. Mengukur IB, VBB dan IC. Keadaan seperti ini8 dinamakan transistor dalam keadaan cut off. Arus IC = 0, menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 KHz 5 mV Vpp) dan mengamati bentuk isyarat keluarannya.
5.    Mengukur tegangan masukkan dan tegangan keluaran transistor untuk setiap variasi VR, kemudian tentukan penguatan tegangan transistor.





E.   DATA PENGAMATAN
Hasil pengukuran arus IC dan VCE untuk variasi RV :
1.    Bias Transistor
NO
RV ( Ω )
IC ( mA )
VCE ( mV )
1
1
1,52
96
2
4,58
0,41
88
3
7,45
0,25
92

Ket :      
                   RC                 =      Hambatan ( Ω )
                   IC                  =      Arus yang mengalir ( A )
                   VCE               =      Tegangan ( V )
                  
Grafik hubungan IC  dan VCE :
2.    Commont Emmitor
Ø  VPP input ( Kapasitor & Basic )  =  8,00 mV
Ø  VPP output ( Kapasitor & Emitor )  =  12,00 mV


F.   ANALISIS DATA
Penguat Rangkaian Common Emitter:
Vout put      =  12,00 Volt
V input       =  8,00 Volt

KV       =  

=  
=   1,5  Kali

G.      PEMBAHASAN
Transistor merupakan alat dengan tiga terminal dengan simbol sirkit. Setelah bahan semikonduktor diolah, terbentuklah bahan semikonduktor jenis p dan n. Walaupun proses pembuatannya sangat banyak, pada dasarnya transistor merupakan tiga lapis gabungan kedua jenis bahan tadi, yaitu PNP dan NPN. Prinsip kerja kedua tipe ini sama, perbedaannya hanyalah keberadaannya dalam kondisi panjaran DC.
Pada eksperimen ini akan menggunakan Emitter dan Emitor dengan menggunakan tiga buah resistor dengan besar hambatan yang bebeda-beda. Rangkaian emitter bersama (common-emitter) adalah rangkaian BJT yang menggunakan terminal emitor sebagai terminal bersama yang terhubung ke sinyal sasis (ground), sedangkan terminal masukan dan keluarannya terletak masing-masing pada terminal basis dan terminal kolektor.Rangkaian penguat common-emitter adalah yang paling banyak digunakan karena memiliki sifat menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal masukan. Faktor penguatan dari transistor dilambangkan dengan simbol beta (β).
Dalam pengamatan ini resistansi kecil yang dimiliki pada rangkaian adalah 1 Ω, kemudian resistansi kedua yaitu 4,58 kΩ, dan yang ketiga 7,45 kΩ. Beradasarkan dari hasil data pengamatan kami terlihat bahwa besar arus (IC) semakin kecil, sedangkan untuk tegangannya berubah-ubah. Untuk lebih jelasnya hasil pengamatan tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik. Dimana pada grafik, jelas terlihat bahwa grafik hubungan IC  dan VCE mengalami naik turun ini disebabkan karena nilai VCE naik turun sehingga grafiknya pun naik turun pula.

Kemudian untuk eksperimen berikutnya kami menggunakan common emitter untuk melihat hubungan antara tegangan masukan ( VPP input ) dengan tegangan keluaran ( VPP out put ). Adapun fungsi emitter adalah sebagai penguat arus. Dan hasilnya menunjukan bahwa  VPP input  sebesar 8 Volt, sedangkan untuk VPP out put  sebesar 12 Volt. Dimana dengan demikian kami peroleh penguat rangkaian common emitter sebesar 1,5 kali. Berdasarkan data tersebut jika dibandingkan jelas terlihat menunjukan bahwa tegangan keluaran lebih besar dari pada tegangan masukan.









H.      KESIMPULAN
Dari eksperimen yang kami lakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
a.         Transistor merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai sumber tegangan.
b.        Rangkaian bias Transistor common emitter adalah suatu rangkaian yang menggunakan common emitter sebagai penguat arus, dimana transistor ini ditanadai dengan simbol sirkit.
c.         Besar penguatan transistor pada rangkaian common emitter dapat diketahui dengan membandingkan tegangan keluaran ( VPP out put ) dengan tegangan masukan ( VPP input ), dimana VPP out put  selalu lebih besar bila dibandingkan dengan VPP input.

I.         SARAN
Saran yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini adalah saya harap agar semua anggota praktikan untuk aktif dalam pelaksanaan kegiatan praktikum ini, selain itu juga saya harap agar semaua anggota praktikan untuk serius dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kesalahan dalam penyusunan alat maupun pembacaan alat-alat lainnya.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Percobaan III Penguat BJT. ITB : Bandung.
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum ELEKTRONIKA DASAR I. Kendari : Unhalu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar