Senin, 25 Mei 2015

LAPORAN PERCOBAAN 1 RANGKAIAN SERI PARALEL



LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR
PERCOBAAN I
( RANGKAIAN SERI PALALEL )

unhalu 3.JPG

OLEH :
NAMA                     :  ZOE TRIANI SYAFI’I
STAMBUK             :  A1C3 13 094  
JURUSAN               :  PENDIDIKAN FISIKA
KELOMPOK          :  IX  B
ANGGOTA             :  1.  NURDIANTO
                                    2.  KHUSNUL KHATIMA
                                    3.  NURLYASIN RUFA
                                    4.  MIRNAWATI

ASISTEN                :  DIRMAN


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015


 ( RANGKAIAN SERI PARALEL )

A.      TUJUAN
Setelah melakukan praktikum eksperimen ini, mahasisawa dapat :
1.      Memahami konsep dasar rangkaian Seri-Paralel
2.      Menentukan nilai resistansi resistor berdasarkan kode warna dan pengukuran dengan multimeter.
3.      Membandingkan besar arus dan beda potensial pada masing-masing resistor dalam rangkaian Seri rangkaian Paralel.

B.       ALAT  DAN  BAHAN
Alat dan Bahan yang digunakan dalam eksperimen ini yaitu :
No.
Alat Dan Bahan
Fungsi
1.
2.
3.

4.
5.
Catu Daya
Papan Rangkaian Multimeter

Resistor
Kabel Penghubung
Sebagai sumber tegangan.
Tempat merangkaikan komponen rangkaian.
Mengukur arus, tegangan, hambatan, dan frekuensi.
Sebagai hambatan atau beban.
Menghubungkan rangkaian dengan catu daya.

C.       LANDASAN TEORI
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurun tegangan diantara kedua salurannya sesua dengan arus yang mengalirinya  berdasarkan hokum Ohm. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik d an merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan



resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film., bahkan resistansi/ kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium. Karaktristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karaktristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan indukstansi ( http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor, 2011 ).
Dalam banyak pemakain, dijumpai sumber tegangan dan beberapa buah resistor yang dihubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seri adalah rangkaian dimana resistor disusun secara berderet sehingga arus yang melalui tiap-tiap komponen adalah sama. Rangkaian paralel adalah rangkaian dimana resistor disusun secara sejajar, sehingga tegangan atau beda potensial tiap-tiap komponen adalah sama (Sutrisno,1985:70).

Banyak rangkaianmengandung lebih dari satu hambatan (tahanan). Tahanan-tahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara: 1) seri (dua penahan dihubungkan deret). 2) paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar. 3) gabungan  antara seri dan paralel. Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-tahanan mempunyai kuat arus yang sama. Jumlah tegangan antara tahanan jumlah dari tegangan masing-masing. Sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan tegangan pada tiap-tiap tahanan sama besarnya dan jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga sama dengan jumlah arus melalui tahanan masing-masing (Daryanto, 2000: 23-26).

Satuan dari tahanan adlah Ohm, sedangkan satuan dari arus listrik adalah ampere dan satuan dari teganngan listrik adalah volt. Menurut hasil percobaan sudah dibuktikkan bahwa sebuah sumber tegangan sebesar 1 volt jika dihubungkan dengan sebuah tahanan sebesar 1ohm, maka arus yang mengalir 1 ampere. Berarti dalam tegangan, arus, dan hambatan listrik mempunyai kaitan yang sangat erat. Dan kaitan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
R = I/V
dengan R adalah tahanan listrik (ohm), Vadalah tegangan (volt), dan I adalah arus listrik (ampere) (Depati, 2003: 25-26).
D.      PROSEDUR KERJA
Ø  Menentukan Nilai Resistansi Resistor
1.      Mengambil 3 buah resistor secara acak dari kotak eksperimen.
2.      Menentukan nilai resistansi resistor yang diambil berdasarkan kode warna.
3.      Mengukur resistansi resistor yang diambil menggunakan multimeter dan membandingkan hasilnya dengan langkah 2.

Ø  Rangkaian Seri-Paralel
1.      Mengambil beberapa resistor yang telah disiapkan dikotak eksperimen dan menyusunnya seperti pada gambar :
untitleda.jpg
2.      Sebelum rangkaian dihubungkan dengan catu daya, diukur terlebih dahulu hambatan total rangkaian ( R ) menggunakan multimeter.
3.      Menghubungkan rangkaian dengan catu daya, diukur arus I1, I2, I3, I dan tegangan V1, V2, V3, pada masing-masing resistor dengan menggunakan multimeter.
4.      Menyusun rangkaian seperti pada gambar berikut :
paralel.png
5.      Mengukur hambatan total rangkaian ( R ), arus I1, I2, I3, I dan tegangan V1, V2, V3, pada masing-masing resistor.
6.      Menyusun rangkaian seperti pada gambar berikut :

                                 I1                      I2        R2








 
                                                                            R1
                                                                                               I3        R3








 
                                                                         E
7.      Melakukan langkah 1 s.d 5 untuk variable nilai R yang lain.
8.      Mencantumkan hasil pengamatan pada tabel data pengamatan.

E.       DATA PENGAMATAN
Ø  Menentukan Nilai Resistansi Resistor
Resistor
Gelang Warna
Resistor Dengan   Kode Warna
Resistor Dengan Multimeter
1
2
3
4
1.
2.
3.
Hijau
Jingga
Biru
Biru
Jingga
Abu-Abu
Kuning
Kuning
Merah
Emas
Emas
Emas
56 x 104
33 x 104
68 x 102
0,5565 mΩ
337,01 kΩ
6,73 kΩ

Ø  Rangkaian Seri-Paralel
1.      Rangkaian Seri
RTotal
(mΩ)
Arus (I) (mA)
Tegangan (V) (Volt)
Vs
(Volt)
I1
I2
I3
ITotal
V1
V2
V3
VTotal
0,912
0,27
0,26
0,28
0,29
9,3
8,75
9,15
8,68
10

2.      Rangkaian Paralel
RTotal
(kΩ)
Arus (I) (mA)
Tegangan (V) (Volt)
Vs
(Volt)
I1
I2
I3
ITotal
V1
V2
V3
VTotal
6,52
1,29
1,29
1,30
1,28
9,39
9,40
9,45
9,24
10

3.      Rangkaian Seri-Paralel
RTotal
(kΩ)
Arus (I) (mA)
Tegangan (V) (Volt)
Vs
(Volt)
I1
I2
I3
ITotal
V1
V2
V3
VTotal
0,573
0,32
0,34
1,53
0,34
9,77
10,46
10,61
10,24
10



F.        ANALISIS DATA
1.      Rangkaian Seri
R1  =    =   =  3,445 × 104
R2  =    =   =  3,365 × 104
R3  =    =   =  3,267 × 104
RT  =  R1 + R2 + R3
      =  3,445 × 104 Ω + 3,365 × 104 Ω + 3,267 × 104
      =  10,077 × 104

2.      Rangkaian Paralel
R1  =    =   =  7,27 × 103
R2  =    =   =  7,28 × 103
R3  =    =   =  7,269 × 103
RT  =   
      =  
      = 
      = 
      =  2,424 × 103

3.      Rangkaian Seri Paralel
R1  =    =   =  3,053 × 104
R2  =    =   =  3,074 × 104
R3  =    =   =  6,93 × 103
Rp =   
      = 
      = 
      =  0,5659 × 104
RT  =  R1 + Rp
      =  3,053 × 104 + 0,5659 × 104
      =  3,6189 × 104

G.      PEMBAHASAN
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai pelawan atau penahan arus dengan cara menurunkan tegangan antara kedua salurannya berdasarkkan hukum Ohm. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponenn sama. Rangkaian paralel adalah rangkaiian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara sejajar sehingga tegangan pada tiap komponen sama. Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Pada pengamatan pertama yaitu menentukan nilai resistor berdasarkan kode warna dimana resistor yang menggunakan kodewarna yaitu resistor karbon dimana sandi warnanya dicatkan pada badan resistor untuk menyatakan nilai hambatan. Untuk resistor dengan toleransi 10% dan 5% digunakan empat buah cincin, yaitu cincin A, B, C dan D. Cincin A adalah yang paling dekat dengan ujung resistor. Warna cincin A, B dan C menyatakan nilai hambatan resistor, sedangkan warna cincin D menyatakan toleransi. Untuk cincin D hanya ada dua warna, yaitu perak untuk toleransi 10% dan emas untuk toleransi 5%. Untuk cincin A, B dan C tiap warna mempunyai nilai seperti tertera pada tabel berikut ini :


Tabel :
Hitam           0    
Coklat           1
Merah           2
Jingga           3    
Kuning         4
Hijau             5
Biru              6
Ungu            7
Abu-abu       8
Khusus untuk cincin C ada warna emas yang mempunyai nilai -1.
Nilai hambatan  dapat dibaca dengan menggunakan rumus :
                              R  =  (A) (B) × 10(C) ohm
Keuntungan membaca resistor dengan menggunakan kode warna yaitu kita tidak perlu menggunakan multimeter atau alat sejenisnya untuk menghitung nilai resistor dan terlihat lebih praktis. Sedangkan kelemaha penggunaan kode warna biasanya terjadi kesalahan dalam menentukan warna tiap-tiap cincin sehingga penghitungan pun menjadi salah.
Dalam percobaan yang kedua dilakukan percobaan untuk mengamati arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian kombinasi dari resistor. Adapun resistor yang digunakan adalah resistor 0,5565 mΏ, resistor 337,01 kΏ, dan resistor 6,73 kΏ. Alat yang digunakan untuk mengukur arus dan tegangan pada rangkaian adalah multimeter. Pada percobaan pertama, yaitu mengukur arus dan tegangan pada rangkaian seri resistor didapatkan nilai RT sebesar 0,912 mΩ, IT sebesar 0,29 mA dan VT sebesar 8,68 mA tegangan masukan yang digunakan yaitu 10 V. Bardasarkan pengamatan, arus pada tiap resistor berbada tipis dengan arus pada rangkaian , yaitu sebesar 0,27 mA, 0,26 mA dan 0,28 mA karena beda asur yang sangat tipis maka dapat diabaikan. Sedangkan tegangan tiap resistor masing-masing sebesar 9,3 V, 8,75 V dan 9,15 V. Berdasarkan analisis data didapatkan nilai R1 sebesar 3,445 × 104 Ω, R2 sebesar 3,365 × 104 Ω, R3 sebesar 3,267 × 104 Ω dan RT sebesar 10,077 × 104 Ω. Nilai RT yang didapatkan sedikit berbeda dengan yang ditunjukkan oleh multimeter sehingga dapat diabaikan. Ini mungkin disebabkan kurangnya ketelitian dalam pengamatan ataupun kurang tepatnya pemasangan komponen-komponen alat.
Pada pengamatan rangkaian parlel diperoleh RT sebesar 6,52 V, IT sebesar 1,28 mA dan VT sebesar 9,24 V. Sedangkan arus untuk masing-masing resistor yaitu I1 sebesar 1,29 mA, I2 sebesar 1,29 mA dan I3 sebesar 130 mA. Sedangkan tegangan untuk masing-masing resistor yaitu V1 sebesar 9,39 V, V2 sebesar 9,40 dan V3 sebesar 9,40 V. Pada rangkaian seri seharusnya jumlah tegangan antara V1, V2 dan V 3 sama. Namun pada pengamatan sedikit berbeda. Ini dapat diabaikan kerena selisih yang ditunjukkan sangat sedikit.
Pada pengamatan rangkaian seri-paralel didapat nilai RT sebesar 0,573 kΩ, IT sebesar 0,34 mA dan VT sebesar 10,24 V. sedangkan nilai arus untuk masing-masing resistor yaitu I1 sebesar 0,32 mA, I2 sebesar 0,34 mA dan I3 sebesar 1,53 mA. Sedangkan tegangan untuk masing-masing resistor yaitu V1 sebesar 9,77 V, V2 sebesar 10,46 dan V3 sebesar 10,61 V. Nilai yang ditunjukkan untuk masing-masing resistor terlihat terdapat sedikit perbedaan sehingga dapat diabaikan.

H.      KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.        Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara sejajar sehingga tegangan pada tiap komponen sama.
Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.
2.        Resistor memiliki 4 cincin warna yang terdiri dari cincin A, B, C dan D. Nilai hambatan  pada resistor dapat dihitung berdasarkan kode warna dan dapat dibaca dengan menggunakan rumus :
                              R  =  (A) (B) × 10(C) ohm
3.        Arus yang mengalir pada resistor yang disusun secara seri nilainya sama namun tegangannya berbeda. Sedangkan pada resistor yang disusun secara paralel  arus yang mengalir pada tiap-tiap resistor berbeda namun  tegangannya sama.

I.         SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan dalam pengamatan ini yaitu sebelum melakukan praktikum sebaiknya asisten menjelaskan lebih jelas tentang penggunaan alat-alat agar praktikan dapat memahami fungsi alat-alat dan cara menggunakannya agar tidak keliru di percobaan berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
Darryanto. 2000. Teknik Elektronika. Malang: PT. Bumi Aksara.
Depari, G. 2003. Keterampilan  Elektronika. Bandung: ITB.
Sutrisno. 1985. Elektronika Teori dan Penerapannya.  Bandung: ITB.




3 komentar: