BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Radioaktivitas
Radioaktivitas
adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan karena
terjadinya peluruhan inti atom menjadi inti atom yang lain. Sehingga radioaktif
merupakan kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti
atom yang tak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida
disebut zat radioaktif. Jadi bahan radioaktif (radionuklida) adalah bahan
radioaktif yang dapat memancarkan radiasi.
Perkenalan
manusia dengan gejala radioaktivitas dimulai ketika fisikawan Perancis Antonie
Henry Becquerel pada tahun 1896 menemukan unsur uranium (U) yang menunjukkan
gejala aneh dan belum pernah diketahui sebelumnya. Gejala radioaktivitas
tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh Becquerel. Pada saat itu beliau
sedang mempelajari sifat-sifat fosforisensi dan fluoresendi bahan-bahan.
Fluoresendi adalah sifat dari bahan yang berpendar ketika disinari, sedangkan
fosforisensi adalah sifat dari bahan yang dapat berpendar terus meskipun tidak
disinari. Namun di luar dugaan beliau mendapatkan bahwa unsur-unsur uranium
menunjukkan gejala radiasi tertentu dengan daya tembus yang sangat kuat sama
seperti daya tembus sinar-X, yang ditemukan satu tahun sebelumnya (1895) oleh
Wilhelm C. Roentgen.
Kemudian
beberapa waktu setelah itu, Pierre dan Marie Curie telah menemukan dua unsur
lain yang juga radioaktif, ketika sedang melakukan ekstraksi uranium dari bahan
tambang pitchblende. Unsur yang pertama dimanakan polonium sesuai dengan negara
asal Marie Curie yaitu Polandia. Unsur kedua yang ternyata seribu kali lebih
radioaktif daripada uranium disebut radium.
Selanjutnya
ilmuwan lain yaitu Rutherford dan teman sekerjanya, membedakan tiga komponen
dalam radiasi radionuclide. Komponen ini disebut alfa, beta dan gama yang
akhirnya radioaktivitas buatan, yaitu
hasil kegiatan yang dilakukan manusia. Dalam radioaktivitas alam, ada yang
berasal dari alam dan dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan dipancarkan
oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai jenis radionuklida
dibuat sesuai dengan penggunaannya.
Adapun
jenis-jenis radiasi dari bahan radioaktif alam ada 3, yaitu:
a. Radiasi alfa (α), dengan sifat-sifat sabagai berikut:
·
Dibelokkan
oleh medan magnet kea rah kutub negative
·
Bermuatan listrik positif
·
Merupakan partikel bermassa.
·
Dari
hasil penyelidikan diketahui bahwa partikel alfa merupakan inti atom Helium
(He)
b. Radiasi beta (β), dengan sifat-sifat sebagai berikut:
·
Dibelokkan
oleh medan magnet kea rah kutub positif
·
Bermuatan listrik negative
·
Tidak mempunyai massa
·
Dari
hasil penyelidikan diketahui bahwa partikel beta merupakan electron (e-)
c. Radiasi gamma (γ), dengan sifat-sifat sebagai berikut:
·
Tidak dibelokkan oleh medan magnet
·
Tidak bermuatan listrik
·
Tidak bermassa
·
Mempunyai
sifat yang sama dengan sinar-X, tetapi panjang gelombangnya lebih pendek
·
Merupakan gelombang elektromagnetik
1.2 Kestabilan inti atom
Peristiwa
radioaktivitas berkaitan erat dengan kestabilan inti suatu atom. Inti atom yang
stabil tidak menunjukkan gejala radioaktivitas, sebaliknya inti atom yang tidak
stabil dapat menunjukkan gejala radioaktivitas. Kestabilan suatu inti atom
ditandai dengan perbandingan jumlah proton (p) dan neutron (n) yang ada dalam
inti atom tersebut. Untuk atom-atom ringan, jika nilai perbandingan antara
jumlah n dan p sama dengan satu (n/p = 1), maka inti atom tersebut bersifat
stabil. Sedangkan jika nilai n/p tidak sama dengan satu (n/p < 1 atau n/p
> 1), maka ada kemungkinannya inti atom tersebut tidak stabil.
1.3
Peluruhan
Suatu
bahan bersifat radioaktif pada prinsipnya karena inti atom bahan tersebut tidak
stabil. Oleh karena tidak stabil, maka inti atom terus-menerus meluruh disertai
pemancaran radiasi hingga dicapai suatu keadaan inti baru yang stabil, artinya
inti tersebut tidak radioaktif dan tidak mampu memancarkan radiasi lagi.
Pemancaran
radiasi secara terus-menerus sepanjang waktu dari inti radioaktif akan
mengakibatkan berkurangnya jumlah inti atom radioaktif. Peristiwa penyusutan
jumlah inti atom ini disebut peluruhan. Berkurangnya jumlah inti radioaktif
akan disertai dengan berkurangnya jumlah radiasi yang dipancarkannya. Laju
peluruhan setiap zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya. Jumlah
peluruhan yang terjadi juga bergantung pada jumlah zat radioaktif mula-mula.
Aktifitas
zat radioaktif hanya menunjukkan jumlah inti radioaktif melakukan peluruhan,
tetapi tidak menunjukkan jumlah radiasi yang dipancarkannya. Dalam setiap kali
melakukan peluruhan, zat radioaktif dapat memancarkan lebih dari satu macam
radiasi. Dan jumlah atom radioaktif selalu berkurang setiap saat karena
terjadinya peluruhan. Deban demikian. Aktivitas zat radioaktif pun selalu
berkurang setiap saat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PELURUHAN ALFA
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang
bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
Di dalam inti atom, proton dan neutron sebagai penyusun
inti atom terlihat seperti halnya partikel-partikel lain, diatur oleh beberapa
interaksi. Gaya inti kuat, yang tidak teramati pada skala makroskopik, merupakan gaya terkuat pada skala subatomik. Hukum
Coulomb atau gaya elektrostatik juga mempunyai peranan yang berarti pada
ukuran ini. Proton dan neutron bisa bergabung dan terikat kuat dalam keadaan
stabil karena dipengaruhi gaya inti yang bekerja di dalamnya
yaitu gaya inti terjadi pada partikel
yang berdekatan saja serta gaya elektrostatik terjadi pada partikel yang berdekatan
dan berjauhan
Partikel mekanika kuantum tidak pernah dalam keadaan
diam, mereka terus bergerak secara acak. Gerakan teratur pada partikel ini
dapat membuat inti seketika tidak stabil. Hasil perubahan akan mempengaruhi
susunan inti atom; sehingga hal ini termasuk dalam reaksi nuklir/reaksi inti.
Susunan pada inti yang berubah akan menyebabkan inti atom menjadi tidak stabil.
Suatu inti atom yang tidak stabil terjdi ketika jumlah
proton jauh lebih besar dari jumlah neutron. Pada keadaan inilah gaya
elektrostatik jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom menjadi
lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.
Tabel 2.1 Perbandingan Kestabilan Inti Atom
Inti Atom
Stabil
|
Inti Atom
Tidak Stabil
|
Jumlah
proton (Z) lebih sedikit atau sama banyak dengan neutron (N)
|
Jumlah
proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N)
|
Gaya inti
lebih besar dibandingkan dengan gaya elektrostatis
|
Gaya
elektrostatis jauh lebih besar di bandingkan dengan gaya inti
|
Ada hal atau reaksi yang dilakukan oleh inti agar menjadi
inti yang stabil yaitu meluruh.
Peluruhan
alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium yang
terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur baru
dengan nomor atom yang lebih kecil. Inti helium merupakan inti
stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal.
a.
Proses
Peluruhan Alfa
Peluruhan alfa adalah salah satu bentuk
peluruhan radioaktif dimana sebuah inti atom berat tidak stabil melepaskan
sebuah partikel alfa (inti helium) yang dapat dituliskan sebagai
4He2 atau 4α2 dan
meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan nomor massa empat lebih kecil dan
nomor atom dua lebih kecil dari semula, menurut reaksi:
X dan X’menyatakan jenis inti yang berbeda
(jadi inti akan berubah menjadi unsur lain karena peluruhan alfa)
Sebagai
contoh 234U meluruh dan mengeluarkan sebuah
partikel alfa
92234X→ 90230X'+24α
b.
Sistematika
Peluruhan Alfa
Dua proton dan
dua netron ini bergerak terus di dalam inti, yang kadang-kadang bergabung dan
terkadang berpisah. Di dalam inti partikel alfa terikat oleh gaya inti yang
sangat kuat yang jauh lebih kuat dari gaya elektrostatik. Tetapi jika
partikel alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari inti ia akan segera
merasakan tolakan gaya Coulomb. Karena semua proton bermuatan positif,
mereka saling tolak dan inti tidak akan pernah stabil, karena gaya inti yang kuat
yang mengikat mereka bersama-sama.
Peluruhan alfa
merupakan salah satu bentuk peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel alfa
ketika inti radioaktif itu meluruh. Partikel alfa ini terdiri dari 2 proton dan
2 neutron. Selain memancarkan partikel alfa, inti radioaktif ini juga akan
membantuk inti yang baru (inti anak).
Secara
sistematis, ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa/partikel alfa, inti
tersebut kehilangan empat nukleon dua diantaranya adalah proton dan dua lagi adalah neutron.
Dalam
peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat lebih erat
dari pada inti semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai energi kinetik
partikel alfa. Massanya dapat dihitung dari massa semua inti yang terlibat
menurut persamaan:
Q=[m(X)-m(X’)-m(α)] c2
Dimana Q
menyatakan kelebihan energi massa inti (berupa energi kinetik).
Q=KX'+Kα
Karena massa
elektron saling menghapuskan maka digunakan massa atom saja.
c.
Emisi
Partikel Alfa
Salah satu emisi radioaktivitas yaitu emisi pertikel
alfa. Partikel alfa pada dasarnya adalah partikel bermuatan positif yang
dipancarkan oleh beberapa unsur radioaktif. Partikel alfa terdiri atas 2 neutron
terikat pada 2 proton, jadi identik dengan inti atom helium Partikel ini sangat
masif dan berenergi tinggi serta dipancarkan dari inti isotop radioaktif yang
memiliki rasio netron terhadap proton yang terlalu rendah.
Partikel Alfa
dipancarkan bergerak pada kecepatan rata-rata 15.000 km/detik dan memiliki
energi kinetik dalam kisaran 5 MeV. Energi dari partikel Alfa dipancarkan
selalu konstan untuk proses peluruhan alfa tertentu.
Suatu inti yang memancarkan partikel
alfa, terkadang
meninggalkan keadaan eksitasi pada inti anakan, yang kemudian menghasilkan
emisi sinar gamma untuk mengembalikan inti pada keadaan dasar (stabil). Seperti
contoh yang terjadi pada tranformasi inti 226Ra menjadi 222Rn
dimana energi partikel alfa sebesar 7.77 MeV dipancarkan sehingga mengghasilkan
inti222Rn yang stabil. dan energi partikel alfa sebesar 4,591 MeV
dipancarkan dan meninggalkan keadaan tereksitasi yang kemudian kembali ke
keadaan stabil dengan sebelumnya memancarkan sinar gamma sebesar 0.186 MeV.
Partikel alfa, karena memiliki muatan
listrik dan massa yang relatif besar sehingga menyebabkan partikel ini memiliki
kemampuan yang sangat terbatas dalam menembus bahan dan menjadi cepat
kehilangan energi di udara. Sehelai kertas tisu bahkan kulit mati sudah cukup
tebal untuk menyerap semua radiasi alfa yang keluar dari bahan-bahan radioaktif.
Ini mengakibatkan radiasi alfa yang
berasal dari sumber-sumber
di luar tubuh bukan merupakan sebuah bahaya. Namun akan menjadi bahaya jika
isotop-isotop pemancar
alfa tersebut terendap secara internal (di dalam tubuh) seperti terhirup,
tertelan, atau bahkan terserap ke dalam aliran darah. Sehngga tidak ada
lagi shielding effect dari lapisan terluar kulit yang mati,
dapat menyebabkan radiasi alfa tersebut dihamburkan pada jaringan hidup, sehingga
dapat menyebabkan toksin yakni dapat menimbulkan resiko kanker, khususnya
setelah diketahui bahwa radiasi alfa dapat menyebabkan kanker paru-paru ketika sumber radiasi alfa tak
sengaja terhisap.
d.
Kegunaan
Partikel Alfa
Muatan
positif dari partikel alfa sangat berguna dalam industri, misalnya:
1. Radium-226 dapat digunakan untuk
pengobatan kanker, yakni dengan memasukkan jumlah kecil radium ke daerah yang
terkena tumor.
2. Polonium-210
berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper
mills di pabrik kertas dan industri lainnya.
3. Beberapa
Detektor asap memanfaatkan emisi alfa dari americium-241untuk membantu
menghasilkan arus listri sehingga mampu membunyikan alarm saat kebakaran.
Contoh Soal 1
Tentukan berapa banyak energi yang
dilepaskan ketika Uranium-238 meluruh menjadi Thorium- 234.
Jawab
Reaksi ini adalah contoh reaksi
alfa, sehingga reaksinya akan menjadi
Kita dapat mencari massa kedua atom
tersebut di buku text atau di internet. Sehingga untuk massanya kita
mendapatkan
Kita menjumlahkan reakssi sebelah kanan
hingga menjadi
Jika kita mengurai mereka, kita bias
menemukan bahwa ada 0.0046u massa yang hilang. Dengan nilai 1u = 1.66e-27kg
Kita sering menemukan jawaban dalam
MeV(mega electron volts). Pertama kita ubah dulu ke-eV lalu kemudia MeV
2.2 PELURUHAN BETA
Dalam
peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi neutron atau sebaliknya (neutron
menjadi proton).
n→p
atau p→n
Jadi
Z dan N masing-masinng berubah satu satuan, tetapi A tidak berubah. Pada
peluruhan beta, yang paling utama adalah sebuah neutron meluruh menjadi sebuah
proton dan sebuah elektron.
n→ p+e
Ketika
proses peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan disebut
partikel beta, kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah elektron.
Elektron yang dipancarkan pada peluruhan beta bukanlah elektron kulit atom dan
juga bukan elektron yang semula berada dalam inti. Tetapi elektron ini
diciptakan oleh inti dari energi yang ada. Jika ada beda energi diam
sekurang-kurangnya, maka penciptaan elektron sangat mungkin terjadi. Terdapat 2
proses pada ketidakstabilan beta:
1. Peluruhan
Beta Minus (ß-)
2. Peluruhan
Beta Plus (ß+)
a.
Proses Peluruhan Beta
Peluruhan Beta adalah merupakan
peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (elektron atau positron)
dengan kemampuan ionisasi lebih rendah dari partikel .
Radiasi beta dapat berupa pemancaran sebuah elektron disebut peluruhan beta
minus (ß-), dan pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta plus (ß+).
1) Peluruhan Beta Minus (ß-)
Peluruhan beta minus (ß-) adalah proses perubahan
dari neutron menjadi proton (sebagai inti anak) dan pemancaran elektron
disertai dengan pembebasan sebuah antineutrino dan dinyatakan dengan
persamaan peluruhan. Energi yang dilepaskan dalam peluruhan ini (nilai Q)
muncul sebagai energi antineutrino, energi kinetik elektron, dan sejumlah kecil
energi kinetik pental inti X’ (biasanya dapat diabaikan).
Elektron memiliki energi kinetik maksimumnya apabila energi antineutrino hampir
nol.
Contoh
Soal 2
Tuliskan
reaksi beta negatif peluruhan
kalsium-46.
Jawab
Seperti
dengan peluruhan alpha dalam Contoh 1, pertama tentukan inti induk Anda pada
tabel periodik dan tulis reaksi peluruhan dasar
Sama
seperti sebelumnya, kita lalu menentukan nilai A dan Z dari inti atom anak
akibat peluruhan beta inti induknya
A = 46 – 0 = 46
Z = 20 - (-1) = 21
Jadi, inti atom anak tersebut
pastilah Scandium karena memiliki 21 proton
2) Peluruhan Beta Plus (ß+)
Peluruhan beta plus (ß+) adalah proses perubahan
dari proton menjadi neutron (sebagai inti anak) dan pemancaran elektron
disertai dengan pembebasan sebuah neutrino (v) dan dinyatakan dengan persamaan
peluruhan. Pada peluruhan beta plus tidak dapat terjadi dalam
isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses “penciptaan” massa, karena
massa neutron (sebagai inti anak) ditambah massa positron dan neutrino lebih
besar daripada massa proton (sebagai inti induk).
Contoh
Soal 3
Kalium-40
dikenal sebagai beta meluruh positif. Tuliskan persamaan peluruhan
untuk
reaksi ini.
Jawab
Kita
perlu untuk mengumpulkan info tentang kalium-40 dan kemudian menulis
persamaanya
Sama
seperti sebelumnya, kita terlebih dahulu mencari nilai A dan Z untuk inti atom anak ini dengan mengurangkan nilai
partikel beta memiliki dari inti induk
A = 40 – 0 = 40
Z = 19 - 1 = 18
Sehingga,
inti atom anak tersebut pastilah Argon, karena hanya memiliki 18 proton
b.
Karakteristik Partikel/Sinar Beta
Dibandingkan dengan partikel alfa,
partikel beda adalah sangat kecil. Partikel beta (negatif) ini memiliki satu
satuan muatan elementer negatif dan massanya dapat diabaikan terhadap massa
partikel alfa. Partikel beta ini pada dasarnya identik dengan elektron yang
mengorbit di atom penyerap (dengan muatan listrik yang sama), dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi langsung dengan gaya tolak coulomb terhadap elektron yang
mengorbit tersebut. Partikel beta ini dapat pula menyebabkan terjadinya
eksitasi bila energinya tidak cukup besar untuk dapat membuat elektron orbit
lepas dari sistem atom. Partikel beta dapat menimbulkan ionisasi langsung lebih
sedikit dari pada partikel alfa dan dapat bergerak lebih jauh di dalam bahan
penyerap.
a)
Daya Jangkau Sinar Beta
Sinar beta, baik elektron atau positron, keduanya
termasuk kelompok partikel ringan bermuatan. Besar massa diam dan muatan
elektriknya juga sama, hanya tandanya saja yang berlawanan. Kecepatan gerak di
udara antara 0,32 c sampai 0,7 c. Jejak partikel beta ini berbelok-belok karena
elektron ini mengalami hamburan di dalam bahan. Energi rata-rata elektron ini
(1/3) Kmax, sedangkan untuk positron 0,4 Kmax. Panjang
jangkaun partikel ini di medium dinyatakan dalam cm, namun kadang-kadang juga
dinyatakan dalam bentuk ketebalan densitas (density thickness, dt)
dengan satuan massa per satuan luas (mg/cm2) untuk menggantikan
jarak atau ketebalan (d).
b)
Daya Ionisasi Partikel Beta
Mekanisme hilangnya partikel beta sama dengan
mekanisme pada partikel alfa, yaitu diserap bahan yang dilewati untuk proses
ionisasi dan eksistasi. Partikel beta akan kehilangan energi 3,4 eV setiap
pembentukan satu pasang ion. Namun karena partikel beta lebih kecil (sekitar
1/7300 dari massa partikel alfa) dan muatan yang lebih rendah (1/2 dari
partikel alfa), maka konsekuensinya partikel beta dalam sepanjang jejaknya
tidak memproduksi pasangan ion per cm sebanyak yang dibentuk partikel
alfa. Partikel beta dengan energi 3 MeV mempunyai jangkaun di udara lebih dari
1.000 cm namun hanya mampu menghasilkan beberapa pasangan ion per mm sepanjang
jejaknya. Satu hal yang menarik, karena partikel beta bermuatan listrik dan bergerak
dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat inti atom, maka gaya
elektrostatik inti menyebabkan partikel beta membelok dengan tajam. Peristiwa
ini menyebabkan partikel beta kehilangan energinya dengan memancarkan gelombang
elektromagnetik yang dikenal sinar-X Bremsstrahlung. Daya tembus
sinar beta lebih besar daripada sinar alfa, sedangkan daya
ionisasi sinar beta lebih kecil dari pada sinar alfa.
Sinar beta paling energik dapat menembus 300 cm dari udara kering,
dapat menembus lempengan timbel alumunium yang cukup tebal.
Sinar beta disebut juga elektron berkecepatan tinggi.
c)
Teori Fermi tentang Peluruhan Beta
Enrico
Fermi
Sejak
masih di Roma, Fermi sudah dikenal sebagai ahli fisika yang brilian. Ia dan
kelompoknya memberi kontribusi penting terhadap banyak aspek teori dan praktik
fisika, antara lain teori statistik Fermi-Dirac, teori peluruhan beta, dan yang
paling monumental adalah penemuan neutron lambat yang menyebabkan sebuah unsur
memiliki sifat radioaktif, yang kelak menjadi dasar kerja dari sebuah reaktor
nuklir.
Teori
peluruhan beta
Karya
Fermi paling terkenal adalah teori peluruhan beta nuklir. Dalam peluruhan beta
partikel (partikel beta), dikenal identik dengan sebuah elektron dalam yang
dikatakan memiliki “negatif” muatan listrik, dilepaskan dari inti (inti) dari
sebuah atom. Hal ini meningkatkan nomor atom (jumlah proton, atau partikel
dengan “positif” muatan listrik, dikurangi jumlah elektron) dari nukleus oleh
satu unit. Fermi bekerja di luar teori peluruhan beta rinci berdasarkan gagasan
bahwa sebuah neutron (partikel tanpa muatan listrik) dalam “meluruh,” inti atau
perubahan, menjadi tiga partikel: proton, elektron (partikel beta), dan
neutrino.
d)
Emisi dan Pemanfaatan Partikel Beta
Penyinaran langsung dari partikel beta
adalah berbahaya karane emisi dari pemancar beta yang kuat bisa memanaskan atau
bahkan membakar kulit. Namun masuknya pemancar beta melalui penghirupan dari
udara menjadi perhatian yang serius karena partikel beta langsung dipancarkan
ke dalam jaringan hidup sehingga bisa menyebabkan bahaya di tingkat molekuler
yang dapat mengganggu fungsi sel. Karena partikel beta begitu kecil dan
memiliki muatan yang lebih kecil daripada partikel alfa maka partikel beta
secara umum akan menembus masuk ke dalam jaringan, sehingga terjadi kerusakan
sel yang lebih parah.
Radionuklida pemancar beta terdapat di
alam dan juga merupakan buatan manusia. Seperti halnya Potassium - 40 dan
Carbon-14 yang merupakan pemancar beta lemah yang ditemukan secara alami dalam
tubuh kita. Pemancar beta digunakan untuk medical imaging,
diagnosa, dan prosedur perawatan (seperti mata dan kanker tulang), yakni
technetium-99m, phosphorus-32, and iodine-131. Stronsium-90 adalah bahan yang
paling sering digunakan untuk menghasilkan partikel beta. Partikel beta juga
digunakan dalam quality control untuk menguji ketebalan suatu
item seperti kertas yang datang melalui sebuah system of rollers.
Beberapa radiasi beta diserap ketika melewati produk. Jika produk yang dibuat
terlalu tebal atau terlalu tipis maka radiasi dengan jumlah berbeda akan
diserap. Sebuah program computer akan memantau kualitas dari kertas yang
diproduksi tersebut berdasarkan jumlah radiasi yang diteruskan melalui kertas
tersebut, sehingga program komputer tersebut memindahkan rollers untuk
mengubah ketebalan sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan sebelumnya.
2.3
PELURUHAN GAMMA
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam
keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
(stabil) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal
dengan sinar gamma (γ). Dalam proses pemancaran foton ini, baik nomor atom atau nomor massa inti
tidak berubah.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat
energi kelebihan pada ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam
keadaan tereksitasi. Inti yang kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan
energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal dengan peluruhan gamma,
sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik yang
mempunyai energi yang sangat besar melebihi sinar X.
Peluruhan gamma (γ) merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan
energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar
gamma dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke
keadaan dasar. Saat transisi berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar
4,4 MeV) dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel
sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar-γ tidak dihasilkan inti atom baru.
Energi tiap foton adalah beda energi
antara keadaan awal dan keadaan akhir inti, dikurangi dengan sejumlah koreksi
kecil untuk energi pental inti. Energi ini berada pada kisaran 100 KeV hingga
beberapa MeV. Inti dapat pula dieksitasi dari keadaan dasar ke
keadaan eksitasi den
Sebagaimana penyelesaian persamaangelombang yang
menampilkan persamaan Helmholtz, di dalam sistem koordinat sferis dapat
dinyakan sebagai superposisi atau jumlah gelombang- gelombang dari berbagai –
bagai bilangan ℓ dalam wujud fungsi harmonik sferis Y1,
m, dimana dalam mekanika kuantum, ℓ itu
bersangkutan dengan momentum rotasi, maka sinar γ yang dipancarkan
dari inti yang tengah mengalami deexitas itu dikatakan membawa serta momentum
rotasi sedemikian hingga azas kekelan momentum rotasi dalam proses transisi
keadaan inti itu dipenuhi. Seandainya momentum rotasi inti mula –
mula adalah Li dan kemudian menjadi Lf , maka momentum
rotasi yang dibawa serta oleh sinar γ itu adalah I= Li -
Lf yang oleh adanya kaidah kuantisasi ruang, berlaku
aturan pilih
Li - Lf ≤ 1≤ Li +
Lf
Selanjutnya mengingat persamaan laplance di dalam sistem
koordinat sferis, terdefenisakanlah apa yang dinamakan multipol elektrik
Q 1,m = ∫ r 1 Y*1,m ρ
dг
Pada umumnya radiasi multipol hanya bersangkutan dengan
nilai ℓ yang kecil saja misalnya sampai ℓ = 3
saja, sebab berdasarkan analisa dengan mekanika kuantum, dapat ditunjukkan
bahwa kebolehjadian transisi akan sebanding dengan ( R/χ)21 dimana
R adalah jari – jarivolum inti dan χ = λ∕2п adalah panjang gelombang sinar λ
selaku gelombang elektromahnetikdibagi 2п. Dengan mengingat frekuensi sinar γ
harus sama dengan frekuensi perputaran proton didalam inti yang menmbulkan,
maka tentulah c/ λ = v/2пR dengan v adalah kecepatan proton melingkari inti
selain didapat
R/ χ = v/c << 1
Yang memperlihatkan bahwa ( R/ χ )21 cepat
merosot terdapat naiknya nilai ℓ.
Selanjutnya tetapan peluruhan atau tepatnya tetapan
transmisi keadaan yang dalam hal ini berupa deexsitasi, sudah tentu sebabding
dengan kebolehjadian terjadinya transisi, sehingga umur keadaan terexsitasinya
akan sebanding terbalik dengan ( R/ χ )21 yang mengingat
bilangan massa unsur yakni A menyatakan banyaknya nukleon di dalam inti yang
sebanding dengan volume inti, yang berarti R sebanding dengan A⅓ ,
serrta mengingat pula tenaga foton γ,E = hv = hc/λ yakni sebanding terbalik dengan λ, umur
keadaan terexitasi itu akan berbanding terbalik denangan E21 A21/3 yang
memperlihatkan kepekaannya terhadap vareasi tenaga sinar γ yaitu E, bilangan massa unsur A, serta
multipolaritas radiasi yang dinyatakan oleh nilai 1.
a.
Interaksi
Sinar Gamma (γ) dan Materi
Terdapat
tiga proses utama yang dapat terjadi apabila radiasi elektromagnetik melewati
suatu bahan penyerap, yaitu efek fotolistrik, hamburan Compton, dan produksi
pasangan. Ketiga proses tersebut melepaskan electron yang selanjutnya dapat
mengionisasi atom-atom lain dalam bahan. Peluang terjadinya interaksi antara
radiasi elektromagnetik dengan bahan ditentukan oleh koefisien absorbs linier
(µ). Hal tersebut dikarenakan penyerapan intensitas elektromagnetik melalui
tiga proses utama, maka nilai µ juga ditentukan oleh peluang terjadinya ketiga
proses tersebut. Sedangkan koefisien absorbs total merupakan jumlah dari ketiga
koefisien absorbs tersebut.
1) Efek Fotolistrik
Efek
fotolistrik adalah peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh elektron
yang terikat kuat oleh suatu atom sehingga elektron tersebut terlepas dari
ikatan atom. Dengan kata lain, efek fotolistrik timbul karena adanya interaksi
antara radiasi elektromagnetik dengan electron-elektron dalam atom bahan. Pada
peristiwa ini energi foton diserap seluruhnya oleh electron yang terikat kuat
oleh suatu atom sehingga electron tersebut terlepas dari ikatan inti atom.
Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron. Efek fotolistrik terutama
terjadi antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV.
2) Hamburan Compton
Hamburan Compton
terjadi apabila foton dengan energi hf berinteraksi dengan elektron bebas atau
elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron terluar dari
atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak dengan energi
kinetik tertentu disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan
foton datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan.
Kemungkinan
terjadinya hamburan Compton berkurang bila energi foton yang datang bertambah
dan bila Z bertambah.
Dalam hamburan
Compton ini, energi foton yang datang yang diserap atom diubah menjadi energi
kinetik elektron dan foton hamburan. Perubahan panjang gelombang foton hamburan
dari λ menjadi λ’ dirumuskan
∆ λ=λ’
– λ =
h/me c ( 1 – cos θ )
dengan memasukkan
nilai-nilai h, m dan c diperoleh
∆ λ ( A ) = (0242,0 ) ( 1 – cos θ )
Hamburan foton
penting untuk radiasi elektromagnetik dengan energi 200 keV hingga 5 MeV dalam
sebagian besar unsur-unsur ringan.
Contoh
Soal 4
Tulis
seri peluruhan untuk Thorium-226 menjadi
Astatine-214
Jawab
Tanpa
melihat barang-barang naik kita tidak memiliki cara untuk menjadi tertentu yang
meluruh akan terjadi, tapi kita bisa membuat beberapa tebakan dan melihat
apakah kita berakhir di tempat yang tepat. Kami akan meninggalkan apapun
peluruhan gamma di sini, karena mereka tidak mengubah salah satu nomor nukleon.
Untuk
menghemat ruang, dan karena kita dapat mengetahui apa jenis kerusakan yang
terjadi dari produk, terkadang kita menulis rantai peluruhan yang melompat
partikel pembusukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar