Hy....Terimakasih atas kunjungannya....Jangan lupa kunjungi juga di channel kami di zoe triani ...ok..ok ^-^
Kamis, 05 November 2015
Gaya Nuklir
GAYA NUKLIR
6.1 Pendahuluan
Seperti yang
disebutkan pada bagian awal, dua masalah utama dari fisika nuklir adalah yang
pertama adalah untuk memahami gaya aksi
alami nukleus dan yang kedua untuk menjelaskan sifat-sifat sebuah inti kompleks
(sistem inti banyak) dalam bagian dari gaya nuklir. Masalah-masalah ini,
meskipun nyatanya berhubungan, pada
dasarnya berbeda, untuk umumnya, jika gaya nuklir diketahui dengaan jelas,
masih tetaap ada masalah pada hubungan dengan sebuah sistem partikel banyak.
Hal ini di bahas pada fisika klasik.
Informasi
lebih banyak tentang gaya antara dua inti dapat diperoleh dari sistem dua
nukleon paling sederhana, deuteron, dan dari proton-proton sebaik hamburan neutron-proton.
Di sisi lain, hamburan neutron-neutron tidak dapat diselidiki dengan fluks
neutron yang tersedia saat ini. Interpretasi dari percobaan seperti yang
dibahas pada apendiks A, menyokong aspek jarak pendek dari bagian dominan dari
gaya nuklir. Jarak sekitar 2 F dan sebuah potensial menarik dari aproksimasi 30
Mev telah ditemukan. Jika gaya
direpresentasikan dengan oleh sebuah interaksi potensial.
Interaksi
dua nukleon dapat berwujud interaksi proton-proton, neutron-neutron dan
proton-neutron. Pada interaksi proton-neutron pada keadaan terikat dihasilkan
inti baru yang disebut deuteron.
Deuteron merupakan sistem yang hanya memiliki satu keadaan terikat. Deuteron
tak memiliki keadaan tereksitasi.
Dalam
inti terjadi interaksi antar nukleon-nukleon penyusunnya. Jika nukleon-nukleon
tersebut adalah proton-proton yang didekatkan, secara elektrostatis
proton-proton dalam inti atom akan berusaha saling menjauhkan diri karena
adanya pengaruh gaya tolak menolak Coulomb (gaya elektrostatis) yang akan makin
besar jika jarak proton-proton makin dekat. Fakta lain menunjukkan bahwa
proton-proton seolah-olah menyatu dan terikat bersama dengan sangat kuat pada
jarak yang sangat dekat (sekitar 1,4 fm), yang mana secara elektrostatis
proton-proton tidak mungkin menyatu. Apapun yang mengikat proton-proton
tersebut menjadi sebuah inti, menurut para fisikawan ada gaya yang sangat kuat
dan jauh lebih besar dibanding gaya tolak elektrostatik yang menentangnya. Gaya
tersebut dinamakan “gaya inti” (gaya kuat).
Gaya
inti dinamakan gaya kuat (strong force)
karena gaya ini merupakan gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui. Gaya
inti (strong force) memiliki
jangkauan sangat pendek, yaitu hanya sejauh ukuran inti (sekitar 1,4 fm). Pada
jarak lebih dari 1,4 fm gaya ini akan melemah dan akhirnya menjadi nol.
Sehingga ketika kedua proton terpisah agak jauh, yang ada hanya gaya tolakan
elektrostatik Coulomb, sementara gaya nuklirnya bernilai nol. Untuk itu para
ahli fisika mengusulkan teori tentang gaya
inti, yaitu gaya tarik menarik antara partikel penyusun inti dengan
sifat-sifat :
1. Gaya
inti tidak disebabkan oleh muatan partikel atau bukan merupakan gaya listrik.
2. Gaya
harus sangat kuat atau harus jauh lebih besar dari pada gaya elektrostatis
3. Gaya
inti merupakan gaya dekat artinya gaya ini hanya bekerja jika kedua partikel
dalam inti cukup dekat (berada pada jarak tertentu sekitar 10-15 m).
Jika gaya inti bekerja juga sampai jarak yang jauh, maka seluruh partikel di
jagad raya akan berkumpul menjadi satu, sesuatu yang belum pernah terjadi.
4. Gaya
inti tidak bekerja pada jarak yang sangat dekat sekali, karena pada keadaan ini
akan berubah menjadi gaya tolak. Jika gaya inti bekerja juga pada jarak yang
sangat dekat, maka semua neutron akan menjadi satu.
5. Gaya
inti antara dua partikel tidak tergantung pada jenis partikelnya. Artinya gaya
inti terjadi pada proton-proton, proton-neutron, dan neutron-neutron.
Model
yang berhasil menjelaskan asal usul gaya berjangkauan pendek ini adalah model
gaya tukar (exchange force) atau
dalam interaksinya proton dan neutron mengalami proses pertukaran meson (-meson) di antara
mereka. Pertukaran meson diusulkan oleh Yukawa pada tahun 1935 yang
dikenal sebagai Teori Medan Meson.
6.2 Teori Meson Gaya Nuklir
Bagaimana sebuah molekul saling mengikat dengan pertukaran
elektron antara atom komponennya. Apakah mungkin mekanisme yang serupa itu
bekerja di dalam inti dengan nukleon komppone saling ikat dengan pertukaran
sejenis partikel tertentu antara nukleon itu?
Pendekatan pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut
dilakukan dalam tahun 1932 oleh Heisenberg yang mengusulkan bahwa elektron dan
positron bolak-balik antara nukleon-nukleon. Sebuah neutron, misalnya, dapat
memancarkan elektron dan menjadi sebuah proton, sedangkan sebuah proton dapat
menyerap elektron menjadi sebuah neutron. Namun perhitungan berdasarkan data
peluruhan beta menunjukkan bahawa gaya yang timbul ari pertukaran elektron dan
postron oleh nukleon terlalu kecil dengan faktor 1014 , supaya
berperan dalam struktur nuklir
6.2.1
Pion
Seorang fisikawan Jepang Hideki Yukawa lebih berhasil dengan
pengusulannya yang dianjurkan dalam tahun 1935 yang menyatakan bahwa terdapat
partikel dengan besar massa antara elektron dan nukleon yang bertanggung jawab
atas adanya gaya nuklir. Sekarang partikel ini disebut pion. Pion dapat
bermuatan ( ) atau netral (), dan merupakan anggota kelas partikel
elementer yang secara kolektif disebut meson; kata pion ialah singkatan dari
nama asalanya meson.
6.2.2
Pertukaran pion menimbulkan gaya antara
neuklon
Menurut teori Yukawa, setiap nukleon terus menerus
memancarkan dan meyerap pion. Jika terdapat nukleon lain didekatnya, pion yang
dipancarakan dapat menyeberang alih-alaih kembali ke nukeon induknya; transfer
momentun yang mentertainya setara dengan aksi gaya.
Gaya nuklir saling-tolak pada jangakauan sangat pendek dan
saling-tarik pada jarak nukleon-nukleon yang agak jauh, karena jika tidak
demikian nukleon dalam inti akan menyatu, dan salah satu kekuatan teori meson
untuk gaya seperti itu ialah kedua aspek itu tercakup. Tidak terdapat cara
sederhana untuk menunjukkan yang pertama secara formal, tetapi analogi yang
kasar dapat mengurangi materi konsep tersebut. Marilah kita bayangkan dua orang
anak saling menukar bola basket (gambar 6.2). jika mereka saling melempar bola
itu, anak itu bergerak mundur, dan ketika mereka menangkap bola yang
dilemparkan kepadanya, momentum mundurnya bertambah. Jadi metode pertukaran
bola basket ini menhasilkan efek yang sama sebagai gaya tolak antara anak-anak
itu. Jika anak-anak itu saling mengambil bola basket dari tangan anak lainnya,
hasilnya adlah gaya tarik timbul diantara mereka.
(a)
(b)
Gambar
6.1(a) gaya tolak yang timbul karena pertukaran energi (b) gaya tarik yang
timbul karena pertukaran energi
6.2.3
Prinsip ketaktentuan mengizinkan energi
tidak kekal sementara
Suatu persoalan pokok timbul disini. Jika nukleon
berkesinambuangan memancarkan dan menyerap pion, mengapa neutron dan proton
tidak pernah didapatkan mempunyai massa yang lain dari massa biasanya?
Jawabanya terletak pada prinsip ketaktentuan. Hukum fisika hanya mengacu pada
kuantitas terukur, dan prinsip ketaktentuan membatasi ketepatan suatu kombinasi
pengukuran yang dapat dilakukan. Pemacaran sebuah pion oleh sebuah nukleon yang
tidak berubah massa merupakan pelanggaran yang jelas terhadap hukum kekekalan
energi dapat terjadi asal saja nukleon itu menyerap kembali pion lain yang
dipancarkan oleh nukleon tetangga, sehingga secara prinsip tidak bisa
ditentukan apakah sebenarnya terjadi perubahan massa.
Dari
prinsip ketaktentuan dalam bentuk
................................... (6.1)
Suatu
kejadian dimana sejumlah energi tak kekal tidak dilarang, asal saja selang
waktu kejadian itu tidak melebihi ħ/. Persyaratan ini dapat dipakai untuk
memperkirakan massa pion.
6.2.4
Perkiraan massa pion
Marilah
kita anggap sebuah pion bergerak diantara nuleon-nukleon dengan kelajuan v; ini berarti pemancaran pion bermassa
m, menyatakan penyimpangan energi sementara sebesar (energi kinetik pion diabaikan; dan bahwa . Gaya nuklir memiliki jangkauan
maksimum r sekitar 1,7 fm, dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak sejauh
itu (Gambar 6.2).
................................... (6.2)
Kita
dapatkan
................................... (6.3)
Gambar
6.2 Prinsip ketaktentuan mengizinkan penciptaan, transfer, dan pemusnahan pion
terjadi tanpa melanggar hukum kekelan energi asal saja urutan terjadinya cukup.
Disini pion positif yang dipancarkan oleh proton diserap oleh neutron; hasilnya
proton menjadi neutron dan neutron menjadi proton.
Sehingga
menghasilkan sebagai berikut:
Besaran itu kira-kira 230 kali
massa diam elektron me. Selang tahun setelah usul Yukawa, partikel
yang sifatnya telah di ramalkanya betul-betul di temukan. Massa diam poin
bermuatan ialah 273 me dan
poin netral ialah 264 me, tidak jauh dari perkiraan di atas.
Terdapat dua faktor yang menyebabkan di temukanya poin bebas
agak terlambat. Pertama, harus terdapat
energi yang cukup untuk di berikan pada nukleon, sehingga pemancaran sebuah
pion memenuhi kekekalan energi. Jadi
sekurang-kurangnya energi sebesar e , atau sekitar 140 MeV di perlukan.
Untuk menyediakan energi sebesar itu untuk nukleon dalam suatu tumbukan,
partikel yang datang harus berenergi kinetik jauh lebih besar dari c2 supaya momentum dan
energinya kekal. Partikel dengan energi kinetik bebera[pa ratus MeV di perlukan
untuk menghasilkan pion bebas, dan partikel seperti itu terdapat dalam alam
hanya dalam arus difusi radiasi kosmik yang datang ke bumi. Jadi penemuan pion harus
menunggu perkembangan metode yang cukup peka dan tepat dalam penelitian
interaksi sinar kosmik.
Penyebab kedua tertundanya penemuan
eksperimental dari pion ialah ketakmantapan umur rata-rata pion bermuatan ialah
2,6 x 10-8 s dan pada pion netral ialah 8,4 x 10-17 s.
Umur 0 demikian pendeknya sehingga keberadanya
baru di dapatkan secara meyakinkan dalam tahun 1950. Modus peluruhan + , - , dan 0 .
Walaupun teori messon gaya nuklir masih
jauh dari keterangan lengkap mengenai sifat nuklir seperti teori kuantum dari
atom dapat menerangkan sifat atomik, tetapi teori itu telah berhasil
menerangkan beberapa hasil pengamatan yang cukup membingunkan orang. Misalnya,
melalui analogi dengan momen magnetik elktron kita bisa mengharapkan momen
magnetik proton ialah eħ/2mp dan neutron yang tak bermuatan momen
magnetiknya 0. Kenyataanya momen magnetik proton adalah2,8 (eħ/2mp)
dan neutron ialah -1,9 eħ/2mp ). Kelihatanya cukup nalar untuk
menerangkan penemuan ini dengan menyatakan pion bermuatan terus menerus di
pancarkan dan di serap oleh nukleon sehingga selalu berada di sekitar nukleon
itu. Karena pion yang di pancarkan proton ialah + dan - , momen magnetiknya harus bertanda
berlawanan dengan proton.
Meson yang lebih berat dari pion juga
di temukan, massanya ternyata seribu kali lebih besar dari massa elektron.
Kontribusi meson pada gaya nuklir menurut persamaan 6.4 di atas terbatas pada
jarak yang lebih pendek dari pada karakteristik pion.
DAFTAR
PUSTAKA
Beiser,
Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern.
Jakarta: Erlangga
Wiyatmo,
Yusman. 2006. Fisika Nuklir dalam Telaah
Semi-Klasik dan Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Langganan:
Postingan (Atom)