(310 – 320 SM)
A. SEJARAH HIDUP
Aristarchus (310 SM - 320 SM) adalah seorang astronom dan matematikawan Yunani kuno yang lahir di Pulau Samos. Ia adalah orang pertama yang mengusulkan model heliosentrik tata surya, menempatkan Matahari, dan bukan Bumi, di pusat alam semesta yang diketahui saat itu.Dia juga adalah orang pertama yang
berbeda pandangan mengenai pusat jagat raya. Menurut Aristarchus, bukan bumi
sebagai titik pusat (heliosentris). Pemikiran ini pada masanya kurang bergema
kalah dengan pandangan umum yang meyakini bahwa bumilah sebagai sebagai titik
pusat (Geosentris). Pada masa mudanya,, Aristarchus belajar di lyceum,akademi
yang didirikan oleh aristotle. Aristarchus menulis banyak buku tentang astronomi (ilmu bintang).
Tapi sebagian besar bukunya lenyap, Salah satu bukunya yang berjudul “On
The Size and Distance Of The Sun and Moon”, menunjukkan bukti yang serius
bagaimana ia melakukan pengukuran relatif terhadap jarak matahari dan bulan dari bumi. Aristarchus
mencoba mengukur besarnya matahari dan bulan dengan trigonometri. Tapi hasil
perhitungannya tidak tepat,karena ia tidak mempunyai peralatan yang memadai.
Untuk menghormati jasanya, nama Aristarchus diabadikan jadi nama kawah di bulan.Aristarchus selain sebagai
astronom juga diakui sebagai ahli matematika yang memberi banyak sumbangan
sebagai pemecahan masalah aristektur. Vitruvius, salah seorang arsitek pada
zamannya,sangat mengagumi aristarchus ini.”Aristarchus adalah seorang yang
tidak hanya berbakat dibidang matematika,”tetapi ia juga orang yang memiliki
kemampuan didalam mengaplikasikan bakatnya untuk memecahkan masalah-masalah yang
sangat praktis.
B. SEJARAH PENEMUAN KONSEP
Adalah
Anaxagoras dari Clazomenae yang dengan lantangnya menyatakan bahwa sinar Bulan
yang sampai ke mata kita adalah pantulan cahaya Matahari yang diterima
permukaannya dan bahwa Matahari sendiri adalah sebuah logam yang bersinar
karena panasnya, alih-alih sebagai dewa. Karena keberaniannya ini, Anaxagoras
harus rela dituduh kafir karena menyebarkan ajaran bid’ah dan mengalami
pembuangan ke Lampsacus. Dari sinilah Aristarchus berpikir tentang bumi yang bergerak mengelilingi
matahari. Aristarchus mendukung ide Philolaus
tentang Bumi yang bergerak, Aristarchus
menambahkan bahwa Bumi juga berotasi. Ia juga terkenal karena berhasil mengukur
diameter Matahari. Walau hasil yang diperolehnya saat itu melenceng jauh dari
hasil pengukuran modern saat ini, setidaknya pada zaman itu mereka sudah
mempunyai gambaran tentang ukuran relatif benda-benda langit. Setelah itu,
berturut-turut astronom dan matematikawan Yunani seperti Eratosthenes,
Hipparchus, Thales, Apollonius, Aristoteles, dan Ptolomeus semakin melengkapi
khasanah pengetahuan pada masa itu.
Aristarchus percaya
bahwa Matahari adalah pusat alam semesta. Ia orang pertama yang menghitung
ukuran relatif Matahari, Bumi dan Bulan. Ia menemukan bahwa diameter bulan
lebih dari 30% diameter Bumi (sangat dekat dengan nilai sebenarnya yaitu 0,27
kali diameter bumi). Ia juga memperkirakan bahwa Matahari memiliki diameter 7
kali diameter Bumi. Ini kira-kira 15 kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya
yang kita ketahui saat ini. Seorang sebagai astronom, maka Aristarchus banyak mengamati bintang dan
kemudian mengetahui bahwa bulan berbentuk bulan. Pada gerhana bulan, bumi
selalu berada diantara matahari dan bulan. Ia berpendapat bahwa yang menuutupi
bulan adalah bayang-bayang bumi yang “mencuri” cahaya matahari. Bayang-bayang
tersebut berbentuk lengkung hanya mungkin terjadi kalau disebabkan oleh benda
yang berbentuk bulat.
C. PENGEMBANGAN
KONSEP
Bumi berotasi pada porosnya dan juga berevolusi
mengelilingi matahari. Begitulah salah satu konsep yang dikemukakan oleh
aristarchus. Rotasi bumi pada porosnya disebut dengan gerakan harian, yang
lamanya 24 jam dalam sekali berotasi. Sedangkan evolusi bumi dalam mengelilingi
matahari disebut gerakan tahunan yang
lamanya 365,25 hari dalam satu kali berevolusi. Demikian pula planet-planet
lainnya yang juga berotasi dan berevolusi menegelilingi matahari.
1.
Ukuran Bulan
Aristarchus membandingkan ukuran bulan
dengan bumi ketika melihat gerhana bulan.bagian bumi yang dikena sinar matahari
memebuat sebuah bayangan dan bulan melewati kedalam bayangan ini.aristarchus
dengan hati-hati mempelajari peristiwa ini dan menemukan bahwa lebar bayangan
bumi terhadap bulan adalah 2,5 meter diameter bulan, namun bayangan bumi
melonjong seperti bayangan bulan paada saat gerhana matahari. Pada saat itu bumi
menangkap bayangan bulan sebesar satu diameter bulan. Pengambilan lonjongan
dari cahaya matahari kedalam perhitungan diameter bumi harus (2,5+1) kali
diameter bulan. Dengan demikian menunjukkan bahwa diameter bulan adalah 1/3,5
kali diameter bumi, dan sekarang diameter bulan yang diterima adalah 3.640 km.
2.
Jarak Bulan
Dalam menentukan jarak bulan dilakukan
dengan melihat koin dengan satu mata sampai koin itu menutupi semua bagian
bulan. Ini terjadi ketiak mata kita berjarak 110 diameter koin tersebut, sehingga
perbandingan diameter koin dengan jarak koin adalah 1/10. Jadi, jarak kebulan
adalah 110 kali diameter bulan. Pengukuran aristarchus terhadaap diameter bulan
ini semua diperlukan untuk menghitung jarak anatara bumi dan matahari.
3.
Jarak Matahari
Aristarchus menemukan cara untuk
menentukan jarak bumi dan matahari dengan membuat perkiran kasar. Dia melihat
tahap bulan ketika bulan tepat setengah bersinar dengan matahari masih terlihat
jelas di langit. Kalau ditarik garis antara bumi-bulan, bulan-matahari dan
matahari-bumi akan membentuk segitiga seperti gambar berikut:
Matahari
Bumi
Aristarchus mengetahui jarak
dari bumi ke bulan. Kemudian sudut yang dibentuk oleh garis Bulan-Bumi dan
garis Bulan-Matahari adalah 90
pada saat bulan setengah bersinar. Sudut yang
dibentuk oleh garis Bumi-Bulan dan garis Bumi-Matahari sangat sulit ditentukan,
namun Aristarchus memperkirakan bahwa sudut antara garis Matahari-Bulan dan
garis Matahari-Bumi sangat kecil. Dengan demikian secara trigonometri, matahari
akan sangat besar jaraknya dari bumi. Aris tarchus mengatakan bahwa jarak
Bumi-Matahari adalah 20 kali jarak Bumi-Bulan, faktanya adalah 400 kali jarak
Bumi-Bulan.
4. Ukuran Matahari
Dalam menentukan ukuran atau diameter matahari dapat menggunakan
cara seperti pada pengukuran diameter bulan, yaitu dengan melihat koin pada
satu mata sampai koin menutup matahari. Dengan cara ini juga diperoleh
perbandingan antara diameter koin dengan jarak koin dari mata kita adalah 1/10.
Dengan demikian, maka perbandingan antara diameter matahari dan jaraknya dari
bumi adalah juga 1/110. Dari perbandingan tersebut juga diperoleh bahwa
diameter matahari adalah 1/110 kali jarak matahari dari bumi
D.
APLIKASI KONSEP
Hukum Keppler, aberasi
bintang, serta hukum gerak newton (hukum Gravitasi) adalah sebagian dari
aplikasi konsep heliosentris yang dikemukakan oleh aristarchus.
E.
PENGEMBANGAN KONSEP KEDEPAN
Pemikiran Aristarchus
tentang bumi yang mengelilingi metahari adalah suatu pemikiran yang luar biasa.
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK, mungkin saja kita bisa
mengetahui berapa luas jagat raya ini.
Perubahan jagat raya yang berangsung secara terus-menerus yang ditunjukkan oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi matahari di matahari, bintang dan galaksi dan
dari sinilah, tidak menutup kemungkinan kita dapat menemukan suatu planet baru
yang juga beredar mengelilingi matahari, mungkin tidak hanya planet yang dapat
kita temui nantinya, tapi bisa juga jenis komet baru, asteroid baru atau bahkan
jenis meteor baru.
F.
SOAL DAN JAWABAN
1. Bagaimana aristarchus
menentukan jarak bumi dan matahari?
Jawaban:
Aristarchus menentukan
jarak bumi dan matahari dengan membuat perkiraan kasar yaitu dengan melihat
tahap bulan ketika bulan tepat setengah bersinar dengan matahari masih terlihat
jelas di langit, dia membuat 3 garis penghubung antara bumi-bulan,
bulan-matahari, dan matahari-bumi yang akhirnya membentuk segitiga dengan sudut
90
.
1.
Bagaimanakah
awalnya aristarchus menemukan pemikiran bahwa bumi mengelilingi matahari?
Jawaban:
Aristarchus menemukan pemikiran bahwa bumilah yang mengelilingi
matahari adalah berawal dari seorang ilmuwan Anaxagoras yang berasal Clazomenae
yang dengan lantangnya menyatakan bahwa sinar Bulan yang sampai ke mata kita
adalah pantulan cahaya Matahari yang diterima permukaannya dan bahwa Matahari
sendiri adalah sebuah logam yang bersinar karena panasnya, alih-alih sebagai
dewa. Karena keberaniannya ini, Anaxagoras harus rela dituduh kafir karena
menyebarkan ajaran bid’ah dan mengalami pembuangan ke Lampsacus. Dari sinilah
Aristarchus berpikir bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari.
2.
Bagaimanakah
Aristarchus membandingkan ukuran bulan dengan ukuran bumi?
Jawaban:
Aristarchus membandingkan ukuran bulan dengan bumi yaitu pada saat
ia melihat gerhana bulan. Pada saat terjadi gerhana bulan ia melihat bahwa bagian bumi yang dikena
sinar matahari membuat sebuah bayangan dan bulan melewati kedalam bayangan ini,
kemudian ia menemukan bahwa lebar bayangan bumi terhadap bulan adalah 2,5
diameter bulan, namun bayangan bumi melonjong seperti pada saat gerhana
matahari. Pada saat itu bumi menangkap bahwa bulan sebesar satu diameter bulan.
Hingga akhirnya dia menentukan bahwa diameter bulan adalah 1/3,5 diameter bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar