LAPORAN
MINGGUAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI FISIKA
PERCOBAAN
III
OHMMETER
OLEH
:
NAMA
:Zoe Triani Syafi’i
STAMBUK : A1C3 13 094
KELAS
: B
KELOMPOK : V (Lima)
JURUSAN
: Pendidikan Fisika
ASISTEN : Ningsi Subuh
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
OHMMETER
A. PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Istilah alat
ukur sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Alat ukur dapat
didefinisikan sebagai suatu alat yang dapat mengetahui besarnya nilai yang
digunakan dalam sebuah satuan berdasarkan tingkat ketelitian tertentu. Alat
ukur terdiri atas alat ukur digital dan alat ukur analog (Daryanto, 2001).
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengukur satuan-satuan listrik seperti tegangan, arus, hambatan dan lain-lain. Untuk
mengukur satuan-satuan listrik tersebut tentunya dibutuhkan alat yang relevan
untuk mengukunya. Untuk mengukur hambatan membutuhkan alat yang dinamakan
dengan ohmmeter.
Ohmmeter adalah
perangkat yang mengukur jumlah listrik yang dihasilkan pergeseran seperti
elektron melewati sebuah konduktor listrik. Juga dikenal sebagai hambatan
listrik, nilainya dinyatakan dalam satuan “ohm.” Pengukuran ini diatur oleh “Hukum Ohm,” yang menyatakan bahwa arus
yang melalui rangkaian listrik berbanding lurus dengan jumlah tegangan yang
diberikan. Ketika ditulis sebagai persamaan aljabar, fenomena alam ini akan
terlihat seperti ini: R = V / I, dimana R adalah Resistensi, V Tegangan, dan I
mewakili Arus. Ini ilustrasi dari hubungan antara nilai-nilai tersebut
diberikan untuk abad ke-19 fisikawan Jerman dan
guru, George Simon Ohm (Mira, 2011).
2. Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan Ohmmeter adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan skala ohmmeter
2.
Mengukur hambatan resistor dengan tepat
B. KAJIAN
TEORI
Menurut
Giancolli (1999: 190) Ohm-meter adalah daya untuk menahan mengalirnya arus
listrik dalam suatu konduktor. “PaulA. Tipler (1996:234) menyatakan ”Besarnya
satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu
hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm (Jefri, 2013).
Tipe
yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V)
melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai
dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:
R=V/I
V menyatakan potensial listrik
(voltase/tegangan) dan I menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir.
Untuk
pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai.
Ini karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah,
hambatan kontak dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter
yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran
ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari
timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran
empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson,
yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur
hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan
untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah (Utari, 2011).
C. ALAT
DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Ohmmeter adalah dapat
dilihat pada tebel 1 berikut:
Tabel 1 Alat dan bahan
No.
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Dua
buah multimeter analog dan digital
|
Untuk mengukur
tegangan, hambatan, dan kuat arus listrik
|
2.
|
Resistor: 10 Ω, 100 Ω, 10 kΩ, 100 kΩ, 1 MΩ
|
Sebagai hambatan
(bahan amatan)
|
3.
|
Probe
|
Menghubungkan ohmeter digital
dengan resisitor
|
D. PROSEDUR
KERJA
Adapun langkah-langkah pada percobaan Ohmmeter adalah sebagai berikut.
1. Mengamati
skala ohmmeter, memperhatikan dimana nilai nol, untuk nilai skala
ditengah-tengah, ¾ skala penuh, dan ¼ skala penuh.
2. Memfungsikan
dua multimeter sebagai ohmmeter
3. Dengan
menggunakan multimeter analog memilih saklar 1 kali, menghubungkan singkat
kedua probe dan mengatur hingga jarum menunjuk nol.
4. Mengukur
hambatan ohmmeter dengan ohmmeter lainnya
5. Memindahkan
saklar dari 10 kali dan mengatur kembali hambatannya
6. Mengulangi
langkah 5 untuk 100 kali dan
1 k kali
7. Mengukur
resistansi resistor 10 Ω dengan batas ukur 1 kali, 10 kali, 100 kali, 1 kali.
8. Mengulangi
langkah 7 untuk resistor 100Ω, 10kΩ,
100 kΩ dan 1 MΩ.
9. Membandingkan
hasil pengukuran masing-masing.
10. Dengan menggunakan multimeter digital, mengukur
hambatan resistor 10ῼ, 100Ω,
10kΩ, 100 kΩ dan 1 MΩ.
E. DATA
PENGAMATAN
Data pengamatan pada
percobaan ohmmeter adalah sebagai berikut :
a. Tabel
2. Menentukan Skala pada Ohmmeter
No
|
Skala
|
Besarnya (Ω)
|
1.
|
Skala
penuh
|
500
|
2.
|
skala penuh
|
20
|
3.
|
skala penuh
|
70
|
4.
|
skala penuh
|
7
|
b. Mengukur
hambatan resistor dengan menggunakan multimeter analog.
Tabel
3. Data pengamatan percobaan multimeter analog
No
|
Resistor
|
Kode warna
|
1x(Ω)
|
10x(Ω)
|
100x(Ω)
|
1kx(Ω)
|
1.
|
10 Ω
|
coklat,
hitam,
hitam, emas
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2.
|
100 Ω
|
coklat, hitam, coklat emas
|
50
|
0
|
0
|
0
|
3.
|
10 K Ω
|
Coklat, hitam, jingga, emas
|
2
|
500
|
4
|
0
|
4.
|
100 K Ω
|
Coklat, hitam,
kuning, emas
|
∞
|
2000
|
500
|
60
|
5.
|
1 M Ω
|
Coklat, hitam, hitam, hijau,
emas
|
2000
|
∞
|
2000
|
750
|
c. Mengukur
hambatan resistor dengan multimeter digital.
Tabel 4.
Data pengamatan percobaan multimeter digital
No
|
Resistor
|
Kode warna
|
Besarnya (Ω)
|
1.
|
10Ω
|
coklat,
hitam,
hitam, emas
|
10,0
|
2.
|
100Ω
|
coklat, hitam, coklat emas
|
99,0
|
3.
|
10Kω
|
Coklat, hitam, jingga, emas
|
9,75K
|
4.
|
100Kω
|
Coklat, hitam,
kuning, emas
|
0,1M
|
5.
|
1MΩ
|
Coklat, hitam, hitam, hijau,
emas
|
0,998M
|
F.
ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN
a.
Analisis
Data
1.
Menentukan resistansi
maksimum dan minimum
1)
Untuk kode warna Resistor 10ῼ (Coklat-hitam-hitam-emas)
R
= AB × 10C ± D
= (10 - 0,5) s/d (10 + 0,5)
Maksimal
: 10 + 0.5 = 10.5 Ω
Minimal : 10 – 0.5 = 9.5 Ω
Jadi nilai toleransinya pada
pengukuran multimeter berkisar antara 9,5 Ω. S/d 10,5 Ω. Pada nilai pengukuran multimeter digital 10,0
Ω.nilai ini memenuhi pada nilai maksimum pengukuran.
2)
Untuk kode warna Resistor 100 Ω
(Coklat-hitam-coklat-emas)
R
= AB × 10C ± D
= (100 - 0,5) s/d (100 + 0,5)
Maksimum
: 100 + 0.5 = 100.5 Ω
Minimum : 100 – 0.5 = 99.5 Ω
Jadi nilai toleransinya pada
pengukuran Multimeter Digital berkisar
antara 99,5 Ω. S/d 100,5 Ω. Pada nilai
pengukuran multimeter digital 99,0Ω nilai ini
memenuhi pada nilai maksimum pengukuran.
3)
Untuk kode warna Resistor 10K
Ω (Coklat-hitam-coklat)
R
= AB × 10C ± D
= (10000
- 0,5) s/d (10000
+ 0,5)
Maksimum
: 10000 + 0.5 = 10000.5 Ω
Minimum : 10000
– 0.5 = 9999.5
Ω
Jadi
nilai toleransinya pada pengukuran Multimeter berkisar antara
= 9999,5
Ω. S/d 10000,5
Ω. Pada nilai pengukuran multimeter digital 9750,0
Ω.nilai ini tidak memenuhi pada nilai maksimum
pengukuran karena nilainya lebih kecil dari nilai maksimum.
4)
Untuk kode warna Resistor 100K
Ω (Coklat-hitam-kuning-emas)
R
= AB × 10C ± D
= (100000 - 0,5) s/d (100000 + 0,5)
Minimum
: 100.000 + 0.5 = 100000.5 Ω
Minimum
: 100.000 – 0.5 = 99999.5 Ω
Jadi nilai toleransinya pada pengukuran multimeter
digital berkisar antara 99999,5 Ω. S/d 100000,5 Ω. Pada nilai pengukuran multimeter digital 100000Ω nilai ini memenuhi pada nilai maksimum pengukuran
5)
Untuk kode warna Resistor 1MΩ
(Coklat-hitam-hijau-emas)
R
= AB × 10C ± D
= (1000000 - 0,05) s/d (1000000 + 0,05)
Maksimum
: 1000000 + 0.5 = 1000000.5 Ω
Minimum : 1000000 – 0.5 = 999999.5 Ω
Jadi nilai toleransinya pada pengukuran multimeter Digital berkisar antara 999999,5 Ω. s/d 1000000,5 Ω. Pada nilai pengukuran multimeter digital 998000Ω nilai ini memenuhi pada nilai anatar minimum dan
maksimum pengukuran
b.
Pembahasan
Ohm
meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan
suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut
menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian
dikalibrasi ke satuan ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian
dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk
menahan arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik
melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase
tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter
akan meningkat.
Pada dasarnya prinsip kerja dari
ohm-meter adalah besarnya arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, dan ohm menemukan
sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan,
arus, dan hambatan yang saling berhubungan.
Hambatan
listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Menurut ( Tipler 1996: 134). Pada Ohmmeter
prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur tahanan listriknya.
Sedangkan pada Ampermeter, yang mengukur besar kuat arus, tidak diperlukan
sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut.”
Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk
ohm-meter analoq dan bentuk ohm-meter digital.
a. Ohmmeter
analog
Ohm-meter
analog lebih
banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau
komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.
b. Ohmmeter
digital
Ohm-meter digital memiliki
akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan
yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas
pada ampere, volt, dan ohm saja.
Pada percobaan ohmmeter ini, mulanya
kita mengamati skala pada Ohmmeter
dengan memperhatikan skala penuh,
nilai setengah skala, ¾ skala penuh
dan ¼ skala penuh. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa besarnya skala
penuh adalah tak tehingga
(∞), skala ditengah-tengah besarnya 20, ¾
skala penuh besarnya 80,
dan ¼ skala penuh besarnya 5.
Kemudian kita memfungsikan dua buah multimeter analog dan digital sebagai
ohmmeter. Sebelum
melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi terhadap ohmmeter dengan cara
menghubung singkat kedua probe sehingga jarum menunjukkan angka nol.
Untuk pengukuran hambatan resistor
dengan menggunakan multimeter analog, saklar diubah sebanyak 4 kali, dimana
mula-mula dilakukan pengukuran dengan batas ukur yang beragam yaitu 1X , 10X,
100X, dan 1KX. Untuk Resistor 10Ω
nilai resistansinya untuk semua batas
ukur menunjukan 0Ω. Hal ini disebabkan
karena ohmmeter tidak dapat mengukur hambatan yang terlalu kecil, jarum masih
menunjukkan pada angka nol karena
hambatan dalam d’arsonal pada ohmmeter analog terlampau besar. Untuk resistor
100Ω, nilai batas ukur untuk 1X berniali 50
Ω, sedangkan pada batas ukur 10X, 100X dan 1KX berturut-turut adalah 0Ω. Untuk resistor 10KΩ terlihat bahwa batas ukur terbaca pada
10X, dan 100X yaitu
berturut-turut 500Ω,
40Ω, sedangkan untuk batas ukur 1KX adalah 0Ω, sementara pada batas ukur 1X dia bernilai tak
terhingga (∞). Untuk resistor 100KΩ terlihat dari hasil pengukurun menggunakan
ohmmeter bahwa pada batas
ukur 1X dan 10X dan 100X
adalah tak terhingga (∞) sedangkan untuk batas
ukur 1KX
adalah 500Ω. Untuk resistor
yang terakhir yakni 1MΩ terlihat dari
hasil pengukuran menujukkan bahwa batas
ukur 1X, 10X dan 100X adalah tak terhingga (∞) ini menujukkan bahwa batas ukur
tersebut sangat basar. Sedangkan
untuk 1KX nilai yang ditujukkan
berturut-turut adalah 500Ω.
Dari hasil pengkuran menggunakan
multimeter yang difungsikan sebagai ohmmeter terlihat bahwa pengukuran hambatan akan terlihat semakin
kecil dengan batas ukur yang semakin besar
nilai nol yang ditunjukkan pada batas
ukur dari resistor tersebut. Sedangkan nilai tak hingga yang ditunjukkan
merupakan batas ukurnya masih sangat besar sehingga batas ukur harus memenuhi nilai yang besar juga.
Pada pengukuran hambatan resistor dengan
menggunakan multimeter digital, hanya
dilakukan pengukuran dengan batas ukur 1X saja. Terlihat bahwa keakuratan
pengukuran sangat jelas, sudah mendekati nilai resistor yang sebenarnya. Hal
ini disebabkan karena hasil pengukurannya langsung tertera pada layar berupa
digit angka. Dapat juga dilakukan pengukuran nilai hambatan berdasarkan kode
warna, setelah dibandingkan hasilnya tidak jauh berbeda dengan pengukuran
menggunakan multimeter digital karena dengan menggunakan kode warna kita lihat
ada nilai toleransi yakni dari lima resistor yang kita gunakan yaitu 10 Ω, 100
Ω, 10KΩ, 100KΩ dan 1 MΩ
menggunakan toleransi warna emas yang nilai toleransinya 5 % atau 0,05. Perbandingan nilai pengukuran resistor 10
Ω, 100 Ω, 100KΩ dan 1 MΩ memenuhi nilai
pada pengukuran digital karena berada diantara nilai minimum dan maksimum. Tapi
pada resistor 10KΩ
nilai pengukiuran multimeter digital tidak memenuhi karena berada dibawah nilai
minimum.
G.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a. Penentuan
skala pada ohmmeter dapat diamati dengan memperhatikan dimana nilai nol.
Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa nilai skala penuh adalah tak
terbaca (∞), skala tengah nilainya 20, 3/4 skala penuh nilainya berkisar antara
80 dan ¼ skala penuh nilainya adalah 5.
b.
Ohmmeter analog adalah ohmmeter yang
hasil pengukurannya ditunjukkan oleh
penunjuk di skala yang tertera. Ohmmeter digital adalah ohmmeter yang hasil
pengukurannya ditunjukkan langsung pada angka. Pengukuran
hambatan akan terlihat semakin
kecil dengan batas ukur yang semakin besar,
sedangkan nilai tak hingga menunjukan nilai hambatan yang sangat besar.
2.
Saran
Adapun
saran yang saya ajukan pada percobaan ini adalah alat dan bahan yang akan digunakan sebaiknya diperiksa kelayakannya
dalam pemakainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.
2001. Alat-Alat Ukur Listrik. Salemba
Teknika : Jakarta.
Giancoli, C. Dougas. 1999. Fisika Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta
Mira. 2011. Pemanfaatan
Multimeter sebagai Ohmmeter untuk Hambatan DC http:// journal. unnes. ac. id/ nju/
index. php/JM/article/ download/2607/2660.
Diakses Tanggal 1 Juni
2014.
Tipler, A Paul. 1996. Fisika untuk Sains dan Teknik
Jilid 2. Erlangga : Jakarta
Jefri. 2013. Pengertian Voltmeter, Amperemeter dan
Ohmmeter. Http://www.education.bangjefri.com/2013/03.html.
Diakses Tanggal 1 Juni 2014.
Utari, Ning. 2011. AVOmeter. http://lms.aau.ac.id/library/ ebook/U_002501_06/ files/res/downloads/download_0090.pdf. Diakses
Tanggal 1 Juni 2014.
nice information min
BalasHapuslem lcd touchscreen