LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR
PERCOBAAN IX
( TAPIS/FILTER
LOLOS RENDAH )
OLEH :
NAMA
: ZOE TRIANI SYAFI’I
STAMBUK :
A1C3 13 094
JURUSAN :
PENDIDIKAN FISIKA
KELOMPOK : 9 B
ASISTEN :
ARIS NOVIANTO
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
TAPIS/FILTER LOLOS RENDAH
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Filter
adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk
merancang rangkaian filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (Op-Amp, transistor).
Dengan demikian filter dapat
dikelompokkan menjadi filter pasif
dan filter aktif. Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response (tanggapan)
frekuensinya menjadi 4 jenis, filter
lolos rendah/ Low pass Filter, filter
lolos tinggi/ High Pass Filter, filter
lolos rentang/ Band Pass Filter, dan
filter tolah rentang/Band
stop Filter or Notch Filter (Haris,
2008).
Filter
adalah suatu device yang memilih
sinyal listrik berdasarkan pada frekuensi dari sinyal tersebut. Filter akan melewatkan gelombang/sinyal
listrik pada batasan frekuensi tertentu sehingga apabila terdapat
sinyal/gelombang listrik dengan frekuensi yang lain (tidak sesuai dengan
spesifikasi filter) tidak akan
dilewatkan. Rangkaian filter dapat
diaplikasikan secara luas, baik untuk menyaring sinyal pada frekuensi rendah,
frekuensi audio, frekuensi tinggi, atau pada frekuensi-frekuensi tertentu saja.
Filter
adalah suatu sistem yang dapat memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya; ada
frekuensi yang diterima, dalam hal ini dibiarkan lewat, dan ada pula frekuensi
yang ditolak, dalam hal ini secara praktis dilemahkan. Hubungan keluaran
masukan suatu filter dinyatakan
dengan fungsi alih (transfer function)
(Nahvi, 2003).
Pada
prinsipnya, rangkaian tapis lolos rendah ini, menghambat keluarnya sinyal
dengan frekuensi tertentu akibat dari masukan yang diberikan. Tapis lolos
rendah merupakan rangkaian tapis yang melewatkan sinyal berfrekuensi rendah dan
menahan/menghambat sinyal berfrekuensi tinggi. Sehingga pada keluarannya hanya
terdiri dari sinyal frekuensi rendah, dengan lengkung kemiringan untuk
tanggapan amplitude dari 0 dB/oktaf ke -6 dB/oktaf dan tanggapan fasanya
berubah dari 900 ke 450 /decade.
Untuk
sinyal listrik, low-pass filter
direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara seri dengan sumber sinyal atau
dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber sinyal. Contoh
penggunaan filter ini adalah pada
aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa digunakan
pada tweeter) sebelum masuk speaker bass atau subwoofer (frekuensi rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri
dengan sumber tegangan akan meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi
rendah, sedangkan sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri akan meredam
frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi. Komponen rangkaian Low Pass Filter berupa komponen induktor
(L) dan kapasitor (C). Rangkaian ini juga berfungsi sebagai filter harmonisa pada sistem distribusi
yang menjaga agar gelombang tegangan atau arus tetap sinusoidal (Rusmadi,
2004).
Berdasarkan
uraian-uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu perobaan untuk mengetahui
bagaimana menyusun suatu rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian filter lolos rendah, serta mempelajari
hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai
fungsi frekuensi.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
yang ingin dicapai pada percobaan tapis/ filter
lolos rendah ini yakni praktikan diharapkan dapat:
a.
Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian filter
lolos rendah.
b. Mempelajari
hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai
fungsi frekuensi.
B.
Kajian
Teori
Filter
adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk
merancang filter dapat digunakan
komponen pasif (R, L, C) dan komponen tarif (Op-Amp, transistor). Filter
lolos rendah adalah filter yang hanya
melewatkan frekuensi yang lebih rendah darai frekuensi cut-off (fc). Diatas frekuensi tersebut outputnya mengecil (idealnya tidak ada). Rangkaian Rc LPF dan tanggapan frekuensinya.
1.
Pada saat
frekuensi sinyal input lebih rendah
dari frekuensi cut-off (fc) (fin
<< fc) maka penguatan tegangan / Gain
(G) = 1 atau G = 0dB.
2.
Pada saat
frekuensi sinyal input sama dengan
frekuensi cut-off (fc) (fin = fc)
maka ω = 1/RC sehingga penguatan tegangan / Gain
(G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan tegangan sebesar 3 dB.
3.
Pada saat
frekuensi sinyal input lebih tinggi
dari frekuensi cut-off (fin >> fc) maka besarnya penguatan
tegangan (G) = 1/ωRC atau G = -20 log Ωrc.
Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa filter lolos rendah
(Low Pass Filter, LPF) hanya
meloloskan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) saja (Malvino,
1984).
Pada rangkaian tapis lolos rendah,
untuk frekuensi rendah tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan, akan
tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluaran diperkecil.
Gambar 6.1 Rangkaian RC Tapis Lolos Rendah
Hambatan R dan reaktansi kapasitor C membentuk
pembagi tegangan kompleks. Perbandingan antara tegangan kompleks Vo dan
tegangan masukan kompleks Vt disebut fungsi alih (Sutrisno, 1986).
C.
Metode
Praktikum
1.
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan
pada percobaan tapis/filter lolos rendah
yaitu dapat dilihat pada Tabel 6.1 sebagai berikut:
Tabel
6.1 Tabel Alat dan Bahan Percobaan Tapis/Filter
Lolos Rendah
No.
|
Alat dan bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Resistor: 20 kΩ, 12kΩ, 6,8 Kω
|
Sebagai hambatan arus listrik.
|
2.
|
Kapasitor: 0,01 μF
|
Untuk menyimpan muatan
listrik.
|
3.
|
IC Op-Amp; μA741
|
Sebagai penguat tegangan.
|
4.
|
Osilokop
|
Untuk menampilkan isyarat gelombang
masukan dan
isyarat gelombang keluaran.
|
5.
|
Pembangkit isyarat AC (Function generator- FG)
|
Sebagai
pembangkit isyarat gelombang.
|
6.
|
Pencatu daya: ± 12 V DC
|
Sebagai sumber tegangan.
|
7.
|
Kabel Penghubung
|
Sebagai alat yang dapat
menghubungkan komonen-komponen rangkaian.
|
8.
|
Papan Rangkaian
|
Sebagai tempat untuk
merangkai rangkaian.
|
2.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan tapis/ filter lolos rendah yaitu sebagai
berikut:
a. Menyusun
rangkaian Op-Amp filter lolos rendah seperti terlihat pada gambar 6.2
Gambar 6.2 Rangkaian Op-Amp sebagai Filter Lolos Rendah
Pencatu daya dibuat dengan memasang
sumber DC variabel.
b. Menghubungkan
rangkaian dengan catu daya. Vcc positif (+) dihibungkan dengan kaki 7 dan Vcc
negatif (-) dihubungkan dengan kaki 4.
c. Menghubungkan
pembangkit isyarat AC dengan rangkaian, Vin
pada positif dan negatif pada ground.
d. Menghubungkan
rangkaian dengan osiloskop. Ch. 1 (Vin)
dihubungkan ke Vin dan Ch.
2 (Vout) dihubungkan ke Vout.
e. Mengatur
frekuensi isyarat sinusoidal pada Function
Generator (FG) dengan frekuensi masukkan 100 Hz. Mengamati gelombangnya
pada osiloskop serta Vin
dan Vout. Menuliskan hasil
pengamatan pada tabel pengamatan.
f. Mengulamgi
langkah (e) dengan frekuensi 100 Hz, 300 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 3000 Hz dan 5000
Hz.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil
a.
Data
Pengamatan
Hasil pengamatan
pada percobaan tapis/filter lolos
rendah yaitu sebagai berikut:
Tabel 6.2 Tabel Hasil Pengamatan
pada Percobaan Tapis/Filter Lolos
Rendah
No.
|
Frekuensi
(Hz)
|
Vin
(V)
|
Vout
(V)
|
1.
|
100
|
22
|
2,48
|
2.
|
300
|
21,8
|
2,48
|
3.
|
500
|
21,2
|
2,44
|
4.
|
1000
|
22,4
|
2,6
|
5.
|
3000
|
21,6
|
2,72
|
6.
|
5000
|
21,8
|
2,68
|
Hasil pengamatan untuk tampilan gelombang ialah
sebagai berikut:
Gambar 6.3 Isyarat Gelombang
Masukan dan Gelombang
Keluaran untuk Frekuensi 100 Hz
Keterangan
: Garis kuning = gelombang masukan
Garis biru = gelombang keluaran
Gambar 6.4
Isyarat Gelombang Masukan dan Gelombang
Keluaran untuk Frekuensi 300 Hz
Keterangan
: Garis kuning = gelombang masukan
Garis
biru = gelombang keluaran
Gambar 6.5
Isyarat Gelombang Masukan dan Gelombang
Keluaran untuk Frekuensi 500 Hz
Keterangan
: Garis kuning = gelombang masukan
Garis
biru = gelombang keluaran
Gambar 6.6
Isyarat Gelombang Masukan dan Gelombang
Keluaran
untuk Frekuensi 1000 Hz
Keterangan
: Garis kuning = gelombang masukan
Garis biru = gelombang keluaran
Gambar 6.7
Isyarat Gelombang Masukan dan Gelombang
Keluaran untuk Frekuensi 3000 Hz
Keterangan
: Garis kuning = gelombang masukan
Garis biru = gelombang keluaran
Gambar 6.8 Isyarat Gelombang
Masukan dan Gelombang
Keluaran untuk Frekuensi 5000 Hz
Keterangan
: Garis kuning = gelombang masukan
Garis biru = gelombang keluaran
b.
Aanalisis
Data
Analisis data pada percobaan tapis/filter lolos rendah yaitu sebagai
berikut:
1) Secara
teori
Diketahui : R2 = 6,8 KΩ
R1 =
12 KΩ
Ditanyakan : AV =
…..?
Penyelesaian :
AV
= 1 +
= 1 +
= 1 + 0,566
= 1,566 kali
penguatan
2) Secara
praktek
Untuk
frekuensi masukan 100 Hz :
Diketahui : Vin = 22
volt
Vout = 2,48 volt
Ditanyakan : AV
Penyelesaian
:
AV =
=
= 0,1127 kali penguatan
Untuk data
selanjutnya dengan cara yang sama, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.3 Analisis Data pada
Percobaan Tapis/Filter Lolos Rendah
No.
|
Frekuensi Masukan
(Hz)
|
Vi (Vp-p)
(Volt)
|
Vo (Vp-p)
(Volt)
|
Vo/ Vi
(Kali Penguatan)
|
1.
|
300
|
21,8
|
2,48
|
0,11376
|
2.
|
500
|
21,2
|
2,44
|
0,11509
|
3.
|
1000
|
22,4
|
2,6
|
0,11607
|
4.
|
3000
|
21,6
|
2,72
|
0,1259
|
5.
|
5000
|
21,8
|
2,68
|
0,12294
|
2.
Pembahasan
Filter
adalah suatu sistem yang dapat memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya; ada
frekuensi yang diterima, dalam hal ini dibiarkan lewat, dan ada pula frekuensi
yang ditolak, dalam hal ini secara praktis dilemahkan. Hubungan keluaran masukan
suatu filter dinyatakan dengan fungsi
alih (transfer function). Pada
prinsipnya, rangkaian tapis lolos rendah ini, menghambat keluarnya sinyal
dengan frekuensi tertentu akibat dari masukan yang diberikan. Tapis lolos
rendah merupakan rangkaian tapis yang melewatkan sinyal berfrekuensi rendah dan
menahan/menghambat sinyal berfrekuensi tinggi. Sehingga pada keluarannya hanya
terdiri dari sinyal frekuensi rendah, dengan lengkung kemiringan untuk
tanggapan amplitude dari 0 dB/oktaf ke -6 dB/oktaf dan tanggapan fasanya
berubah dari 900 ke 450 /decade.
Pada percobaan ini, kami akan menyusun rangkaian Op-Amp sebagai
rangkaian filter lolos rendah dan
mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat
keluaran sebagai fungsi frekuensi. Pada tapis lolos rendah ini, disusun
menggunakan komponen resistor dan
kapasitor dirangkai seri dan yang menjadi output
adalah kapasitor. Untuk frekuensi rendah, tegangan keluaran sama dengan
tegangan masukan. Akan tetapi pada frekuensi tinggi, isyarat keluaran
diperkecil.
Dalam percobaan ini juga, rangkaian
Op-Amp dibentuk sebagai rangkaian filter
lolos rendah dengan maksud untuk melewatkan frekuensi rendah dan memblokir
masuknya frekuensi tinggi dari sinyal masukan yang diberikan. Komponen utama
pada rangkaian filter lolos rendah
adalah IC Op-Amp yang terdiri dari 8 kaki yang berfungsi sebagai penguat
tegangan. Pada kaki 3 IC Op-Amp dihubungkan dengan kumparan secara seri dengan
sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber
sinyal. Hal ini dilakukan agar isyarat masukan yang berfrekuensi rendah dapat
lolos dan frekuensi tinggi tidak diloloskan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan dalam percobaan ini, maka diperoleh besarnya nilai tegangan
masukan (Vin) dan nilai tegangan keluaran (Vout) dari masing-masing frekuensi
masukan yang diberikan. Untuk frekuensi masukan 100 Hz diperoleh nilai tegangan
masukan (Vin) dan tegangan keluaran (Vout) sebesar 22 V dan 2.48 V. Untuk
frekuensi masukan 300 Hz diperoleh nilai tegangan masukan (Vin) dan tegangan
keluaran (Vout) sebesar 21.8 V dan 2.48 V. Untuk frekuensi masukan 500 Hz
diperoleh nilai tegangan masukan (Vin) dan tegangan keluaran (Vout) sebesar
21.2 V dan 2.44 V. Untuk frekuensi masukan 1000 Hz diperoleh nilai tegangan
masukan (Vin) dan tegangan keluaran (Vout) sebesar 22.4 V dan 2.60 V. Untuk
frekuensi masukan 3000 Hz diperoleh nilai tegangan masukan (Vin) dan tegangan
keluaran (Vout) sebesar 21.6 V dan 2.72 V. Dan Untuk frekuensi masukan 5000 Hz
diperoleh nilai tegangan masukan (Vin) dan tegangan keluaran (Vout) sebesar
21.2 V dan 2.68 V.
Dari hasil yang diperoleh diatas,
menujukkan bahwa tegangan keluaran (Vout) jauh lebih kecil dibandingkan dengan
tegangan masukan (Vin) yang diperoleh. Hal ini juga ditunjukkan oleh gambar
gelombang yang ditampilkan pada osiloskop. Sesuai dengan fungsinya, bahwa tapis
lolos rendah akan meloloskan isyarat masukan yang berfrekuensi rendah dan tidak
meloloskan isyarat masukan yang berfrekuensi tinggi. Dimana berdasarkan hasil
yang diperoleh, bahwa pada frekuensi masukan 100 Hz, 300 Hz, dan 500 Hz
merupakan daerah tapis lolos rendah dan jika diberikan frekuensi masukan lebih
besar dari 500 Hz, maka tegangan masukan dan tegangan keluarannya akan
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pada tapis lolos rendah ini akan menyaring
dan tidak meloloskan pada frekuensi masukan
yang lebih tinggi.
Dalam
percobaan ini juga, akan ditentukan besarnya penguatan secara teori dan
praktek. Untuk secara teori, diperoleh besarnya penguatan sebesar 1.566 kali.
Besarnya penguatan secara teori bergantung pada hambatan R1 dan R2 yang
dipasang. Sedangkan untuk secara praktek besarnya penguatan berbeda-beda dari
masing-masing frekuensi masukan yang diberikan. Dimana, untuk frekuensi masukan
100 Hz, Av = 0.11273 kali, untuk frekuensi masukan 300 Hz, Av = 0.11376 kali,
untuk frekuensi masukan 500 Hz, Av = 0.11509 kali, untuk frekuensi masukan 1000
Hz, Av = 0.11607 kali, untuk frekuensi masukan 3000 Hz, Av = 0.12593 kali, dan
untuk frekuensi masukan 5000 Hz, Av = 0.12642 kali. Berdasarkan hasil yang
diperoleh diatas, menunjukkan perbedaan besarnya nilai penguatan secara teori
dan prkatek. Hal ini mungkin disebabkan karena praktikan kurang teliti dalam
merangkai rangkaian dan kesalahan praktikan dalam membaca pada osiloskop, serta
alat-alat yang digunakan sudah tidak layak pakai lagi.
E.
Penutup
1. Kesimpulan
Kesimpulan
pada percobaan tapis/filter lolos
rendah ini yaitu sebagai berikut:
a. Rangkaian
filter lolos rendah dibuat dengan
menggunakan sebuah resistor tunggal diserikan dengan kapasitor
non-terpolarisasi tunggal (atau komponen reaktif tunggal) di sebuah sinyal input Vin, sementara output
sinyal Vout diambil dari seluruh
kapasitor.
b. Frekuensi
pada filter lolos rendah berbanding
lurus dengan lurus dengan besarnya amplitudo yang dihasilkan dan besarnya
penguatan.
2. Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan pada percobaan
kali ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
Pihak Laboratorium
Sebaiknya
perlakuan yang dilakukan dalam percobaan ini, dimodifikasi lagi dan pihak
laboratorium agar kiranya dapat melengkapi jumlah alat yang kurang ataupun
mengganti alat yang rusak agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan
efisien.
2. Untuk
Asisten
Menurut saya,
asisten sudah baik dan bijaksana dalam membimbing kami sebagai praktikan
pemula. Dan semoga ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
mbaknya cantik
BalasHapus